Sukses

PGE Ajak Milenial Percepat Transisi Energi

PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) menilai, partisipasi dan kontribusi kaum milenial dalam penggunaan energi baru terbarukan (EBT) bisa mempercepat proses transisi energi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) menilai, partisipasi dan kontribusi kaum milenial dalam penggunaan energi baru terbarukan (EBT) bisa mempercepat proses transisi energi di Indonesia. Proses ini merupakan sebuah keniscayaan yang harus dilakukan semua negara.

“Kaum milenial bisa memulainya dari diri sendiri,” kata Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energ (PGE) Nelwin Aldriansyah dalam keterangan tertulis, Kamis (24/3/2022).

Seperti diketahui, Indonesia telah memperbarui komitmen untuk mengurangi efek gas rumah kaca (GRK) dalam dokumen Nationally Determined Contributions (NDC) sebesar 29 persen pada 2030 dari level business as usual (BaU).

Selain itu, Indonesia juga sudah menetapkan target bauran energi baru terbarukan pada 2025 sebesar 23 persen. Pada ujungnya, Pemerintah juga sudah menargetkan zero emission pada 2060 atau lebih cepat.

Transisi energi turut menjadi salah satu dari tiga prioritas utama dalam pembahasan Kelompok Kerja ketika Indonesia menjadi presidensi G20 untuk periode 2021-2022.

Menurut Nelwin, dalam proses transisi energi ini, kaum milenial bisa memulainya dengan menggunakan energi secara bijak.

Kaum muda bisa memberikan kontribusinya dengan mengurangi penggunaan energi berbasis fosil dan menggantikannya dengan sumber energi yang berkelanjutan (sustainable) dan bisa diperbarui (renewable).

“Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kendaraan umum, baik bus listrik maupun kereta api,” sambung dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Perangkat Listrik Hemat Energi

Kaum muda juga harus mulai menggunakan perangkat listrik hemat energi dan memanfaatkan panel surya untuk pembangkitan listrik rumah tangga. Hal ini bisa mengurangi ketergantungan rumah pada pasokan listrik dari PLN.

Makin ke sini, kata Nelwin, biaya listrik tenaga surya untuk rumah tangga ini makin berkurang jauh. “Saya sudah memulainya sejak 2016. Jika dulu harganya masih Rp 15 ribu per watt, sekarang sudah tinggal Rp 7.000," imbuhnya.

Selain itu, kaum milenial juga bisa memanfaatkan sepeda dan sepeda motor listrik sebagai alternatif transportasi. Nelwin menjelaskan, PGE juga sangat mendukung penggunaan sepeda motor listrik.

Salah satunya adalah dengan membantu Rangers, sebuah aplikasi ojek online lokal yang dibuat kaum muda di Kamojang, salah satu area kerja PT PGE. “Kami membantu mengubah mesin motor mereka dari bensin ke listrik. Kami juga menyediakan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU),” kata Nelwin.