Sukses

Ekonomi Pulih, Pengembang Siap Geliatkan Sektor Properti

Sektor properti ditetapkan sebagai salah satu lokomotif penggerak pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi

Liputan6.com, Jakarta Sektor properti ditetapkan sebagai salah satu lokomotif penggerak pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi. Melalui berbagai kebijakan strategis, Pemerintah memberikan dukungan nyata.

Sebagai contoh melalui Bank Indonesia yang memberlakukan pelonggaran rasio LTV dan perpanjangan PPN DTP di tahun 2022 ini agar sektor properti dapat bangkit dan berkontribusi dalam percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Perekonomian nasional khususnya industri properti telah menunjukkan kondisi semakin membaik dengan dukungan kebijakan Pemerintah dan minat beli masyarakat yang terus meningkat. Sebagai pengembang kami harus inovatif dan jeli memanfaatkan peluang dalam menjawab tantangan pasca pandemi ini," kata CEO PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) John Riady, dikutip Sabtu (9/4/2022).

Kebijakan ini bukan hanya berhasil mendongkrak kenaikan penjualan hunian rumah tapak, namun juga berdampak sangat positif terhadap hunian komersial.

"Kami melihat bahwa sasaran kini tak hanya pada produk residensial, namun juga produk komersial karena pandemi justru melahirkan tren baru selain WFH yaitu munculnya peluang usaha dan bisnis baru yang semakin berkembang sehingga permintaan pasar terhadap produk komersial mengalami peningkatan," tuturnya.

Data Real Estat Indonesia (REI) mencatat realisasi penjualan rumah komersial di seluruh Indonesia pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 223 persen sejumlah 73.518 unit dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 yang hanya 22.721 unit. Data ini menunjukkan tren positif pasar properti nasional.

"Untuk itu dalam Kuartal II 2022 LPKR tengah mempersiapkan proyek rumah komersial dengan konsep baru yang menjadi pusat lingkungan dan komunitas. Desain proyek properti komersial yang memungkinkan penggunaan secara maksimal sebagai tempat tinggal sekaligus tempat usaha dan dapat memberikan peningkatan nilai investasi kedepannya," tutup dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Pendapatan Lippo Karawaci Naik 38 Persen di 2021 Jadi Rp 16,53 T

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berhasil mencatat peningkatan pendapatan 38 persen di 2021 menjadi Rp 16,53 triliun. Sedangkan untuk EBITDA Lippo Karawaci meningkat 94 persen menjadi Rp 3,69 triliun.

Peningkatan pendapatan tersebut antara lain berasal dari pengembangan real estate yang bertumbuh 36 persen menjadi Rp 4,41 triliun. Peningkatan pendapatan tersebut ditopang oleh beberapa proyek rumah tapak yang sudah selesai.

Proyek tersebut antara lain Waterfront Estates Cikarang dan Cendana Homes Lippo Village, serta serah terima unit apartemen di Holland Village Jakarta, Embarcadero Bintaro, Hillcrest dan Fairview Towers Lippo Village, dan Orange County Cikarang.

CEO Lippo Karawaci John Riady menyatakan, kinerja pra-penjualan Lippo Karawaci juga terus melampaui target. Angka pra-penjualan pada 2021 mencapai Rp 4.96 triliun, meningkat 86 persen year on year (YoY) dan 18 persen di atas target yang telah direvisi naik sebesar Rp 4,2 triliun.

"Manajemen Lippo Karawaci memperkirakan momentum penjualan ini akan tetap kuat di tahun 2022 dengan perkiraan kinerja pra penjualan mencapai Rp 5,2 triliun atau tumbuh 5 persen YoY dari angka selama tahun 2021," jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (7/4/2022).

Pendapatan bisnis kesehatan dan layanan lainnya meningkat 40 persen selama 2021 menjadi Rp 12,09 triliun dari angka Rp 8,63 triliun. Di samping itu, penurunan kasus Covid-19 di Kuartal IV/2021 membawa dampak positif bagi mal, hotel, parkir, dan bisnis LPKR lainnya.

Lippo Karawaci juga membukukan peningkatan EBITDA 2021 sebesar 93,5 persen menjadi Rp 3,69 triliun dari Rp 1,91 triliun di 2020.

Menurut John, pada 2021, bisnis properti Lippo Karawaci terus menguat didukung oleh peningkatan pra penjualan sebesar 86 persen YoY menjadi Rp 4,96 triliun.

"Bisnis rumah sakit kami juga melaporkan hasil terbaik, serta kami juga melihat peningkatan di mal, hotel, dan bisnis kami lainnya pada akhir 2021. Saat ini, kami berada di posisi yang baik untuk mengembangkan hasil 2021 dalam melangkah menuju 2022," jelas dia. 

 

  

3 dari 4 halaman

Optimis Penjualan Properti Moncer di 2022

Sebelumnya, kinerja penjualan properti PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) akan terus meningkat di 2022 yang meneruskan tren positif pada tahun 2021. Hal ini berdasarkan penilaian analis Citigroup Securities Indonesia Felicia Asrinanda Bagus.

Sebagai langkah awal dalam mencapai target prapenjualan sebesar Rp 5,2 triliun, LPKR berhasil meluncurkan proyek properti perdana tahun ini, Cendana Cove Verdant.

Melalui acara Priority Unit Selection Cendana Cove Verdant pada hari Sabtu, 12 Februari 2022, LPKR berhasil mengulang cerita sukses rangkaian Cendana Home Series.

Mulai dari harga cash Rp710 juta, sebanyak 250 unit rumah tapak 2 lantai bernuansa modern ini terjual habis hanya dalam waktu 2,5 jam.

“Proyek perdana LPKR tahun 2022 yaitu rumah tapak 2 lantai Cendana Cove Verdant diterima dengan baik oleh market terutama karena desain rumah yang simple yet modern dengan harga yang sangat terjangkau," ungkap CEO LPKR John Riady di Jakarta, Rabu (16/2/2022).

"Tentunya kami sangat bersyukur atas kepercayaan konsumen kepada kami sehingga penjualan Cendana Cove Verdant bisa sold out dalam 2,5 jam. Kami juga berterima kasih kepada konsumen yang dengan sangat taat prokes telah rela antre sejak pagi untuk memilih unit," lanjut dia. 

4 dari 4 halaman

Inisiatif ESG

Proyek Cendana Cove Verdant juga mendukung gerakan LPKR dalam menerapkan inisiatif Environment Social Governance (ESG).

“ESG adalah tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan yang berorientasi kepada Principle of Governance, Planet, People dan Prosperity," tuturnya.

"LPKR sebagai perusahaan terkemuka di bidang properti memiliki peran untuk memberikan dampak tata kelola lingkungan yang baik bagi planet ini dengan mendesain rumah ramah lingkungan yang memperhatikan ventilasi udara dan cahaya sehingga hemat listrik," jelas John Riady.

"Selanjutnya dampak sosial terhadap people yaitu para konsumen agar dapat memiliki tempat tinggal dengan harga terjangkau yang pada akhirnya memberikan prosperity karena rumah merupakan aset sekaligus menjadi investasi masa depan," tutup John.     Â