Liputan6.com, Jakarta Ketua The Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell telah membunyikan alarm tentang lonjakan inflasi yang mencapai 7 persen, alias tertinggi dalam 40 terakhir. Powell pun berjanji akan mengambil tindakan keras.
Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengatakan jika inflasi tinggi, suku bunga tinggi dipastikan akan mengerem investasi, yang berarti momentum pemulihan ekonomi bisa terpengaruh.
Baca Juga
“Kalau inflasi tinggi, suku bunga tinggi, pasti akan mengerem investasi dan ini berarti momentum pemulihan ekonomi bisa terpengaruh, konsumsi tergerus oleh inflasi, investasi tergerus,” kata Menkeu dalam economic outlook, Rabu (22/3/2022).
Advertisement
Disisi lain, hadirnya berbagai peristiwa Covid-19 hingga konflik Rusia dan Ukraina juga mempengaruhi kemampuan ekonomi global untuk tumbuh.
Namun, saat ini pandemi Covid-19 cukup terkendali tapi muncul tantangan baru dari konflik di Rusia-Ukraina. Menkeu menyebut, konflik itu mendorong kenaikan harga energi dan sejumlah komoditas, sehingga mendisrupsi suplai secara global. Alhasil, inflasi secara global terus meningkat.
“Konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan spillover ke seluruh dunia, yaitu kenaikan harga-harga komoditas. Kenaikan harga komoditas sebetulnya sudah mulai muncul karena pemulihan ekonomi mengalami disrupsi dari sisi supply-nya,” ujarnya.
Demikian, tingginya inflasi membuat berbagai negara memberlakukan kebijakan untuk menjaga perekonomian. Namun, yang menjadi perhatian global adalah langkah The Fed yang akan menaikkan suku bunga, tujuannya untuk menjaga laju inflasi.
Sri Mulyani Ungkap Jasa Besar Vaksin dalam Pulihkan Ekonomi Indonesia
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, vaksinasi berperan dalam mempercepat pemulihan ekonomi di Indonesia. Hal itu disampaikan dalam economic outlook, Rabu (22/3/2022).
Menkeu menjelaskan, yang menghadapi pandemi tidak hanya Indonesia melainkan juga dunia. Hal itu menyebabkan ekonomi dunia terkontraksi hingga 3,1 persen di tahun 2020, sementara Indonesia terkontraksi 2,7 persen.
“Nah, kalau kita lihat ekonomi Indonesia tahun 2021 yaitu tahun kedua sesudah pandemi, maka Indonesia juga sudah mulai pulih, dunia juga pulih, dalam hal ini tapi tidak merata. Ini yang sering dibicarakan di G20,” ujar Menkeu Sri.
Menurutnya, banyak hal yang memang secara fundamental berubah karena pandemi. Pandemi menjadi ancaman di bidang kesehatan, yang langsung kepada keselamatan jiwa. Lebih lanjut, Menkeu menyebut akses vaksin di dunia tidak merata.
Kendati begitu, Indonesia termasuk negara pertama yang ingin mengakses vaksin saat itu. Entah itu produk dalam negeri dalam maupun luar negeri, Pemerintah invest dalam lembaga-lembaga riset untuk bisa menemukan vaksin Indonesia dan juga Pemerintah RI berupaya mendapatkan suplai vaksin.
“Kita termasuk negara besar pertama yang bisa melakukan vaksinasi, makanya kita lihat pemulihan ekonomi 2021 bisa berjalan,” ujar Sri Mulyani.
Advertisement