Sukses

Digitalisasi UMKM, Luhut Ingin Rangkul 30 Juta UMKM lewat Gernas BBI

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mematok target 30 juta UMKM bisa terdigitalisasi pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mematok target 30 juta UMKM bisa terdigitalisasi pada 2023. Oleh karenanya, ia berharap Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) bisa menjangkau seluruh provinsi Indonesia di tahun depan.

Adapun Gernas BBI telah berlangsung di 12 provinsi pada 2021 lalu. Acara ini rutin diadakan tiap bulan, dengan target 12 provinsi tambahan pada 2022 ini.

"Gernas BBI tahun lalu menjangkau 12 provinsi, dan di tahun ini juga akan menjangkau 12 provinsi. Setiap bulan kami lakukan sampai 2023 agar Gernas BBI dapat hadir di seluruh provinsi Indonesia," kata Luhut dikutip dari acara Grand Opening Ceremony Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia di Sumatra Barat yang disiarkan virtual, Rabu (13/4/2022).

Berdasarkan capaian sejauh ini, jumlah UMKM yang telah go digital berkat Gernas BBI sudah mencapai sekitar 18 juta unit.

"Jadi dari target kita 30 juta UMKM onboarding, kini sudah 18 juta unit masuk ke digital atau 60 persennya," terang Luhut.

Luhut juga meminta agar setial daerah yang sudah menggelar pameran BBI bisa melanjutkan pendampingan terhadap UMKM. Tak hanya terkait usaha mereka di ekosistem digital, tapi sampai peningkatan transaksi bisnis mereka.

"Tahun ini campaign manager telah mengaktifkan penyempurnaan UMKM melalui 3 tahapan, yaitu opening, pendampingan, harvesting. pada harvesting, kementerian/lembaga selaku campaign manager akan menyampaikan pendampingan 3 bulan dan mengumumkan 5 UMKM artisan champion," tuturnya.

2 dari 3 halaman

Baru 17,5 Juta UMKM yang Bisa Cicipi Manisnya Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia

Meski saat ini dunia telah memasuki era digital. Namun nyatanya, masih banyak pelaku usaha, khususnya UMKM yang masih belum bisa memanfaatkanya. Bahkan, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM  merilis sebanyak 17,5 juta pelaku UMKM yang baru masuk ke dalam ekosistem online commerce Indonesia. Angka itu sekitar 28 persen, dari 65,6 juta UMKM yang tedaftar di kementerian.

Hal ini menandakan baru sedikit UMKM Indonesia yang bisa masuk ke pasar online dan mencicipi manisnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia di online commerce.

Padahal pasar online bertumbuh pesat dan bisa menjadi target yang empuk bagi UMKM. Berdasarkan data 2021, total transaksi pasar online  mencapai Rp 403 triliun atau tumbuh sekitar 51 persen dari 2020 berdasarkan data yang dirilis secara resmi oleh Bank Indonesia (2021).

Alhasil, dengan angka yang masih sedikit membuat Anggota dan Pengurus Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Sumatera Utara mengadakan seminar oflline-online (hybrid) dengan tema "Memulihkan Bisnis UMKM Pasca Pandemi".

 

3 dari 3 halaman

Berbagi Pengalaman

Dihadiri, Ganjar Pranowo sebagai Ketua Kagama Pusat, ia membagikan pengalamannya perihal manfaat teknologi digital dalam kepemimpinannya mengelola daerah dan terutama UMKM disana.

"Saat ini teknologi digital telah banyak membantu kita untuk belajar tentang apapun dengan mudah dan cepat, tanpa batas, termasuk dalam mengelola daerah, bahkan perekonomian, dalam hal ini UMKM. Dan, sudah banyak kerja sama dengan Pemerintah Pusat untuk membantu para pelaku UMKM dalam mengesahkan status legalitas usahanya," katanya, Minggu (10/4/2022).

Di tempat yang sama Ketua Bidang Kerjasama Kagama Bantuan Hukum, Harvardy M. Iqbal mengatakan bahwa Kagama Bantuan Hukum, Goklik, dan Ikatan Notaris Indonesia akan berkolaborasi untuk mengadakan berbagai kegiatan edukasi UMKM di berbagai daerah lainnya di Indonesia.

"Kita akan berikan dukungan pengetahuan yang fundamental bagi kemajuan UMKM Indonesia dengan pesan utamanya yaitu, keseimbangan aspek hukum dan teknologi digital dalam membangunan usaha yang scalable dan berkesinambungan agar UMKM Indonesia bisa jadi tuan rumah dalam ekosistem digital di negaranya sendiri," ujarnya.