Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Pulp (Bubur Kertas) dan Kertas Indonesia (APKI) terus berupaya mengawal pengembangan Industri Pulp dan Kertas untuk terus bisa berdaya saing dalam tingkat nasional, regional dan internasional. Hal ini melalui peningkatan awareness terhadap isu-isu yang tengah berkembang di dunia dan masyarakat, termasuk dalam hal memenuhi berbagai instumen dalam aspek Lingkungan, seperti Sosial dan Tata Kelola (ESG).
Dalam rangka mempersiapkan garis besar kebijakan organisasi dan penigkatan awareness terhadap isu ESG, APKI mengadakan agenda seminar internasional bertajuk Promoting ESG Based Competitiveness of Pulp and Paper Industry: A Lesson Learned From International Point of View.
Ketua Umum APKI, Aryan Warga Dalam, mengatakan bahwa industri pulp dan kertas memiliki potensi daya saing yang kuat dan didukung dengan terus dilakukannya pengembangan teknologi seperti otomasi dan digitalisasi untuk menyongsong daya saing industri pulp dan kertas kedepannya.
Advertisement
“Industri Pulp dan Kertas Indonesia terus berupaya untuk terus dapat bertahan dan mengembangkan industri meskipun pada masa ini terus ditekan oleh berbagai pihak seperti tuduhan pelanggaran lingkungan oleh NGO, Hambatan Perdagangan tarif tinggi, tuduhan trade remedies dan juga hambatan non tarif, belum lagi saat ini konstelasi antar negara tengah tinggi tensinya salah satunya dengan adanya agresi militer Rusia ke Ukraina yang berpotensi memicu perang, juga mau tidak mau bisa berimbas pada industri karena menyebabkan semakin kontainer dan terhambatnya logistik dunia," tutur Aryan dalam keterangan tertulis di Jakart, Senin (21/3/2022).
“Hasil diskusi hari ini diharapkan dapat menjadi bahan dan materi pembelajaran bagi pelaku industri pulp dan kertas Indonesia untuk mengembangkan industrinya serta menjadi dasar penyusunan kebijakan pada kepengurusan APKI mendatang” Tambah Aryan.
Seraya dengan Aryan, Direktur Eksekutif APKI, Ibu Liana Bratasida menyimpulkan agar kedepannya, Industri Pulp dan Kertas terus bisa bertumbuh dan maju menjadi juara di tingkat ASEAN, Asia dan bahkan Dunia serta terus bisa mengikuti isu-isu yang berkembang di dunia.
“Saat ini Indonesia peringkat 1 di ASEAN, peringkat 3 untuk pulp dan peringkat 4 untuk kertas dittingkat ASIA, serta peringkat 8 untuk pulp dan peringkat 6 untuk kertas ditingkat Dunia dengan kontribusi 3,84 persen untuk GDP non migas. Kedepannya harus optimis untuk dapat dipertahankan dan bahkan terus ditingkatkan” ujar Liana Bratasida.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tingkatkan Kinerja
Dia mengungkapkan, pelaku bisnis industri pulp dan kertas memiliki komitmen yang sangat kuat terhadap keberlanjutan dengan meningkatkan kinerja mereka baik pada ESG atau langkah-langkah keberlanjutan lainnya, serta berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," ungkapnya.
"Namun, pada saat yang sama, Dunia Usaha dan Industri juga berharap adanya pemahaman dan persepsi yang sama tentang apa saja persyaratan atau standar ESG yang dapat disepakati. Pertemuan G20 yang akan dilakukan tahun ini akan menjadi forum yang tepat untuk membahas ESG, dan saya berharap juga melalui forum B20 yaitu perwakilan komunitas bisnis di bawah G20, akan membahas lebih lanjut bagaimana meningkatkan kinerja ESG dan mengkomunikasikannya secara global," lanjut Liana.
Tahun 2022 ini juga menandakan usia ke 53 tahun APKI. Organisasi yang mewadahi dan merupakan forum diskusi bagi pelaku industri pulp dan kertas di Indonesia ini, pada Maret 2022 juga akan menyelenggarakan Kongres APKI 2021 bertemakan “Peluang dan Tantangan Industri Pulp dan Kertas Berbasis ESG” yang akan dilaksanakan pada Rabu-Kamis 23-24 Maret 2022 di Grand Hyatt Hotel, Jakarta.
Advertisement