Sukses

Ada Defend ID, Jokowi Harap Impor Alat Pertahanan Turun

Presiden Jokowi meminta Defend ID mampu meningkatkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Defend ID mampu meningkatkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Dengan demikian nantinya, holding industri pertahanan ini mampu menurunkan ketergantungan impor.

"Akan terus mendorong peningkatan TKDN. Harus terus diperbesar terus. Dan menurunkan impor alat pertahanan dan keamanan kita. Goalnya ke sana," kata Jokowi dalam tayangan youtube, Rabu (20/4).

Presiden Jokowi meminta TKDN produk-produk pertahanan unggulan terus ditingkatkan dari angka yang telah dicapai saat ini yaitu 41 persen. Angka ini diminta agar bisa terus naik dan nanti pada akhirnya 100 persen.

"Kita harus begerak cepat, lincah dan juga jeli melihat peluang. Pro aktif menjawab peluang agar bisa menjadi bagian dari rantai pasok global. Ini penting sekali. Dengan tetap mengutamakan pemenuhan kebutuhan di dalam negeri," jelasnya.

Peluncuran holding Defend ID, katanya, menjadi program strategis BUMN industri pertahanan dan harus dijadikan lompatan untuk bertransformasi. Lalu membangun ekosistem industri pertahanan yang kuat dan modern.

"Kita harus membentuk BUMN industri pertahanan yang kuat dan mandiri yang mampu bersaing dan menguasai pasar di dalam negeri utama nya dan diperhitungkan di pasar internasional atau pasar global," jelas Presiden Jokowi.

Dia menambahkan, BUMN industri pertahanan ini akan menjadi ujung tombak kemandirian industri pertahanan indonesia. Untuk itu, harus menguasai teknologi manufaktur dan komponen terkini berbasis dual use technology dengan membangun global partnership seluas-luasnya dengan siapa pun yang mau transfer teknologi.

"Jadi semuanya ajak tapi tetap mayoritas kita. Sehingga juga agar pasar kita lebih membesar. Terus berinovasi mencari cara dan mencari terobosan. Baik itu terobosan di bidang sdm, bahan baku, produk, prosis bisnis dan operasionalnya. Semuanya. Semuanya harus excellent, yang terbaik," tandasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Jokowi Resmikan Defend ID, Holding BUMN Industri Pertahanan

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo secara resmi meluncurkan holding BUMN pertahanan Defence Industry Indonesia atau Defend ID. Pembentukan Defend ID sejalan dengan kebutuhan Indonesia dalam upaya membangun kemandirian industri pertahanan yang bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dan siap memasuki pasar luar negeri.

"Kita memang harus segera membangun kemandirian industri pertahanan. Mendorong industri pertahanan dalam negeri agar sepenuhnya siap memasuki era persaingan baru," ujar Jokowi dikutip tayangan youtube, Jakarta, Rabu (20/4).

Defend ID diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pertahanan pokok untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Dia juga meminta, kemandirian industri pertahanan harus diwujudkan bersama-sama.

"Tidak bisa sendiri-sendiri, tidak bisa parsial, tdak bisa. Kita harus perkuat industrinya. Kita juga harus bangun ekosistemnya, agar tumbuh dan berkembang semakin maju," kata dia.

Jokowi mengatakan, Defend ID sudah lama ini ditunggu-tunggu. "Dan saya kejar-kejar terus agar BUMN industri pertahanan kita jauh lebih terkonsolidasi. Ekosistemnya semakin kuat. Mampu bersaing secara sehat dan menguntungkan," jelasnya.

Mantan Gubernur DKI tersebut menambahkan, akan terus menagih janji Defend ID untuk menjadi top 50 perusahaan pertahanan dunia. "Ini saya catat janjinya. Janji ini saya catat. Defend ID akan menjadi top 50 perusahaan pertahanan dunia," tandasnya.

