Sukses

Daftar Lengkap Harga BBM di ASEAN, Indonesia Termurah atau Termahal?

Harga minyak dunia terus merangkak naik, mau tak mau harga BBM pun juga ikut menyesuaikan. Di ASEAN, negara mana yang jual BBM paling murah dan paling mahal?

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia terus merangkak baik. Bahkan saat ini sudah berada di di atas USD 110 per barel. Tingginya harga minyak dunia ini tentu saja mempengaruhi harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membagikan data harga BBM di beberapa negara di ASEAN. Apakah Indonesia termasuk yang termahal?

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, pemerintah menetapkan batas atas harga BBM umum RON 92 atau BBM nonsubsidi untuk Maret 2022 sebesar Rp 14.526 per liter. Harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran. Formula tersebut termasuk harga minyak dunia. 

Harga Jual BBM RON 92 di SPBU saat ini bervariasi tergantung para Badan Usaha. Terdapat beberapa Badan Usaha yang menjual BBM di Indonesia yaitu Pertamina, Shell, Vivo, BP - AKR. 

"Yang pasti saat ini semua SPBU menjual RON 92 di bawah harga batas atas tersebut, di berbagai SPBU tercatat kisaran Rp 11.000-14.400 per liter, kecuali Pertamina saat ini masih menjual RON 92 atau Pertamax cukup rendah sebesar Rp 9.000 per liter." jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (21/3/2022).

"Untuk harga BBM jenis umum memang ditetapkan badan usaha, yang penting tidak boleh melebihi batas atas yang ditetapkan yaitu Rp 14.526 per liter untuk Maret 2022," tambahnya.

Jika melihat harga BBM nonsubsidi di Indonesia tersebut apakah termasuk mahal? Agung pun memberikan gambaran kisaran harga BBM non-subsidi di beberapa negara ASEAN. Untuk di Singapura di angka Rp 30.800 per liter, Thailand Rp 20.300 per liter, Laos Rp 23.300 per liter dan Filipina Rp 18.900 per liter.

Untuk Vietnam Rp 19.000 per liter, Kamboja Rp 16.600 per liter dan Myanmar Rp 16.600 per liter.

2 dari 2 halaman

Pengamat Sebut Wajar Harga BBM Nonsubsidi Naik Ikut Mekanisme Pasar

Harga minyak mentah dunia terus naik imbas berbagai faktor di pasar global. Seiring kenaikan komoditas tersebut, harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi mulai dari Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamina Dex dinilai wajar dinaikkan melihat kondisi yang ada.

Selama ini, pengguna ketiga jenis BBM tersebut merupakan masyarakat kelompok menengah ke atas. Piter Abdullah, Research Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai kenaikan harga BBM nonsubsidi juga tidak mengganggu daya beli masyarakat.

Penyesuaian harga BBM berkualitas yang ramah terhadap lingkungan itu juga tidak banyak berdampak pada indikator ekonomi makro.

“Harga Pertamax idealnya naik sesuai harga keekonomiannya,” kata Pieter melansir Antara di Jakarta, Selasa (15/3/2022),

Tahun ini, Pertamina diketahui telah dua kali menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo, Pertamax Dex, dan Dexlite, untuk menyesuaikan kenaikan harga minyak dunia yang mencapai lebih dari 100 per barel.

Namun, Pertamina belum menaikkan harga Pertamax. Bahkan sejak lebih dari dua tahun terakhir harga Pertamax tidak naik.

Menurut Piter, harga BBM jenis Pertamax, seperti juga Pertamax Turbo dan Pertamina Dex, tidak disubsidi pemerintah sehingga sangat wajar harganya disesuaikan.

Apalagi harga Pertamax yang saat ini dijual Rp9.000 per liter, jauh lebih murah dibandingkan produk RON 92 lainnya dari pesaing yang dijual di kisaran Rp12 ribuan per liter.

Piter menjelaskan harga BBM nonsubsidi wajar saja naik mengikuti harga pasar. Namun Pertamina adalah BUMN yang tidak semata berorientasi bisnis sehingga juga harus mempertimbangkan kepentingan nasional dan kepentingan masyarakat.