Sukses

Kepala Otorita IKN Nusantara Akui Sulit Pindahkan 60 Ribu PNS dalam Waktu Singkat

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono mengakui salah satu tantangan terbesar pembangunan Ibukota di Kalimantan Timur yakni target jangka pendek.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono mengakui salah satu tantangan terbesar pembangunan Ibu kota di Kalimantan Timur yakni target jangka pendek.

Menurut dia, dalam waktu dekat Badan Otorita IKN Nusantara harus bisa membangun infrastruktur dari nol dengan kapasitas yang besar. Kemudian memindahkan 60 ribu ASN, TNI dan Polri.

"Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pembangunan IKN adalah target jangka pendek, seperti pemindahan bertahap bagi 60.000 ASN, TNI, dan Polri," kata Bambang dalam acara Indonesia Data and Economic Conference 2022 yang dilaksanakan secara daring, dikutip Rabu (6/4).

Sampai tahun 2024, prioritas pembangunan IKN yakni menunjukkan Indonesia serius dalam membangun Nusantara. Sehingga menciptakan kepercayaan pasar bagi investor.

“Kita fokus di pusat pemerintahan dan pusat kegiatan, itu akan kita bangun terlebih dahulu. Jadi, mudah-mudahan dalam satu, dua tahun ke depan, kita wujudkan," kata dia.

Dia berharap di 2024, sudah bisa terbangun satu bagian kota yang sudah lengkap. Tidak hanya pusat pemerintahan saja.

"Sehingga yang pindah lebih awal merasa ini adalah kota dan bukan hanya bagian dari sebuah kota,” kata Kepala Otoritas IKN Nusantara tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Keberlanjutan Lingkungan Jadi Tantangan Pembangunan IKN Nusantara

Tantangan lain yang dihadapi yakni melakukan pembangunan dalam jumlah besar di wilayah yang dilindungi. Mengingat ada tiga syarat pembangunan yakni sustainable, liveable city.

Pertama, mengusung sound economy. Kedua, lingkungan yang feasible, memasukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan iklim serta mempunyai neraca lingkungan tahunan sebagai dasar pemantauan keanekaragaman hayati.

Ketiga, membangun kota untuk semua (equitable dimension), dalam kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals, (city for all). Semua hal tersebut harus dicapai dengan prinsip no one left behind.

“Yang akan kita bangun bukan hanya pusat pemerintahan, tapi kota yang liveable sehingga kita merasakan bagaimana kota memiliki kehangatan," katanya.

Dia melanjutkan, IKN Nusantara harus menjadi kota yang memiliki interaksi antarwarga. Kuncinya merepresentasikan kohesi sosial yang baik.

"Kalau kita bangun gedung saja, itu lebih mudah, tetapi membangun kota, what is a city but its people?,” ujar Bambang.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

3 dari 5 halaman

Lewat Proyek IKN Nusantara, Indonesia Ingin Bangun Kepercayaan Investor

Sebelumnya, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono menyatakan, Indonesia ingin menunjukan pada investor dunia akan keseriusan dalam membangun proyek ibu kota negara atau IKN Nusantara.

Menurut dia, hingga 2024 prioritas pembangunan IKN adalah showcasing untuk menunjukkan bahwa Indonesia serius dalam membangun IKN Nusantara. Sehingga menciptakan kepercayaan pasar (market confidence) bagi investor.

“Kita fokus di pusat pemerintahan dan pusat kegiatan, itu akan kita bangun terlebih dahulu. Jadi, mudah-mudahan dalam satu, dua tahun ke depan, kita wujudkan," ungkap Bambang dalam keterangan tertulis, Rabu (6/4/2022).

"Mudah-mudahan di 2024, terbangun satu bagian kota yang memang sudah lengkap, tidak hanya pusat pemerintahan. Sehingga yang pindah lebih awal merasa ini adalah kota dan bukan hanya bagian dari sebuah kota," tandasnya.

Bambang menyampaikan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) akan menjadi model sustainable, liveable city di masa depan.

"Kita mengambil yang terbaik dari semua pengalaman yang ada, lesson learned yang ada kemudian kita coba ramu menjadi konsep baru tersendiri. Insya Allah akan menjadi model sustainable, liveable city yang belum pernah kita bangun sebelumnya," kata Bambang.

4 dari 5 halaman

3 Syarat

Terdapat tiga syarat untuk mewujudkan sustainable, liveable city. Pertama, mengusung sound economy. Kedua, lingkungan yang feasible, memasukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan iklim serta mempunyai neraca lingkungan tahunan sebagai dasar pemantauan keanekaragaman hayati.

Ketiga, equitable dimension, kota untuk semua, city for all, atau dalam kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG's), dicapai dengan prinsip no one left behind.

"Yang akan kita bangun bukan hanya pusat pemerintahan, tapi kota yang liveable sehingga kita merasakan bagaimana kota memiliki kehangatan, bagaimana kota itu memiliki interaksi antarwarga yang merepresentasikan satu social cohesion yang baik, itu kuncinya. Kalau kita bangun gedung saja, itu lebih mudah, tetapi membangun kota, what is a city but its people," tuturnya.

5 dari 5 halaman

Infografis Serba-Serbi Bawaan Para Gubenur di Titik Nol IKN Nusantara