Liputan6.com, Jakarta Beberapa perusahaan energi berskala dunia menandatangani nota kesepahaman untuk membangun proyek energi bersih di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
"Pemilihan Kepri sebagai tempat pembangunan energi terbarukan merupakan keputusan tepat, dikarenakan Kepri memiliki kurang lebih 2.000 pulau tak berpenghuni yang dapat digunakan untuk lahan pertanian dan energi terbarukan," kata Duta Besar RI untuk Singapura Suryo Pratomo usai menyaksikan penandatanganan dua MoU di Singapura,dikutip dari Antara, Rabu (20/4/2022).
Baca Juga
MoU pertama yaitu terkait rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terbesar dunia di Indonesia oleh Quantum Power Asia dan ib vogt bersama dengan Pemerintah Provinsi Kepri.
Advertisement
Dalam keterangan KBRI Singapura disebutkan, proyek pembangunan PLTS ini bernilai sebesar Rp71,8 triliun.
Dan MoU yang kedua yaitu antara Sunseap Group dan Pemerintah Kepri terkait pembangunan tenaga solar skala besar yang akan menyalurkan listrik ke Kepri dan Singapura.
Nota kesepahaman itu mencakup ketersediaan 3.000 hektare lahan untuk membangun pembangkit energi surya dan sistem penyimpanan energi.
Dubes Suryo Pratomo menyampaikan penandatangan kerja sama menunjukkan dukungan antara Indonesia dan Singapura dalam sektor energi bersih dan memastikan pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Dubes menegaskan, negara-negara harus saling bekerja sama untuk mengurangi emisi gas.
Indonesia memberikan komitmen kontribusi pengurangan 29 persen emisi gas, namun dengan adanya kerja sama dengan berbagai pihak, diharapkan pengurangan dapat mencapai 41 persen.
KBRI Singapura, kata dia, siap memberikan dukungan yang dibutuhkan dalam upaya implementasi kerja sama.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Ansar Ahmad menyatakan bahwa dukungan terhadap proyek energi terbarukan di wilayah yang dipimpinnya sangat penting, karena kerja sama energi terbarukan dan energi bersih antara Indonesia dan Singapura merupakan mandat Presiden Joko Widodo.
"Semoga proyek ini dapat terimplementasi dengan cepat, tentunya Pemerintah Kepri bersama dengan KBRI Singapura akan terus memantau perkembangan proyek energi bersih antara Indonesia dan Singapura," kata dia.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Energi Terintegrasi
Managing Director dan CEO Quantum Power Asia Simon G Bell menyatakan pihaknya sangat senang dapat menghadirkan solusi energi terintegrasi di Indonesia.
"Setelah kami ditunjuk menjadi Importir Listrik Singapura, kami akan membawa investasi lebih dari 5 miliar dolar AS ke Indonesia, menciptakan sekitar 30.000 pekerjaan dan membangun sistem penyimpanan PV terbesar secara global yang pernah dibangun hingga saat ini," kata Simon G Bell.
Dalam kerja sama ini, terdapat komitmen untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat setempat sebelum mengekspor listrik ke Singapura.
Dengan dukungan penuh dari komunitas masyarakat di Kepulauan Riau, telah dirancang hubungan rantai pasokan hiper-lokal, program pelatihan kompetensi keterampilan yang relevan untuk penduduk, serta kegiatan pembangunan bisnis.
Dengan demikian, diharapkan proyek dapat melibatkan usaha mikro, kecil, hingga menengah lokal dan memberikan dampak positif pada masyarakat luas secara maksimal.
Sementara itu, Co-Founder and Business Chief Executive Officer Sunseap Frank Phuan menyatakan proyek kerja sama ini direncanakan akan memasuk energi bersih hemat biaya ke masyarakat Indonesia dan Singapura, serta menciptakan lapangan kerja di sektor industri yang saat ini berkembangan pesat di Kepri.
"Kami yakin bahwa energi surya akan dapat membantu dekarbonisasi Kepri serta menghasilkan penghematan biaya jangka panjang bagi bisnis dan masyarakat," kata dia.
