Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memastikan, OJK akan terus mendukung program Afirmasi Pembelian dan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri. Program ini dicanangkan dalam rangka Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
Wimboh menjelaskan, OJK akan terus meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, terutama di sektor jasa keuangan. "OJK akan terus mendata dan memonitor pemanfaatan produk dalam negeri dari seluruh pelaku sektor jasa keuangan," kata Wimboh dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (25/3/2022).
OJK meyakini penggunaan produk dalam negeri dapat meningkatkan pertumbuhan industri dan perluasan lapangan kerja yang sangat penting dalam mendorong PDB Indonesia.
Advertisement
OJK juga memaksimalkan penggunaan komponen dalam negeri pada pembangunan dan penataan gedung OJK selama tiga tahun ini.
Terhitung sekitar 80 persen dari total anggaran Rp 647,2 miliar digunakan untuk TKDN, dengan proses pengadaan e-catalog yang terbuka secara digital melalui Sistem Informasi Procurement Otoritas Jasa Keuangan (SIPROJEK).
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jokowi Sedih Anggaran APBN, APBD dan BUMN Dipakai untuk Beli Barang Impor
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan agar 40 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta anggaran BUMN dibelanjakan untuk produk buatan dalam negeri. Langkah ini akan memberikan dorongan kepada pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal ini ia sampaikan saat mengikuti acara "Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia" yang juga dihadiri oleh para menteri kabinet Indonesia Maju serta para gubernur di Indonesia.
Presiden menyebutkan bila sebanyak 40 persen anggaran tersebut digunakan untuk belanja produk dalam negeri maka belanja BUMN dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 0,4 persen dan dari belanja APBN dan APBD dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 1,5 sampai 1,7 persen.
"Ini kan 2 persen lebih, tidak usah cari ke mana-mana, tidak usah cari investor, kita diam saja tapi konsisten beli barang yang diproduksi pabrik-pabrik, industri-industri, UKM-UKM kita kok tidak kita lakukan? Bodoh sekali kalau kita tidak melakukan ini," tegas Presiden.
Presiden Jokowi pun meminta agar kementerian dan pemda tidak melanjutkan tradisi untuk membeli barang-barang impor.
Advertisement