Sukses

Awas! Harga Bahan Pokok Melonjak Jelang Lebaran 2022

Pemerintah akan ada tahapan kenaikan permintaan yang berimbas naiknya harga bahan pokok, dalam waktu menjelang Lebaran.

Liputan6.com, Jakarta Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) mengingatkan Pemerintah akan ada tahapan kenaikan permintaan yang berimbas naiknya harga bahan pokok, dalam waktu menjelang hari raya Idulfitri atau Lebaran.

Wasekjend Bidang Pembinaan dan Pendidikan Pedagang Pasar DPP IKAPPI Choirul Furqon, mengaku bersyukur fase pertama Ramadhan telah terlewati.

“Kita harus bersyukur bahwa kemarin kita telah melewati fase pertama bulan Ramadhan. Dalam fase ini terlihat jelas bahwa kenaikan harga pangan pokok sangat terlihat dan hampir tidak terkendali,” kata Furqon, Jumat (15/4/2022).

Choirul menjelaskan, saat ini kita sedang menjalani fase kedua sampai 3 hari menjelang Idulfitri atau Lebaran. Menurutnya, pada waktu transisi fase pertama dan kedua, terjadi penurunan permintaan di waktu pertengahan Ramadhan. Harga pangan akan mengalami lonjakan tinggi di penghujung Ramadan menuju Hari Raya Idulfitri.

"Kita harus sadar bahwa saat ini sedang memasuki fase dingin harga komoditas pangan. Namun jangan dilupakan bahwa menjelang Idulfitri masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan bahwa pedagang dan masyarakat mempersiapkan beragam macam hidangan, hal ini menjadikan munculnya permintaan yang tinggi dan lonjakan harga akan terjadi," ujarnya.

IKAPPI juga mengingatkan fluktuasi harga ini sangat wajar karena berkaitan dengan proses supply and demand. Namun pemerintah juga harus sadar, fase setiap tahun ini harus selalu diwaspadai.

"Maka pemerintah harus mempersiapkan ketersediaan bahan pangan yang saat ini setoknya minim. Jangan sampai nanti terlupakan dan menjadikan adanya kelangkaan barang, itu akan membuat harga terbang,” ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Data Pangan Indonesia

Lebih dari itu, Furqon juga memberikan sorotan terhadap data pangan di Indonesia.

“Saat ini data pangan nasional kita dapat dikatakan masih semerawut atau tidak satu pintu. Padahal, ketahanan pangan ini adalah isu prioritas nasional, apabila data masih belum terpusat tentu akan kesusahan untuk pengambilan kebijakan,” ujarnya.

IKAPPI berharap data tidak tumpang tindih dan terpusat kepada satu lembaga. Ini bertujuan agar tidak terjadi overlapping data antar lembaga, jika ini dapat dilakukan tentu akan sangat mempermudah kinerja Pemerintah.

Wasekjend IKAPPI ini juga memiliki harapan agar Badan Pangan Nasional (BPN) menjadi satu-satunya lembaga yang menghimpun data ketersediaan pangan nasional.

“Kami berharap Badan Pangan Nasional (BPN) sebagai lembaga baru yang berkoordinasi dengan Presiden secara langsung menjadi sebuah badan rujukan data ketersediaan pangan nasional. Apabila ini terjadi tentu pemerintah sebagai decision maker akan lebih mudah dalam merumuskan kebijakan,” pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Mendag Blusukan ke Pasar Rawamangun, Klaim Harga Bahan Pokok Turun

Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi hari ini melakukan pemantauan harga pangan di Pasar Rawamangun, Jakarta. 

Pemantauan Pasar Rawamangun dihadiri Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Wakil Ketua Satgas Pangan Polri Brigjen Whisnu Hermawan, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, serta Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto.

“Hari ini kita melihat ketersediaan bahan pokok (bapok) ketika Ramadan dan bersiap-siap sebelum hari raya Idulfitri. Bapok stoknya cukup dan karena stoknya cukup mudah-mudahan harga bisa terjangkau,” ujar Mendag Lutfi, Kamis (14/4/2022).

Mendag Lutfi mengungkapkan, sebagian besar harga bapok cenderung turun. Misalnya, harga beras stabil berada di kisaran Rp10.000/kg untuk beras medium dan Rp12.400/kg untuk beras premium.

Komoditas lain, seperti cabai dan bawang harga cenderung turun. Harga cabai merah keriting turun 11,09 persen, cabai merah besar turun 6,83 persen, cabai rawit merah turun 22,84 persen, serta bawang merah turun 5,77 persen.

Sedangkan, gula pasokannya cukup meskipun harga mengalami kenaikan. Harga gula saat ini berada di kisaran Rp14.700/kg, naik 3,52 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan harga ini didorong oleh harga paritas impor.

“Sementara harga telur dan ayam cenderung turun dan diharapkan terus stabil, jangan turun terlalu banyak untuk memberikan keuntungan kepada peternak,” tandas Mendag Lutfi.

4 dari 4 halaman

Minyak Goreng Masih Mahal

Mendag Lutfi melanjutkan, harga minyak goreng curah masih relatif tinggi. Di Pasar Rawamangun minyak goreng curah dijual dengan harga Rp16.000/kg.

“Kondisi harga ini akan terus membaik dan diharapkan sesuai dengan harga yang ditentukan Pemerintah sebelum Lebaran, sesuai HET Rp14.000/liter,” ucapnya.

Sementara, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyebutkan, saat ini Badan Pangan Nasional harus menjaga harga di tingkat hulu dan hilir.

“Harga di tingkat hulu diharapkan tidak terlalu turun sehingga petani dan peternak dapat merasakan harga yang baik dan sampai dengan Lebaran kita pastikan stok stabil dan masuk terus ke Jakarta,” ungkapnya.