Liputan6.com, Jakarta Tren pemulihan ekonomi Indonesia di tahun ini masih dibayangi dengan berbagai tantangan.
Ekonom sekaligus Kepala Departemen Ekonomi, Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan terdapat tiga tantangan yang harus diwaspadai Indonesia dalam upaya memulihkan ekonomi. Tantangan pertama adalah masih rentannya situasi Covid-19.
“Saat ini pandemi sudah mulai memasuki masa endemik, tetapi sifatnya masih riskan dan rentan. Dari sisi nasional, semakin menurunnya antusiasme penduduk Indonesia mendapatkan vaksin, padahal vaksin merupakan hal utama dalam menangani pandemi. Penurunan ini bisa jadi salah satu sumber untuk tetap rentan dalam situasi pandemi,” ujar Yose, dikutip dari kemenkeu.go.id, Jakarta, Rabu (6/4).
Advertisement
Yose mengungkapkan tantangan kedua beradaptasi dengan krisis saat ini dan menjadikannya sebagai momentum perubahan. Dalam dua tahun terakhir, transformasi digital terjadi sangat pesat dan Indonesia harus beradaptasi dengan kondisi tersebut.
“Namun, masih banyak necessary condition yang masih belum mumpuni jika ingin melakukan transformasi digital secara optimal seperti infrastruktur, skills dan talents, serta literasi pengguna," katanya.
Selain itu, penyesuaian kerangka kebijakan juga diperlukan karena kerangka kebijakan ekonomi digital berbeda dengan kerangka kebijakan Indonesia yang masih dalam koridor ekonomi konvensional,” kata Yose.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tren Perubahan
Plt. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Abdurohman menambahkan tren perubahan yang terjadi secara signifikan saat ini turut diakselerasi oleh adanya pandemi. Begitu pula tren digitalisasi yang meningkat pesat, termasuk di Indonesia.
“Di kawasan ASEAN, transaksi digital Indonesia termasuk yang paling kuat dan masyarakat juga cepat beradaptasi. Pemerintah perlu terus mendorong berbagai infrastruktur untuk mendukung perubahan digital, termasuk investasi di ICT (Information and Communication Technology) yang menjadi prioritas,” ujar Abdurohman.
Tantangan ketiga akselerasi dan perubahan aspirasi terhadap isu lingkungan hidup dan perubahan iklim di tingkat global. Kondisi ini juga mendorong Indonesia untuk bisa ikut beradaptasi.
Abdurohman menyatakan kesadaran akan lingkungan hidup juga tengah mendapat sorotan. Untuk itu, pemerintah juga telah memasukkan agenda ini dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF).
“Selain terus mendorong kesadaran masyarakat akan isu lingkungan, pemerintah juga sudah menangkap tren ini. Draft KEM PPKF yang sedang kita susun juga sudah mulai memasukkan isu lingkungan. Komitmen pemerintah juga terlihat dari berbagai kebijakan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca,” kata Abdurohman.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Realisasi Dana Pemulihan Ekonomi Nasional Capai Rp 29,3 Triliun per April 2022
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan, realisasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) hingga awal April 2022 ini mencapai Rp 29,3 triliun.
"Terkait pemulihan ekonomi, per April realisasinya Rp 29,3 triliun, atau 6,4 persen dari alokasi Rp 455,62 triliun," jelas Menko Airlangga dia dalam sesi konferensi pers PPKM, Senin (4/4/2022).
Dari jumlah tersebut, realisasi untuk dana PEN soal penanganan kesehatan sebesar Rp 1,55 triliun, dan Rp 5 triliun untuk penguatan ekonomi. Sisanya, sekaligus yang terbesar sudah terealisasikan untuk program perlindungan masyarakat.
"Realisasi untuk perlindungan masyarakat Rp 22,74 triliun. Ini untuk PKH, sembako, Kartu Prakerja, BLT desa, dan bantuan pedagang kaki lima/warung/nelayan," ujar Airlangga.
Pemerintah pada 2022 ini total menyalurkan pagu untuk program PEN sebesar Rp 455,62 triliun. Hingga 25 Maret 2022, realisasinya mencapai Rp 22,6 triliun, atau 5 persen dari total pagu.
Hingga 25 Maret lalu, realisasi anggaran program PEN 2022 sebesar Rp 22,6 triliun meliputi kluster kesehatan Rp 0,8 triliun untuk fasilitas kepabeanan vaksin dan alat kesehatan. Kemudian kluster perlindungan masyarakat Rp 21,2 triliun yakni Program Keluarga Harapan (PKH), Sembako BLT Desa dan Kartu Prakerja.
Kluster Penguatan
Sementara kluster penguatan pemulihan ekonomi terealisasi Rp 0,6 triliun yakni untuk pariwisata dan pangan kementerian/lembaga (K/L) serta insentif perpajakan.
Untuk tahun ini program PEN hanya ditujukan untuk tiga kluster yakni penanganan kesehatan dengan anggaran Rp122,54 triliun, perlindungan masyarakat Rp154,76 triliun serta penguatan pemulihan ekonomi Rp178,32 triliun.
Advertisement