Advertisement
Terbesar di Sulsel, PLTS Hybrid Selayar Resmi Beroperasi
PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid dengan kapasitas 1,3 mega wattpeak (MWp) yang terletak di Desa Parak Kecamatan Bontomanai Kabupaten Selayar. PLTS Hybrid milik PLN tersebut dibangun di atas lahan seluas 1,46 hektare (Ha) dengan total investasi Rp 39,5 miliar.
Hal ini merupakan bentuk dukungan PLN dalam peningkatan pemanfaatan energi hijau untuk mencapai target neutral carbon pada 2060, sekaligus mendukung perhelatan G20 di Indonesia.
Direktur PLN Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara, Adi Priyanto menjelaskan PLTS ini merupakan PLTS terbesar di Sulsel. Dengan beroperasinya PLTS ini mampu menurunkan emisi karbon sebesar 1.400 ton CO2 per tahun.
"Hadirnya PLTS Hybrid Selayar ini diharapkan menjadi trigger bagi kita untuk berinovasi dalam mengembangkan potensi sumber energi terbarukan seperti energi matahari, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), geothermal, dan bentuk energi terbarukan lainnya," terang Adi.
Adi menjelaskan dengan beroperasinya PLTS Hybrid Selayar, maka total daya mampu sistem kelistrikan Selayar adalah 11,65 Mega Watt (MW), beban puncak adalah 6,4 MW, sehingga masih terdapat cadangan daya sebesar 5,25 MW. Selain itu bauran EBT di sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan adalah 38,8 persen. Angka tersebut di atas target nasional yaitu 23 persen di tahun 2025.
Selain mendongkrak bauran energi, General Manager (GM) PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Awaluddin Hafid menambahkan dengan beroperasinya PLTS ini mampu menghemat biaya operasional sampai dengan Rp 16,5 miliar per tahun.
Awaluddin menjelaskan PLN membangun PLTS terbesar di Sulsel dalam waktu yang sangat singkat yaitu kurang dari 6 bulan. Proses pembangunan PLTS Hybrid Selayar ditandai dengan penandatangan kontrak yang dilaksanakan pada 4 Mei 2021.
Pekerjaan Proyek
Lalu, pekerjaan proyek ini dimulai dari persiapan dan pembersihan lahan pada Mei-Juni 2021. Kemudian dilanjutkan dengan Pekerjaan Konstruksi pada Juli-November 2021. Lalu pada Novembe-Desember 2021 dilaksanakan pekerjaan individual test dan commissioning test.
"Selanjutnya PLN melakukan tahap operasi komersial pada 23 Desember 2021 setelah menyelesaikan reliability run, performance test dan uji laik operasi," papar Awaluddin.
Sampai dengan April 2022, kata Awaluddin PLN UIW Sulselrabar memiliki 11 PLTS dengan total kapasitas 2,5 MWp yang tersebar di beberapa pulau, seperti Pulau Sabutung di Kabupaten Pangkep dan Pulau Tomia di Kabupaten Wakatobi.
Ke depannya, berdasarkan RUPTL tahun 2021-2030, PLN akan membangun 12 PLTS di beberapa pulau yaitu di Sulsel, Sultra & Sulbar dengan kapasitas 17,61 MWp.
Sementara itu, Bupati Kepulauan Selayar, Muh. Basli Ali mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas hadirnya PLTS Selayar. Dengan beroperasinya PLTS ini mampu mengurangi ketergantungan atas BBM untuk genset. Di satu sisi, kata dia masyarakat makin efisien dalam aktivitas ekonominya.
"Saya mewakili masyarakat Selayar mengucapkan terima kasih kepada PLN. Ini adalah Berkah Ramadhan, di mana Selayar memiliki kepulauan yang terpisah dengan daratan lain. Oleh karena itu dengan hadirnya PLTS ini kami berharap dapat menunjang kegiatan ekonomi masyarakat," ungkap Ali.
Advertisement