Liputan6.com, Jakarta - Rupiah ditutup menguat 6 poin pada perdagangan Senin sore, 21 Maret 2022 meski sebelumnya sempat melemah 20 poin di Rp 14.336. Pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah di posisi 14.340.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah berpotensi menguat pada perdagangan Selasa, 22 Maret 2022.
"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat tipis direntang Rp 14.320 hingga Rp 14.370,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin (21/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan dolar Amerika Serikat, berhasil bangkit kembali pada Jumat dari penurunan yang terjadi baru-baru ini karena pejabat Federal Reserve (the Fed) mengatakan bank sentral mungkin perlu lebih agresif untuk menangani inflasi.
Selain itu, sentimen lainnya yaitu Ukraina pada Senin menolak seruan Rusia untuk menyerahkan kota Mariupol dan tampaknya tidak ada akhir yang terlihat dari konflik yang dimulai dengan invasi Rusia pada 24 Februari.
Panggilan video Presiden AS Joe Biden dengan Presiden China Xi Jinping, di mana Biden berusaha mencegah Beijing memberikan kehidupan baru bagi invasi Rusia ke Ukraina. Pembicaraan, yang berakhir tanpa kejutan besar, membantu mendongkrak saham di Wall Street, terutama di sektor teknologi.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase padai Rabu dalam upaya untuk menjinakkan inflasi pada level tertinggi 40 tahun. Itu adalah kenaikan pertama dalam tiga tahun, dan The Fed juga mengisyaratkan kenaikan suku bunga akan datang.
St Louis Fed Presiden James Bullard, yang tidak setuju pada tindakan minggu ini mendukung kenaikan setengah poin, mengatakan pada Jumat, pejabat harus menaikkan suku bunga pinjaman semalam Fed menjadi lebih dari 3 persen tahun ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sentimen Internal
Adapun secara internal, Ibrahim Neraca Perdagangan Februari 2022 mencatatkan kinerja positif dengan surplus sebesar USD 3,83 miliar atau sekitar Rp 54,8 triliun.
Surplus perdagangan ini disebabkan nilai ekspor Indonesia yang tercatat USD 20,46 miliar lebih tinggi dari nilai impornya yang hanya USD 16,64 miliar. Sedangkan, surplus perdagangan Januari 2022 hanya sebesar USD 0,96 miliar.
“Surplus perdagangan Februari 2022 ini melanjutkan tren surplus secara beruntun sejak Mei 2020. Jika dibandingkan dengan periode Februari 2021 dan 2020 yang mengalami surplus sebesar USD 1,99 miliar dan USD 2,49 miliar, surplus perdagangan Februari 2022 lebih baik,” kata Ibrahim,
Perdagangan Februari 2022 disumbang oleh perdagangan non migas sebesar USD 5,73 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar USD 1,91 miliar. Beberapa negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Amerika Serikat (AS), Filipina, dan Jepang menyumbangkan surplus perdagangan terbesar yang mencapai USD 3,14 miliar.
Di sisi lain, konflik Rusia-Ukraina yang terjadi sejak akhir Februari 2022 ternyata belum memberikan dampak terhadap kinerja perdagangan bilateral Indonesia dengan kedua negara tersebut.
Ekspor dan impor Indonesia-Ukraina pada Februari 2022 masih menunjukkan peningkatan dan mencatatkan surplus perdagangan sebesar USD 3,60 juta.
Sementara, ekspor dan impor Indonesia-Rusia justru mengalami penurunan dan membukukan defisit perdagangan sebesar USD 4,88 juta di periode yang sama.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari hingga Februari 2022 mengalami surplus USD 4,79 miliar, melebihi surplus perdagangan periode Januari sampai Februari 2021 yang hanya mencapai USD 3,95 miliar.
Advertisement