Sukses

Erick Thohir: Indonesia Butuh 17 Juta Tenaga Kerja Melek Digital

Indonesia tengah membutuhkan 17 juta tenaga kerja dengan ketrampilan teknologi mumpuni di era ekonomi digital.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyatakan, ndonesia tengah membutuhkan 17 juta tenaga kerja dengan ketrampilan teknologi mumpuni di era ekonomi digital.

Hal itu disampaikan oleh Erick Thohir dalam acara Webinar bertajuk Pekan Milenial Naik Kelas.

"Karena itu kita bener-bener harus mengandalkan perubahan strategi ekonomi dengan tidak hanya pada pengembangan SDA saja. Tetapi bagaimana kita ketahui sekarang harus fokus SDM dengan kemampuan teknologi dan digital," ungkap Erick Thohir, Selasa (5/4).

Erick mencatat, terdapat delapan sektor pekerjaan yang banyak dibutuhkan di era ekonomi digital. Yakni, Programming, Artificial Intelligence, Desain Digital dan Visualisasi Data, Manajemen Proyek Digital.

"Lalu, Digital Marketing, Media Sosial, Data Science dan Analisis Data, dan Decision Making," imbuhnya.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Erick meminta generasi muda Indonesia untuk terus mengembangkan ketrampilan teknologi dan digital.

Selain itu, generasi muda diimbau untuk mengubah arah pemikiran menjadi growth mindset dengan meyakini kemampuan yang dimilikinya dapat terus berkembang.

"Ini agar kita bisa mengisi daripada kekosongan (pekerjaan) yang akan terjadi itu," ucapnya.

 

2 dari 5 halaman

Keterampilan Teknologi

Sementara itu, upaya yang dilakukan Kementerian BUMN untuk meningkatkan keterampilan teknologi dan digital ialah melalui Program Magang Bersertifikat.

Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan dan ketrampilan kepada mahasiswa untuk menghadapi persaingan global melalui link and match antar industri dan perguruan tinggi.

Dalam bahan paparannya, terdapat empat keuntungan bagi peserta Program Magang Bersertifikat. Yakni, mengembangkan kapabilitas dan pengalaman kerja, mengenal dunia kerja, kesempatan berkarir di BUMN, dan sertifikasi industri dan kompetensi.

3 dari 5 halaman

Erick Thohir Ajak Gen Z Bantu RI Keluar dari Jebakan Pendapatan Kelas Menengah

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak generasi milenial maupun bagi generasi Z atau Gen Z untuk bersama-sama membantu Indonesia melepaskan diri dari jebakan negara pendapatan kelas menengah atau middle income trap.

Hal ini mengingat, mayoritas populasi penduduk Indonesia akan dikuasai oleh generasi milenial dan generasi Z.

"Apalagi dalam bebrapa tahun ke depan Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Kita ketahui, bonus demografi ini 70 persen populasi kita nanti diisi Gen z dan milenial," ujarnya dalam acara Webinar bertajuk Pekan Milenial Naik Kelas, Selasa (5/4).

Untuk mewujudkan starategi tinggi tersebut, generasi milenial dan Gen Z dituntut untuk mampu mengembangkan ketrampilan diri. Khususnya terkait dengan kemampuan terkait teknologi dan digitalisasi.

Sebab, lanjut Erick, lapangan pekerjaan di masa depan akan lebih banyak diisi oleh sektor-sektor terkait teknologi dan digitalisasi. Antara lain perusahaan rintisan atau startup, health tech, edu tech, programer dan lainnya.

"Bahkan, sekarang sudah masuk era metaverse," imbuhnya.

4 dari 5 halaman

Kerek Tingkat Pendapatan

Menurutnya, dengan bekerja di perusahaan berbasis teknologi dan digitalisasi tersebut akan mengerek tingkat pendapatan daripada lapangan kerja yang tersedia saat ini. "Kita tahu banyak perusahaan rintisan yang memiliki nilai valuasi begitu besar," tekannya.

Maka dari itu, Erick meminta generasi milenial dan Gen Z untuk terus mengasah kemampuan untuk mengoperasikan teknologi dan digital secara baik. Mengingat, tren pemanfaatan digital diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan.

"Hal ini agar para generasi muda dapat mendorong kemajuan bangsa kita. Agar tidak terjebak dalam kondisi middle income trap," tutupnya.

5 dari 5 halaman

Infografis Gebrakan 30 Hari Menteri BUMN Erick Thohir