Sukses

Rupiah Menguat Tipis Ditopang Sentimen Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Rupiah ditutup menguat tipis pada perdagangan Rabu sore, 13 April 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Pada perdagangan Rabu (13/4/2022) Rupiah ditutup menguat 3 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 10 poin di level Rp 14.362. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di posisi 14.365.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah berpotensi menguat terbatas pada perdagangan Kamis, 14 April 2022.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp 14.350 hingga Rp 14.380,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Rabu (13/4/2022). 

Secara internal, Rupiah dipengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan berada di kisaran 4,8 hingga 5,2 persen dan ekonomi akan bergerak di titik tengah yaitu sekitar 5 persen.

Sedangkan pergerakan perekonomian di Kuartal Pertama masih akan dipengaruhi oleh perkembangan indikator pada Maret lalu. 

Sedangkan untuk kondisi perekonomian global, sejumlah lembaga internasional telah memperkirakan akan terjadi penurunan proyeksi perekonomian untuk tahun ini. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi geopolitik global, khususnya konflik Rusia-Ukraina.

Bahkan OECD telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan turun dari 4,5 sampai 3,5 persen di 2022 ini. Sementara Bank Dunia juga memperkirakan penurunan proyeksi pertumbuhan kawasan Asia Timur Pasifik.

Sementara Rupiah menguat, Dolar AS justru turun terhadap mata uang lainnya tetapi masih tetap tinggi pada Rabu. Hal itu masih disebabkan perang di Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat. Investor juga mencerna kenaikan suku bunga terbesar Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) dalam 22 tahun.

RBNZ menaikkan suku bunganya menjadi 1,5 persen karena menurunkan keputusan kebijakannya pada hari sebelumnya. 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Investor Menanti Hasil Pertemuan Bank Sentral

Beberapa investor juga memperkirakan bank sentral akan melanjutkan tren pengetatan. Bank of Canada akan memberikan keputusan kebijakannya sendiri di kemudian hari, dengan Bank Sentral Eropa dan Bank of Korea menyusul pada Kamis.

Di Eropa, harapan untuk resolusi perang di Ukraina yang dipicu oleh invasi Rusia pada 24 Februari meredup dengan cepat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan negosiasi damai adalah "situasi buntu" dalam semalam.

Selain itu, investor mencerna data inflasi Selasa dari AS dan berharap tekanan harga telah memuncak. Data menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) naik 8,5 persen tahun-ke-tahun pada Maret, level tertinggi sejak akhir 1981. 

CPI naik 1,2 persen bulan-ke-bulan, sedangkan CPI inti naik 6,5 persen tahun-ke-tahun dan 0,3 persen bulan ke bulan.

3 dari 3 halaman

Pelemahan Rupiah Tak Sedalam Ringgit

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui bahwa nilai tukar rupiah melemah karena tekanan dari sentimen global. Namun jika dibandingkan dengan beberapa mata uang lainnya, pelemahan rupiah masih kecil. 

Perry mencatat, nilai tukar rupiah terDepresiasi sekitar 0,42 persen sampai dengan 16 Maret 2022 dibandingkan dengan level akhir 2021. Angka ini relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya. Seperti ringgi Malaysia 0,76 persen (ytd), rupee India 2,53 persen (ytd), dan peso Filipina 2,56 persen (ytd).

"Dan alhamdulillah nilai tukar cukup baik yang depresiasi jauh lebih kecil dari negara lain," ujarnya dalam acara konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Rabu, 13 April 2022.

Terjaganya nilai tukar rupiah ini didorong oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik dan terjaganya pasokan valas domestik.

Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik.

Untuk itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi, melalui langkah-langkah mendorong efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.

Reporter: sulaeman

Sumber: Merdeka.com