Liputan6.com, Jakarta - Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa fungsi intermediasi industri perbankan nasional di Februari 2022 kembalimencatatkan tren positif. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan kredit mencapai 6,33 persen secara year on year( yoy) menjadi Rp 5.762,4 triliun,
Dikutip dari keterangan tertulis OJK, Senin (4/4/2022), seluruh kategori debitur mencatatkan kenaikan, terutama UMKM dan ritel. Pertumbuhan kredit juga didorong naiknya kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi.
Jika dirinci masing-masing, pertumbuhan kredit modal kerja mencapai tertinggi yaitu 7,57 persen. Disusul kemudian dengan kredit investasi yang mencapai 5,49 persen dan kemudian kredit konsumsi di angka 5,21 persen.
Advertisement
Hal yang sama juga terjadi dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang tumbuh 11,11 persen terutama didorong oleh giro yang tumbuh sebesar Rp 30,1 triliun. Total DPK hingga akhir Februari 2022 tercatat Rp 7.384,4 triliun.
Hal tersebut mencerminkan dukungan perbankan dalam pemulihan ekonomi nasional terus membaik.
Profil risiko pun juga masih terjaga dengan baik tercatat NPL gross perbakan di angka 3,08 persen di akhir Februari 2022. Angka tersebut turun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang ada di angka 3,1 persen.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
IHSG
OJK juga mencatat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mencapai level tertinggi pada 4 Maret 2022. IHSG mencatatkan all time high pada level 7.049,68 pada 24 maret 2022.
Hingga 29 Maret 2022 penghimpunan dana di pasar modal melalui penawaran umum saham, obligasi, dan sukuk telah mencapai nilai Rp 47,6 triliun dengan penambahan 15 emiten baru.
OJK secara konsisten terus melakukan asesmen terhadap perekonomian dan sektor jasa keuangan bersama pemerintah, otoritas, serta stakeholders lainnya dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional.
Advertisement