Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mencatat, total dana likuiditas (quantitative easing) yang disuntik kepada perbankan mencapai Rp147,83 triliun di sepanjang 2021.
Â
"Kita telah menambah dana likuiditas sangat besar. Jumlahnya keseluruhan pada tahun 2021 Rp147,83 triliun," jelas Perry Warjiyo dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa (22/3/2022).
Â
Selain menambah likuiditas, lanjut Perry, BI juga telah melakukan pembelian SBN untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp 358,32 triliun.
Â
Upaya ini sejalan dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia untuk pembiayaan kesehatan dan kemanusiaan karena Covid-19.Â
Â
Sementara di 2022, BI akan mengurangi likuiditas perbankan secara bertahap pada tahun ini. Hal tersebut seiring dengan proyeksi pemulihan ekonomi nasional yang terus terjaga hingga memasuki Maret.
Â
Â
2 dari 2 halaman
Tetap Longgar
Meski begitu, Perry memastikan likuiditas perbankan tetap longgar. Hal ini tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) mencapai 32,72 persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 11,11 persen secara year on year pada Februari 2022.Â
Â
"Likuiditas perekonomian juga tetap longgar, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2)yang masing-masing tumbuh sebesar 18,3 persen yoy dan 12,5 persen yoy," tutupnya.Â
Â
Reporter: Sulaeman
Advertisement