Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, menyatakan harga kedelai mulai 18 April 2022 turun menjadi Rp 13.900 per kilogram dibanding minggu lalu 11 April 2022 di kisaran Rp 14.000 per kg.
“Harga kedelai hari ini turun menjadi Rp 13.900 per kilogramnya atau turun 0,71 persen dibandingkan minggu lalu,” kata Mendag dalam keterangannya terkait harga rata-rata nasional barang kebutuhan pokok, dikutip Liputan6.com, Selasa (19/4/2022).
Mendag menjelaskan, berdasarkan perkembangan harga futures di bursa kedelai internasional akan berangsur turun mulai dari akhir Mei tahun ini.
Advertisement
Disamping itu, saat ini Pemerintah juga telah menyalurkan bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai para pengrajin tahu dan tempe anggota KOPTI, yaitu sebesar Rp1.000 per kilogramnya yang disalurkan langsung oleh Perum Bulog.
Terbaru, Perum Bulog melaksanakan pengadaan dan penyaluran perdana kedelai subsidi kepada Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) di Jawa Barat. Pada kegiatan ini, Bulog mendistribusikan 100 ton kedelai impor asal Amerika Serikat (AS).
Penyaluran yang dilaksanakan melalui salah satu gudang supplier kedelai milik FKS Multi Agro Bekasi pada Senin (18/4/2022). Kegiatan ini langsung dihadiri oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dan Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifudin.
100 Ton Kedelai
Pada penyaluran perdana ini diberangkatkan sejumlah 8 truk yang mengangkut 100 ton kedelai yang akan disalurkan ke pengrajin melalui Primkopti Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Kuningan.
Budi Waseso mengatakan, kenaikan harga kedelai akan berdampak pada tempe dan tahu selaku salah satu pangan sumber protein yang murah dan dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Untuk itu, ia melanjutkan, pemerintah telah menugaskan Bulog untuk menyediakan pasokan kedelai pada harga yang lebih rendah dari harga pasar. Diberikan selisih Rp 1.000 per kg bagi pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti sasaran.
Advertisement
Bulog Nego 11 Negara Tambah Stok Kedelai Impor Indonesia
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas tengah berdiskusi dengan sejumlah negara guna menambah ketersediaan stok kedelai impor, khususnya untuk produksi tahu dan tempe.
"Banyak sebenarnya, ada 11 negara yang memproduksi kedelai yang sedang negosiasi,"kata Buwas di Gudang FKS Multi Agro Bekasi, Senin (18/4/2022).
Namun, ia tak ingin sembarang memilih bakal menjalin kontrak dengan negara mana saja. Pemerintah akan terlebih dulu berdiskusi dengan pihak produsen tahu dan tempe.
"Jadi nanti akan saya uji coba contoh-contoh itu kedelai kepada para pengrajin, ini cocok enggak dengan harga relatif murah? Kalau nanti dia cocok, ya sudah kita datangkan," ungkapnya.
Saat ini, pengadaan impor kedelai masih bergantung dari Amerika Serikat saja. Tapi, Buwas enggan selamanya hanya bersandar nasib pada Negeri Paman Sam saja.
"Umpamanya hari ini bisa masuk 100 ribu ton dari Amerika. Tapi belum tentu bulan depan bisa 100 ribu ton. Mungkin ada masalah panen, produksi, dan lain-lain. Jadi kita harus ada alternatif, sehingga pengrajin tempe tahu dijamin barangnya ada," tuturnya.
Selain AS
Oleh karenanya, Perum Bulog kini tengah menjajaki kontak dengan 11 negara selain Amerika Serikat. Sebelum mencapai kesepakatan, kedelai impor tersebut akan terlebih dulu diuji kecocokannya untuk produksi tahu tempe.
"Nanti akan kita uji sampelnya, diujikan ke temen-temen pengrajin tempe tahu, ini bagus untuk tempe tahu atau kedua-duanya. Beberapa negara diantaranya India, Brazil, Argentina. Ada beberapa negara, termasuk juga Australia," terangnya.
Untuk alasan impor, Buwas memaparkan, petani kedelai lokal belum akan bisa memproduksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga terpaksa pemerintah harus mendatangkan kedelai impor, utamanya saat ini dari Amerika Serikat (AS).
"Kenapa kita datangkan dari Amerika? yang pertama, yang sudah siap yang dari Amerika. Kedua, karena ini speknya yang dibutuhkan para pengrajin tahu tempe," bebernya.
"Jadi Bulog mendatangkan dan membeli ini tidak sembarangan asal kedelai. Kita tanya dulu pengarjin tempe/tahunya. Pengrajin itu yang suka seperti apa, baru kita mendatangkan," tandasnya.
Advertisement