Sukses

Menko Airlangga Ungkap Bukti Pemerintah Terapkan Green Economy dan Pengembangan Sustainable Forest Management

Pemerintah terus berkomitmen untuk menerapkan konsep Green Economy sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan.

Liputan6.com, Jakarta Pemerataan pembangunan menjadi salah satu bagian vital dalam mewujudkan pemerataan ekonomi suatu bangsa.

Seiring perkembangan waktu, pembangunan yang dilakukan tak lagi hanya berfokus pada bangkitnya perekonomian namun juga menelisik lebih jauh mengenai dampaknya pada lingkungan terkait penggunaan sumber daya alam.

Pemerintah terus berkomitmen untuk menerapkan konsep Green Economy sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan.

Green Economy merupakan konsep ekonomi yang menitikberatkan adanya integrasi antara pertumbuhan perekonomian, penggunaan sumber daya alam dengan bertanggung jawab dan berkelanjutan, serta penciptaan eskalasi kesejahteraan masyarakat.

Lanskap merupakan salah satu sektor yang menjadi fokus dalam Green Economy, namun adanya deforestrasi seolah menjadi momok dalam kelestarian ekosistem.

Pemerintah telah mengambil langkah dengan melakukan reforestrasi. Langkah tersebut dinilai cukup berhasil, dilansir dari laman BPS tercatat ada penurunan nilai deforestrasi netto yang sebesar 75 persen yang semula sebesar 462.458,5 pada tahun 2018-2019 menjadi 115.459,8 di tahun 2019- 2020.

“Ini merupakan wujud nyata dari implementasi green economy dan sustainable forest management,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja ke Proyek Investasi Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Group di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Selasa (29/03/2022).

Pemberlakuan Sustainable Forest Management juga dipandang mampu menjadi solusi dalam mengelola ketersediaan sumber daya tanpa mengurangi produktivitas kinerja industri masa depan.

Salah satu implementasinya yaitu nursery atau penyemaian benih untuk menjaga kelangsungan hidup tanaman yang belum mampu beradaptasi dengan lingkungannya.

Penyemaian biasanya dilakukan pada tanaman yang memiliki siklus panen menengah atau panjang serta memiliki ukuran biji yang relatif kecil.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Menko Airlangga melakukan peninjauan ke KCN 2 yang merupakan salah satu tempat nursery atau pembibitan pohon eukaliptus dan akasia dan dibangun sejak tahun 2015 diatas lahan seluas 14 hektar dan hingga kini telah memiliki kapasitas sebanyak 300 juta bibit per tahun.

 

2 dari 2 halaman

Kegiatan

Kegiatan kunjungan diawali dari mother plant house atau tempat tanaman induk. Bagian ini dilengkapi dengan selang penyiram otomatis yang akan keluar setiap 5 menit sekali dengan durasi 15 detik.

Selanjutnya Menko Airlangga menyusuri bagian cutting, production house area, dan rooting house area untuk melihat langsung proses penyuntingan bibit dan perawatan akar, hingga ke open house area sebagai tempat berkembangnya bibit sebelum dipindahkan ke bagian plantation.

Pada akhir kunjungannya, Menko Airlangga juga melakukan penanaman pohon eukaliptus sebagai bentuk dukungan atas pelaksanaan Green Economy serta dukungan dalam pelaksanaan Sustainable Forest Management.

Turut hadir dalam kunjungan kerja ini yaitu Menteri Perindustrian, Anggota DPR RI, Staf Ahli Bidang Regulasi Penegakan Hukum dan Ketahanan Ekonomi, Gubernur Riau, Kapolda Riau, Wakil Bupati Pelalawan, dan jajaran Forkopimda Riau.