Liputan6.com, Jakarta Telah berlangsung Pertemuan ke-23 Pejabat Senior atau Senior Officials Meeting (SOM) Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), pada Selasa, 5 April 2022 di Langkawi, Malaysia.
Pertemuan juga dihadiri oleh perwakilan tingkat tinggi dan pemimpin SOM dari negara-negara peninjau yaitu Kolombia, Ghana, Honduras, dan Papua Nugini, selain juga Direktur Eksekutif dan Sekretariat CPOPC.
Baca Juga
Pertemuan digelar sebagai tindak lanjut dari Pertemuan Tingkat Menteri CPOPC pada 4 Desember 2021, yang telah mengadopsi sejumlah dokumen penting dan prioritas untuk negara-negara penghasil minyak sawit tahun ini dan yang akan datang.
Advertisement
Berkaitan dengan pelaksanaan Pertemuan Tingkat Menteri pada Juni tahun ini, Pertemuan Pejabat Senior atau Senior Officials Meeting (SOM) membahas sejumlah kemajuan yang dicapai hingga kuartal pertama 2022, program-program utama tahun ini seperti advokasi dan kampanye positif, proyek- proyek penelitian, isu keberlanjutan dan tata kelola.
Pejabat Senior juga mendiskusikan perkembangan-perkembangan terbaru di pasar internasional, munculnya sejumlah kebijakan di negara-negara konsumen, dan peran minyak sawit pada dinamika global terkini industri minyak nabati.
Pertemuan SOM ke-23 CPOPC mendiskusikan akan mempertimbangkan kurangnya pasokan minyak bunga matahari dan sebagaimana sejumlah perusahaan makanan dan negara yang beralih ke minyak alternatif.
Tawarkan Pasokan
Penting untuk dicatat bahwa negara-negara penghasil minyak sawit tetap kredibel dan menawarkan pasokan kuat untuk memenuhi kebutuhan dunia sambil memastikan nutrisi yang sehat dan berkelanjutan.
CPOPC akan memastikan negara-negara konsumen di Uni Eropa dan dunia bahwa negara-negara produsen minyak sawit di tiga kawasan di Afrika, Asia Pasifik, Amerika Tengah dan Latin akan terus menyediakan pasokan minyak sawit tepat waktu secara aman dan berkelanjutan.
Ini merupakan momen yang tepat untuk mempromosikan kerjasama dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan dan mengabaikan perlakuan diskriminatif terhadap minyak sawit berkelanjutan untuk tujuan yang baik. Adalah bagian dari pendekatan CPOPC untuk menangani label “bebas minyak sawit” yang keliru.
Advertisement
Pengakuan Produk
CPOPC tidak bisa mengesampingkan munculnya kebijakan-kebijakan seperti aturan rantai pasokan global dan komoditas bebas deforestasi yang tidak adil dan bias.
Pada konteks ini, CPOPC akan senantiasa mendukung negara-negara anggota dalam memastikan pengakuan dari negara-negara konsumen mengenai efisiensi dan kontribusi penting dari skema kebijakan keberlanjutan nasional seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO).
Penghasil Sawit
Advertisement