3 dari 4 halaman

Holding BUMN Pertahanan Defend ID Patok Pendapatan Rp 20 T di 2022

Presiden Joko Widodo resmi meneken Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2022 sebagai landasan dasar pembentukan Holding BUMN Industri Pertahanan (Indhan) pada 12 Januari 2022 lalu. Setelah resmi, ada sejumlah tantangan yang dihadapi holding BUMN pertahanan ini.

Informasi, Holding BUMN Indhan dengan nama Defend ID terdiri dari PT Len Industri (Persero) sebagai induk holding, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT Pindad dan PT Dahana.

Direktur Utama PT Len Industri (Persero), Bobby Rasyidin menjelaskan, bagi semua anggota Defend ID, pembentukan holding akan meningkatkan kemampuan finansial dan akses pendanaan. Holding juga akan meningkatkan skala bisnis di level regional dan internasional.

"Termasuk meningkatkan bargaining power dalam kerjasama dan alih-teknologi, serta mempercepat penguasaan teknologi melalui kolaborasi dalam membangun produk bersama yang berteknologi khusus dan tinggi berbasis dual use of technology (pertahanan dan non-pertahanan)," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (3/2/2022).

Bagi Kementerian Pertahanan dan TNI, pembentukan holding akan memberi keuntungan berupa kesesuaian produk alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) dengan kebutuhan militer. Kemudian, pelayanan yang lebih baik dari sisi kualitas produk, serta dapat menjamin kemudahan perawatan dan pemeliharaan alpalhankam dalam negeri.

“Kuncinya, semua unsur industri pertahanan nasional harus dapat saling mendukung satu sama lain, baik BUMN maupun swasta. Kolaborasi dan keterkaitan antar lembaga stakeholder yang kuat merupakan prasyarat untuk menciptakan ekosistem industri pertahanan nasional yang kuat, mandiri dan sehat,” sambung Bobby.

Sementara, tantangannya, dalam meningkatkan kontribusi nasional dan bersaing di level internasional jadi tantangan utama dan target Holding BUMN Indhan Defend ID ke depan.

Berdasarkan prognosa, kinerja kelima BUMN Indhan pada akhir tahun 2021 meraup total pendapatan sebesar Rp15,98 triliun (pertahanan dan non-pertahanan). Sebesar Rp7,98 triliun berasal dari sektor pertahanan atau 19 persen penyerapan terhadap anggaran alpalhankam tahun 2021.

Pencapaian tersebut meningkat dari total pendapatan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp12 triliun (pertahanan dan non-pertahanan) atau sebesar Rp5,8 triliun dari sektor pertahanan atau 16 persen penyerapan terhadap anggaran alpalhankam tahun 2020. 

4 dari 4 halaman

Target Raup Pendapatan Rp 20,87 triliun

Sementara itu, prognosa total aset Defend ID di akhir tahun 2021 sebesar Rp36,04 triliun dan ditargetkan tumbuh menjadi Rp39,88 triliun di tahun 2022.

Ia menuturkan kinerja tahun 2020 belum dapat membawa Defend ID masuk dalam daftar Top 100 Global Defence Company di tahun 2021. Di tahun 2022 ini, pendapatan konsolidasi ditargetkan bisa mencapai Rp20,87 triliun atau Rp11 triliun di antaranya dari sektor pertahanan.

Jika itu tercapai maka diprediksi Defend ID dapat merangsek ke Top 90 Global Defence Company dengan asumsi pendapatan perusahan lain tidak berubah.

"Kondisi saat ini antara lain dipengaruhi oleh keterbatasan pembiayaan modal kerja dan investasi, keterbatasan kontrak jangka panjang 5 hingga 10 tahun, ekosistem industri pertahanan dan pengadaan yang belum sepenuhnya terintegrasi, serta rasio TKDN dan anggaran R&D yang perlu semakin ditingkatkan", jelas Bobby.

Sementara itu, di level internasional, Holding BUMN Indhan dituntut dapat meningkatkan bargaining position dengan mitra asing dan meningkatkan kerjasama dengan berbagai skema. Seperti join production, join investment, join development, join marketing, join operation dan skema bisnis lainya yang saling menguntungkan.