Sukses

Lama Menghilang, Fosil T-Rex Senilai Rp 456 M akan Dipajang di Museum Abu Dhabi

T-Rex sepanjang 39 kaki atau sekitar 11,7 meter itu akan dipajang di museum sejarah Abu Dhabi yang rencananya akan dibuka pada 2025 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu fosil dinosaurus Tyrannosaurus rex atau dikenal T-Rex yang diketahui sempat dilelang seharga USD 31,8 juta atau setara Rp 456 milar (kurs 14.357) pada 2020 dan menghilang kini terungkap. Diketahui fosil yang pernah dilelang dengan harga tertinggi ini akan dipajang di Natural History Museum, Abu Dhabi.

Sebelumnya, penjualan fosil T-Rex tersebut sempat menimbulkan kontroversi karena pembeli tidak mengungkapkan lokasi penempatannya. Karena itu, ahli paleontologi khawatir fosil yang berusia hampir 67 juta tahun itu hilang.

Sementara itu, pada awal tahun ini beberapa orang mengira Dwayne “The Rock” Johnson merupakan pemiliknya. Hal itu diduga sejak tengkorak T-Rex muncul selama siaran pertunjukan ManningCast di musim NFL tahun ini. Namun sayangnya, itu hanyalah replika.

Kini, misteri itu akhirnya terungkap juga. Melansir CNN, Minggu (27/3/2022), T-Rex sepanjang 39 kaki atau sekitar 11,7 meter itu akan dipajang di museum sejarah Abu Dhabi yang rencananya akan dibuka pada 2025 mendatang.

Saat ini Natural History Museum Abu Dhabi yang berlokasi di Distrik Budaya Saadiyat emirat masih dalam masa pembangunan. Bahkan itu akan menjadi rumah bagi Louvre Abu Dhabi dan Guggenheim Abu Dhabi.

“Sekarang ‘Stan’ memiliki rumah baru di Natural History Museum Abu Dhabi, dinosaurus berusia 67 tahun ini akan dirawat oleh para ilmuwan ahli yang terus berkontribusi untuk pendidikan dan penelitian sehingga bisa menginspirasi penjelajah masa depan,” jelas sebuah rilis dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Abu Dhabi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Koleksi Museum

Di samping itu, spesimen meteorit Murchison juga akan menjadi bagian dari koleksi museum baru tersebut. Sebagai informasi, meteor tersebut telah mendarat di Amerika lebih dari 40 tahun yang lalu.

Seorang profesir sekaligus Ketua Pribadi Paleontologi dan Evolusi di Fakultas Geosains Universitas Edinburgh Steve Brusatte mengatakan, sangat luar biasa bahwa Stan akan dipajang di museum tersebut.

“Ini adalah museum baru, jadi belum memiliki warisan penelitian dan konservasi. Saya berharap Stan akan menjadi bagian permanen dari koleksinya dan dapat dinikmati oleh peneliti untuk dipelajari dan dilihat oleh publik,” ungkapnya melalui sebuah email.

“Tidak banyak museum sejarah alam di Timur Tengah, jadi Stan berkesempatan untuk menjadi duta besar," tutup dia.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati