Liputan6.com, Jakarta Mark Zuckerberg yang merupakan miliarder sekaligus pendiri Facebook berpesan kepada para kaum muda untuk lebih fokus menjalin relasi atau hubungan dibanding fokus secara objektif.
Dia mengatakan hal tersebut saat berkesempatan hadir dalam episode Lex Fridman Podcast baru-baru ini.
Baca Juga
Kepada seorang ahli komputer MIT Lex Fridman, Zuckerberg menuturkan bahwa kemampuan dirinya pada saat meluncurkan Facebook tahun 2004 bukan karena putus kuliah atau pun mengabaikan minat lainnya. Akan tetapi, karena koneksi pribadi yang telah dibangun sejak saat masih di sekolah.
Advertisement
Dia menjelaskan, dengan siapa Anda menghabiskan waktu ketika di sekolah atau perguruan tinggi itu adalah hal penting yang dapat dibuat seorang siswa atau mahasiswa.
“Anda menjadi orang-orang di sekitar Anda. Saya pikir mungkin orang juga, secara umum, fokus pada tujuan dan mungkin tidak cukup fokus pada koneksi dan orang-orang yang pada dasarnya mereka membangun hubungan,” jelasnya seperti melansir CNBC, Selasa (22/3/2022).
Seperti yang dialami Zuckerberg, saat itu dia bertemu dengan co-founder Facebook Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, Chris Hughes dan Andrew McCollum yang merupakan mahasiswa di Universitas Harvard pada awal 2000-an.
Mereka melakoni bisnis yang kemudian merevolusi media sosial dan menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia.
Sebagai informasi, Meta saat ini memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD 582,58 miliar.
Meski saat ini orang-orang tersebut telah berpisah dengan Zuckerberg, tetapi dirinya mengatakan tetap memprioritaskan hubungan. Terkait hal ini pun berlaku terutama bagi perekrutan karyawan, katanya.
Dia mengatakan lebih lanjut, “Saya hanya akan mempekerjakan seseorang yang bekerja untuk saya jika saya bisa melihat diri saya bekerja untuk mereka.”
Strategi tersebut, kata Zuckerberg, mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih kohesif dan lebih produktif.
Pesan Lainnya
Jika Anda bekerja dengan orang-orang yang berbagi nilai-nilai Anda pada tingkat manusia, kemungkinan besar Anda akan mencapai tujuan kerja bersama dengan lancar. Ini semua tentang menemukan kecocokan pribadi, tidak seperti memilih teman atau pasangan, tuturnya.
Di samping itu, memprioritaskan hubungan di atas tujuan juga dapat membantu menjelaskan beberapa keputusan bagi seorang Zuckerberg.
Misalnya, dalam memo tahun 2016 yang pertama kali muncul di Hacker News, Zuckerberg membela anggota dewan Peter Thiel, seseorang yang dermawan dalam kampanye presiden Donald Trump 2016.
Zuckerberg menulis bahwa mempertahankan Thiel di dewan lebih penting daripada pukulan balik yang mungkin diterima perusahaan.
Memang, langkah itu mungkin memiliki konsekuensi. Banyak kritikus percaya dengan Zuckerberg atas kesetiaannya kepada Thiel, investor awal Facebook.
Hal ini pun mungkin telah memengaruhi cara Facebook memantau atau mengabaikan informasi yang salah di platform media sosial menjelang pemilihan 2016 dan 2020.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Advertisement