Liputan6.com, Jakarta 'Gajah lalu dibeli, rusa tidak terbeli'
Sebuah pepatah inilah yang pantas untuk menggambarkan komitmen PT Hutama Karya (Persero) dalam pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera, khususnya ruas Pekanbaru-Dumai.
Baca Juga
Pepatah di awal artikel ini memiliki arti bahwa mengerjakan suatu hal yang besar dengan melupakan hal yang kecil. Padahal yang kecil tersebut sebenarnya jadi kunci dalam penyelesaian pekerjaan besar itu.
Advertisement
Mengapa ini cocok dengan Hutama Karya dalam mengerjakan tol Pekanbaru-Dumai? Lihat saja, Perseroan memikirkan hal kecil, yang selama ini tidak difikirkan oleh perusahaan lain yang menggarap proyek jalan tol, yaitu terowongan gajah. Terlihat biasa saja, namun efeknya luar biasa untuk dunia.
Jalan Tol Trans Sumatera ruas Pekanbaru-Dumai atau yang lebih gampang disebut Jalan Tol Permai ini membentang 131 kilometer (km). Jalan tol ini dibangun oleh anak usaha BUMN PT Hutama Karya (Persero) (HK) bernama PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) sejak tahun 2017.
Tol Permai ini terdiri dari 6 (enam) seksi yakni yaitu Seksi 1 Pekanbaru–Minas (9,5km), Seksi 2 Minas–Kandis Selatan (24,1km), Seksi 3 Kandis Selatan–Kandis Utara (16,9km), Seksi 4 Kandis Utara–Duri Selatan (26,2 km), Seksi 5 Duri Selatan–Duri Utara (29,45km), dan Seksi 6 (Duri Utara–Dumai (25,05km).
Dalam proyek ini, Hutama Karya memang mengedepankan inovasi, salah satunya yaitu Underpass Perlintasan Gajah pertama di jalan tol. Adanya terowongan gajah dikarenakan jalan tol ini melewati habitat Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus).
"Terowongan gajah dibuat bertujuan agar jalur jelajah gajah tidak terputus serta untuk menjaga eksistensi habitat gajah di wilayah tersebut," kata EVP Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero), Tjahjo Purnomo kepada Liputan6.com, Selasa (22/3/2022).
Hingga saat ini, Jalan Tol Pekanbaru-Dumai memiliki sebanyak 5 terowongan gajah. Adapun lokasinya berada di Km 61+700, Km 69+150, Km 72+000, Km 72+950, dan Km 74+450.
Perlu diketahui, Gajah Sumatera masuk dalam satwa dilindungi menurut Undang-Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor P.106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.
Gajah Sumatea ini menjadi satwa yang penting bagi keseimbangan alam tanah Sumatera karena populasinya terus menurun setiap tahunnya. Dikutip Liputan6.com dari kajian WWF-Indonesia, dalam kisaran 25 tahun, Gajah Sumatera telah kehilangan sekitar 70 persen habitatnya, serta populasinya menyusut hingga lebih dari separuh.
Estimasi populasi tahun 2007 adalah antara 2.400 – 2.800 ekor. Namun kini diperkirakan telah menurun jauh dari angka tersebut karena habitatnya terus menyusut dan pembunuhan yang terus terjadi. Saat ini, populasi Gajah Sumatera berkisar 1.000 hingga 1.300 ekor yang tersebar di provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung.
"Dengan adanya terowongan gajah ini, maka biodiversity Sumatra akan terpelihara dan tidak mengganggu habitat gajah maupun hewan lainnya yang berada di daerah tersebut," tandas Tjahjo Purnomo.
Terowongan Gajah Terbaik
Inovasi proyek infrastruktur pemerintah yang tetap mementingkan alam inipun diapresiasi oleh berbagai pihak, salah satunya dari Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa. Mereka menganggap, dengan adanya terowongan gajah ini, maka mempermudah gajah untuk bisa berinteraksi dengan kelompok lain.
Maklum saja, bagi mereka, dalam beberapa dekade belakangan ini, berbagai proyek lebih banyak merusak habitat para gajah, seperti penebangan hutan liar.
"Gajah ini kan hidupnya harus berkelompok. Jika habitat mereka terpisah gara-gara proyek infrastruktur, atau bahkan dirusak, jelas ini akan mengancam keberadaan satwa yang dilindungi di Indonesia ini," ungkap Wakil Ketua Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa, Wishnu Sukmantoro saat berbincang dengan Liputan6.com.
Wishnu sendiri menjadi salah satu orang yang memberikan rekomendasi kepada Hutama Karya mengenai pembuatan terowongan gajah di jalan tol Pekanbaru-Dumai ini. Hal ini dikarenakan, Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa memiliki data berbasis Global Positioning System (GPS) mengenai perilaku dan pergerakan Gajah Sumatera di sepanjang lintasan yang akang dibangun jalan tol.
Dari data ini, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau bersama Hutama Karya menentukan titik-titik mana saja yang akan dibangun terowongan gajah. Dengan begitu, infrastruktur khusus untuk gajah ini diharapkan akan berfungsi dan benar-benar dilalui gajah.
"Setelah infrastruktur ini dibangun, kita survey, dan hasilnya oke. Seperti contoh di kilometer 72, konstruksinya tinggi dan kita temukan jejak gajah di situ, artinya ini benar-benar dilewati gajah," paparnya.
Dia menceritakan, infrastruktur yang memiliki fasilitas untuk satwa di Indonesia memang baru jalan tol Pekanbaru-Dumai ini. Namun sebenarnya, terowongan gajah ini juga ada di beberapa negara, seperti di India, Thailand, dan juga Malaysia. Hanya saja, kata Wishnu, terowongan gajah di Indonesia paling spesial. Kok bisa?
"Karena di Thailand itu modelnya kecil dan tidak layak untuk gajah. Sementara di Malaysia itu titik-titik terowongannya banyak yang tidak dipakai gajah karena mereka tidak berbasis data GPS dalam menentukan titiknya," tambahnya.
Advertisement
Jaga Habitat Satwa Dilindungi
Sesuai komitmen dalam menjaga alam tanah Sumatera, Hutama Karya selaku pengelola jalan tol melakukan penanaman pohon secara rutin di ruas tol yang telah beroperasi setiap hari yang berhubungan dengan lingkungan dan melakukan penanaman pakan gajah di daerah terowongan gajah.
Dengan berbagai inovasi yang dihadirkan Hutama Karya, mulai dari kualitas jalan tol hingga menjaga habitat satwa yang dilindungi, jalan tol Pekanbaru-Dumai dinobatkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sebagai salah satu yang terbaik dari berbagai ruas Jalan Tol Trans Sumatera.
“Satu lagi produk HK di Sumatera. Setelah tol terpanjang sekarang tol dengan kualitas lebih baik. Selamat bekerja,” tulis Basuki.
Masih ingat dengan pepatah di awal tulisan? Kini, jalan tol dengan terowongan gajah inilah yang menjadi hal kecil namun sebagai kunci dalam menyelesaikan pekerjaan besar, yaitu menjaga kelestarian Bumi Pertiwi.