Sukses

Harga Emas Kembali Naik karena Eskalasi Perang Rusia dan Ukraina

Pekan lalu, harga emas turun lebih dari 3 persen di tengah harapan adanya kemajuan dalam pembicaraan perdamaian antara Rusia dengan Ukraina.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Senin karena pertempuran di Ukraina mendorong permintaan akan logam mulia safe haven seperti emas. Sementara para investor tengah mencermati pembicaraan damai antara Moskow dengan Kiev.

Mengutip CNBC, Selasa (22/3/2022), harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi USD 1.931,16 per ons pada pukul 17.51 GMT. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk April sebagian besar tidak berubah di USD 1.929,50 per ons.

"Eskalasi sekitar Ukraina akan mendorong aliran safe haven yang signifikan ke emas, harga emas akan bergerak lebih tinggi jika kita melihat sanksi yang memicu lonjakan komoditas lain," kata analis senior OANDA, Craig Erlam.

Menteri Luar Negeri Turki pada hari Minggu kemarin mengatakan Rusia dan Ukraina hampir mencapai kesepakatan soal isu-isu kritis. Tetapi permintaan untuk aset berisiko melemah dan harga minyak naik karena pertempuran antara Rusia dan Ukraina berlanjut.

Sementara desas-desus potensi kompromi selama akhir pekan membawa harga emas turun dari level tertingginya, "Tempat peluncuran emas berikutnya adalah area USD 1.900," kata kepala investasi Cabot Wealth Management Rob Lutts.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Suku Bunga AS

Pekan lalu, harga emas turun lebih dari 3 persen di tengah harapan adanya kemajuan dalam pembicaraan perdamaian antara Rusia dengan Ukraina serta kenaikan suku bunga AS.

Presiden Bank Sentral Atlanta Raphael Bostic mengatakan pada hari Senin bahwa dia terbuka untuk pengetatan kebijakan yang lebih agresif, sambil memperkirakan enam kenaikan suku bunga untuk tahun 2022.

Pasar menyiratkan peluang 50-50 untuk kenaikan setengah poin di bulan Mei dan peluang yang lebih besar lagi di bulan Juni.

"Bahkan jika perkiraan kenaikan suku bunga the Fed menjadi kenyataan, inflasi akan tetap menjadi tantangan di depan, dan suku bunga riil negatif, menjaga lingkungan positif untuk emas dalam jangka menengah," tulis analis logam mulia Heraeus.