Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun dalam perdagangan yang bergejolak pada hari Selasa. Ini terjadi karena meningkatnya kekhawatiran bahwa kasus virus corona baru.
Perkembangan virus ini dapat memperlambat permintaan mengimbangi kekhawatiran pasokan setelah Amerika Serikat dan Eropa berencana untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia atas dugaan kejahatan perang di Ukraina.
Baca Juga
Dikutip dari CNBC, Rabu (6/4/2022), harga minyak brent berjangka turun 0,83 persen untuk mengakhiri hari di USD 106,64 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup 1,28 persen lebih rendah pada USD 101,96 per barel.
Advertisement
Pihak berwenang China memperpanjang penguncian di Shanghai untuk mencakup semua 26 juta orang di pusat keuangan itu, meskipun ada kemarahan yang meningkat atas aturan karantina di kota itu.
Barat sedang merencanakan sanksi baru terhadap Rusia atas pembunuhan warga sipil di Ukraina. Penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden mengatakan sanksi baru AS akan diumumkan minggu ini.
Uni Eropa juga mengusulkan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk larangan impor batu bara.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan larangan batu bara akan diikuti oleh minyak dan kemudian gas.
Â
Â
Pembelaan Rusia
Moskow, sementara itu, mengatakan tuduhan Barat bahwa pasukan Rusia melakukan kejahatan perang dengan mengeksekusi warga sipil di kota Bucha, Ukraina, adalah "pemalsuan mengerikan" yang bertujuan untuk merendahkan tentara Rusia.
Inggris mendesak negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk melarang kapal-kapal Rusia dari pelabuhan mereka, dan menyetujui jadwal untuk menghentikan impor minyak dan gas dari Rusia.
"Ancaman sanksi Eropa terhadap minyak Rusia tetap menjadi risiko naik untuk harga minyak mentah," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA, mencatat "Pelepasan cadangan telah membantu mengurangi sebagian tekanan di tengah gangguan pasokan Rusia."
Â
Advertisement
Tambahan Pasokan AS
Untuk menenangkan harga minyak, negara-negara sekutu AS pekan lalu menyetujui pelepasan minyak terkoordinasi dari cadangan strategis untuk kedua kalinya dalam sebulan.
Harga naik sebelumnya pada hari Selasa setelah sumber mengatakan kepada Reuters negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) masih membahas berapa banyak minyak yang akan mereka rilis.
Kekhawatiran pasokan di beberapa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+), juga mendukung harga.