Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2022 mengalami surplus sebesar USD 4,53 miliar.
“Ini merupakan surplus yang beruntun selama 23 bulan terakhir. Jadi, selama 23 bulan berturut-turut, neraca perdagangan kita memang masih mencetak surplus,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers kinerja Ekspor Impor Maret 2022, Senin (18/4/2022).
Baca Juga
Surplus neraca perdagangan ini didukung oleh nilai ekspor yang masih lebih besar daripada nilai impor. Tercatat nilai ekspor Maret 2022 mencapai USD 26,5 miliar atau naik 29,4 persen month to month (mtm).
Advertisement
Sedangkan, impor tercatat mencapai USD 21,97 miliar atau naik 32,02 persen dibanding Februari 2022. Disisi lain, kata Margo, ekspor ditopang oleh meningkatnya bahan bakar mineral atau HS 27.
“Pada Maret ini, (ekspor HS 27) naik 54,45 persen secara month to month, diikuti besi baja dengan HS 72, Maret ini secara month to month naik 37,15 persen,” ujarnya.
Tak hanya itu, Kepala BPS menyebut, surplus neraca perdagangan ini juga dipengaruhi oleh kinerja surplus dengan negara-negara mitra dagang.
Misalnya, surplus terbesar berasal dari Amerika Serikat (AS) yang mencapai USD 2,03 miliar dengan komoditas lemak dan minyak hewan nabati (HS 15) serta alas kaki (HS 64).
India
Diikuti, neraca perdagangan negara India yang sebesar USD 1,21 miliar yang disumbang oleh bahan bakar mineral (HS 27) dan lemak dan minyak hewan nabati (HS 15). Selanjutnya, Filipina dengan surplus neraca dagang sebesar USD 916,9 juta.
Demikian, Surplus neraca perdangan Maret 2022 jauh lebih besar dibanding capaian surplus pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar USd 5,52 miliar dan bila dibandingkan dengan periode Januari 2022 yang sebesar USD 2,54 miliar.
“Ini cukup tinggi dan mudah-mudahan tren ini terus meningkat sehingga memberi dampak pada pemulihan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.
Advertisement