Beberapa wilayah di DKI Jakarta mengalami kelangkaan dan kenaikan harga air minum dalam kemasan karena banjir. Pengusaha mengatakan kedua kondisi tersebut terjadi akibat masalah distribusi dan kepanikan masyarakat sehingga meningkatkan permintaan air minum kemasan.
Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin), Sudarman Bolo, mengaku kondisi yang terjadi pada saat ini terkait dengan pasokan air minum mirip saat hari raya. "Di mana jika saat Lebaran ada pembatasan kendaraan distribusi tidak boleh lewat sehingga muncul kelangkaan air minum. Bedanya kalau sekarang kendaraan pasokan sulit lewat karena terhalang banjir," ujar dia kepada Liputan6.com, Sabtu 919/1/2013).
Padahal, menurut dia, produksi air minum dari para produsen masih normal. Kesulitan hanya muncul dari sisi distribusi. Selama ini pasokan air minum kemasan untuk wilayah DKI Jakarta sebagian besar berasal dari produsen yang berdomisili di Sukabumi, Jawa Barat.
Sudarman mengaku pemenuhan pasokan air minum rata-rata hanya selama 1 hari. Pengusaha juga akan kesulitan jika mereka harus menumpuk barang lebih lama karena pengiriman yang tidak bisa dilakukan. Keterbatasan penumpukan barang terkait keberadaan gudang yang mereka miliki.
Sedangkan perihal harga, menurut dia, kenaikan terjadi akibat kepanikan di masyarakat akan kelangkaan air minum. Mereka kemudian melakukan penambahan stok. Kondisi ini membuat pedagang meningkatkan harga jualnya. "Jadi hukum ekonomi jalan. Kalau dari produsen kami memastikan sampai hari ini tidak ada perubahan harga.
Perihal kepastian pasokan normal kembali, dia mengaku tidak bisa memprediksi waktunya sehingga kelangkaan dan tingginya harga dapat segera teratasi. "Kami harap semoga segera baik dan bisa lakukan percepatan suplai amdk di wilayah Jakarta. Kondisi ini tergantung situasi kapan jalan dapat kembali dilalui kendaraan," lanjut dia. (Nur)
Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin), Sudarman Bolo, mengaku kondisi yang terjadi pada saat ini terkait dengan pasokan air minum mirip saat hari raya. "Di mana jika saat Lebaran ada pembatasan kendaraan distribusi tidak boleh lewat sehingga muncul kelangkaan air minum. Bedanya kalau sekarang kendaraan pasokan sulit lewat karena terhalang banjir," ujar dia kepada Liputan6.com, Sabtu 919/1/2013).
Padahal, menurut dia, produksi air minum dari para produsen masih normal. Kesulitan hanya muncul dari sisi distribusi. Selama ini pasokan air minum kemasan untuk wilayah DKI Jakarta sebagian besar berasal dari produsen yang berdomisili di Sukabumi, Jawa Barat.
Sudarman mengaku pemenuhan pasokan air minum rata-rata hanya selama 1 hari. Pengusaha juga akan kesulitan jika mereka harus menumpuk barang lebih lama karena pengiriman yang tidak bisa dilakukan. Keterbatasan penumpukan barang terkait keberadaan gudang yang mereka miliki.
Sedangkan perihal harga, menurut dia, kenaikan terjadi akibat kepanikan di masyarakat akan kelangkaan air minum. Mereka kemudian melakukan penambahan stok. Kondisi ini membuat pedagang meningkatkan harga jualnya. "Jadi hukum ekonomi jalan. Kalau dari produsen kami memastikan sampai hari ini tidak ada perubahan harga.
Perihal kepastian pasokan normal kembali, dia mengaku tidak bisa memprediksi waktunya sehingga kelangkaan dan tingginya harga dapat segera teratasi. "Kami harap semoga segera baik dan bisa lakukan percepatan suplai amdk di wilayah Jakarta. Kondisi ini tergantung situasi kapan jalan dapat kembali dilalui kendaraan," lanjut dia. (Nur)