Liputan6.com, Jakarta Kapal tanker Pertamina Prime yang dimiliki PT Pertamina International Shipping (PIS) sempat dihadang oleh aktivis Greenpeace di lepas pantai Denmark pada 31 Maret 2022 lalu.
Pencegatan yang dilakukann Greenpeace itu dilakukan untuk menggagalkan upaya transfer muatan antar kapal (ship to ship transfer) berupa 100 ribu ton minyak mentah Rusia, dari tanker Seaoath kepada Kapal Pertamina Prime.
Pertamina Prime merupakan kapal kedua PT Pertamina International Shipping yang dibangun sejak 2019. Ini merupakan kapal single screw driven-single deck type crude oil tanker, dengan panjang 330 meter dan draft 21,55 meter.
Advertisement
Kepala Greenpeace Denmark Sune Scheller mengatakan, aksi penghadangan suplai minyak mentah ke kapal tanker Pertamina itu menunjukan sikap pihaknya, yang menentang penggunaan bahan bakar fosil. Sebab, itu dinilai jadi faktor utama kerusakan alam hingga konflik dan perang.
"Pemerintah seharusnya tidak memiliki alasan mengapa mereka terus membuang uang ke bahan bakar fosil yang menguntungkan segelintir orang dan memicu perang, sekarang di Ukraina. Jika kita ingin berdiri untuk perdamaian, kita harus mengakhiri ini dan segera keluar dari minyak dan gas," tegasnya dikutip dari pernyataan resmi Greenpeace, Senin (4/4/2022).
Meski sempat dihadang, kapal Pertamina Prime hanya tertahan 1-2 hari di Denmark, dan kini sudah bisa melanjutkan pelayaran ke China.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Bawa Minyak
Adapun pada saat tertahan, kapal milik PT Pertamina International Shipping itu sejatinya tidak membawa muatan minyak untuk Indonesia. Tanker itu tengah disewa oleh pihak lain untuk melakukan transfer muatan antar kapal (ship to ship transfer).
Sehingga Pertamina Prime hanya mengumpulkan minyak mentah dari beberapa tanker, dan berlayar dari Denmark ke China, bukan dari Rusia.
Tak hanya Kapal Pertamina Prime dan tanker Seaoath, Greenpeace pada saat itu juga telah melacak 299 kapal tanker pembawa minyak dan gas (migas) dari Rusia, sejak Negeri Beruang Merah melaksanakan operasi militer ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
Advertisement