Liputan6.com, Jakarta Pemerintah saat ini tengah memaksimalkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai upaya mengurangi emisi karbon dalam rangka mitigasi dampak perubahan iklim.
Di Sungai Kayan Kalimantan Utara, pemerintah membangun PLTA dengan total kapasitas pembangkit listrik sebesar 9.000 MW.
Baca Juga
"Kita punya kesempatan buat PLTA dengan rencana kapasitas 9.000 megawatt di Sungai Kayan, Kalimantan Utara," kata Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Kementerian Investasi, Nurul Ikhwan dalam acara Indonesia Solar Summit 2022, Jakarta, Selasa (19/4).
Advertisement
PLTA tersebut akan mengalirkan energi bersih untuk Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIPI Tanah). Adapun investasi komitmen pembangunan PLTA tersebut sebanyak USD 130 miliar.
"Ini buat kawasan industri KIPI Tanah Kuning yang investasinya USD 130 miliar," kata dia.
Selain di sungai Kayan, PLTA juga akan dibangun di Sungai Mamberamo, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Potensi energi yang dihasilkannya mencapai 24.000 MW. Nurul menyebut, energi yang dihasilkan cukup untuk memenuhi industrialisasi di Papua.
"Potensi energinya mencapai 24 ribu megawatt yang dapat menopang industrialisasi di Papua," ungkap Nurul.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rencana Pembangunan PLTA
Dia melanjutkan rencana pembangunan PLTA tersebut sangat menarik perhatian global. Penggunaan energi bersih saat ini memang menjadi perhatian dunia.
Tak kurang dari 163 perusahaan dari 23 negara mengamati perkembangan penggunaan energi bersih. Bahkan di Eropa, ada aturan pajak tambahan bagi produk yang diolah namun mengabaikan lingkungan.
"Eropa punya kebijakan penambahan pajak buat produk yang menyumbang karbon di langit," kata dia.
Dia menambahkan, penggunaan sumber energi bersih akan menentukan masa depan investasi di Indonesia. Sebab di masa mendatang dunia hanya akan menerima produk-produk yang dihasilkan dengan dukungan listrik yang bersih.
"Artinya, investor hanya akan berinvestasi di negara yang menyediakan energi yang bersih," kata dia.
Â
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
PLN Harus Perbanyak PLTA, Mau Tahu Kenapa?
Potensi bauran energi baru terbarukan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) ditaksir mencapai 95 Gigawatt. Pengamat sebut PT PLN (Persero) punya peran penting dalam pengembangan PLTA.
Dukungan aktif PLN dalam mendongkrak porsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi ditunjukkan dengan kian gencarnya BUMN kelistrikan itu membangun pembangkit ramah lingkungan hingga menyerap listrik yang dihasilkan pembangkit EBT milik swasta seperti PLTA Poso dan PLTA Malea di Sulawesi.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, langkah PLN dalam menggenjot pengembangan pembangkit EBT, khususnya PLTA patut diapresiasi.
"Potensi yang sangat besar ini bisa dimanfaatkan secara maksimal. Dukungan PLN menjadi hal yang sangat penting, " ujar Mamit dalam keterangannya, ditulis Senin (28/2/2022).
Mamit menilai PLTA juga mempunyai kemampuan yang andal dari sisi pasokan dan utilitas. PLTA mempunyai daya tahan yang lebih lama, bisa menjadi pembangkit baseload juga mampu menjadi peaker.
"PLTA ini merupakan EBT yang bisa menjadi peaker atau mampu menjaga beban puncak jika dibandingkan dengan EBT yang lain seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) yang masih bersifat intermitten," ujar Mamit.
Dari sisi kacamata penurunan emisi karbon, Mamit juga menilai PLTA merupakan pembangkit yang benar-benar zero emision karena tidak memerlukan backup sumber energi lain yang berasal dari fosil.
Sedangkan dari sisi investasi, semakin berkembangnya teknologi maka investasi yang harus dianggarkan untuk PLTA makin murah. "Di awal investasinya memang masih tinggi tapi PLTAÂ usianya juga akan lebih panjang dan biayanya lebih murah," ungkap dia.
Â
 Â