Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan perang Rusia-Ukraina yang masih terjadi terus berdampak terhadap harga komoditas dunia. Bahkan ini juga menyebabkan kenaikan inflasi global.
“Kenaikan berbagai komoditas utamanya pangan maupun energi sebagai dampak dari geopolitik Rusia dan Ukraina yang transmisinya ke Indonesia dalam bentuk kenaikan harga komoditas dan kenaikan inflasi,” kata dia dalam konferensi pers di komplek Istana Presiden, Selasa (5/4/2022).
Baca Juga
Ia membeberkan sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan yakni gas alam, batu bara, minyak mentah, Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit, hingga komoditas gandum.
Advertisement
“Kita ketahui berbagai komoditas gas alam naik, batu bara di harga USD 258 (per ton), (minyak) Brent sudah di atas seratus (USD 100 per barel), CPO di USD 1500 (per ton) dan gandum di 1000,” kata Menko Airlangga.
“Dan kita ketahui Rusia produsen gandum dan minyak nabati yang besar, sehingga berbagai harga food price dari FAO juga secara global angka di atas indeks 140 dan komoditas vegetable oil juga meningkat indeksnya lebih dari 200,” imbuh Airlangga.
Dengan demikian, kata dia, ada dua hal yang berdampak pada Indonesia. Pertama, penerimaan dari ekspor komoditas akan mengalami kenaikan. Namun di sisi lain ada transmisi di dalam negeri yang tidak bisa sepenuhnya disalurkan ke masyarakat.
APBN
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pihaknya akan mengatur alokasi dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). Tujuannya untuk bisa mengantisipasi berbagai kenaikan harga terutama bahan pangan yang terjadi di dalam negeri.
“Kementerian keuangan akan menyiapkan dari sisi APBN-nya, karena tadi disampaikan kenaikan yang luar biasa dari harga komoditas telah memberikan di satu sisi dari sisi APBN penerimaan negara akan naik dari sisi komoditas tersebut entah itu minyak, gas, batubara dan juga nikel, cpo, itu memberikan daya tambah dari sisi penerimaan negara,” katanya.
Tapi disisi lain, masyarakat turut merasakan dampak negatifnya. Yakni dengan tingginya harga bahan pangan yang ada tanah air.
“Dari sisi apbn kita akan merumuskan langkah2 bagaimana tambahan penerimaan ini bisa dialokasikan secara tepat,” katanya.
Advertisement