Sukses

Proses Desain Capai 91 Persen, Proyek Kilang GRR Tuban Sudah Separuh Jalan

Proyek Strategis Nasional (PSN) kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban memasuki finalisasi desain rinci atau Front End Engineering Design (FEED).

Liputan6.com, Jakarta Proyek Strategis Nasional (PSN) kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban memasuki finalisasi desain rinci atau Front End Engineering Design (FEED), yang setara dengan 49 persen dari proses pembangunan kilang minyak. Proses FEED diperkirakan selesai pada Mei 2022.

PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) selaku pelaksana proyek GRR Tuban melaporkan kemajuan FEED per 31 Maret 2022 mencapai 90,99 persen, atau lebih cepat dari target 87,84 persen. Proses ini diharapkan menghasilkan desain rancang bangun ekstra kompleks untuk mengolah minyak mentah menjadi produk BBM dan petrokimia berstandar internasional.

Perseroan menjalankan kegiatan FEED sejak 16 Maret 2021 berkolaborasi dengan Tecnicas Reunidas SA (TRSA), perusahaan yang berbasis di Spanyol dan bergerak di bidang Engineering, Procurement dan Construction (EPC) sebagai kontraktor desain Enjiniring.

Dalam tahapan FEED, TRSA mengembangkan desain open-art units, fasilitas off-site dan utilities, pengawasan dan integrasi desain secara keseluruhan, termasuk data desain dari technology licensor (pemilik lisensi teknologi).

“Capaian yang melebihi target ini berkat kolaborasi Tim Engineering PRPP dengan TRSA selaku kontraktor FEED yang solid untuk memastikan penyelesaian FEED. Tidak lupa pula dukungan fungsi lain dan manajemen PRPP terhadap pengerjaan FEED ini,” tutur Eriyadi, Direktur Pengembangan PRPP, dalam keterangan resmi Rabu 20/4/2022).

Secara bersamaan, kerja sama dengan mitra strategis terus dipertahankan antara lain dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk penyediaan listrik pada tahap konstruksi dan Kris Energi untuk penyediaan gas.

Demikian juga dengan pemangku kepentingan untuk penyediaan infrastruktur seperti jalur tol Demak–Tuban, reaktivasi jalur kereta api Babat–Tuban, dukungan insentif pajak, dan dukungan lain yang diperlukan untuk menunjang kilang GRR Tuban.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Proses Pembersihan Lahan

Proses pembersihan lahan (land clearing) yang diselenggarakan oleh tim Pertamina GRR Tuban pun berjalan secara simultan dan kini telah memasuki tahap IV.

Pada fase ini Pertamina GRR Tuban mencanangkan target pembersihan lahan seluas 221,17 hektare (ha), termasuk pembuatan drainase sementara dan pemasangan pagar.

Penyelesaian land clearing tahap IV per 31 Maret 2022 adalah 49,01 persen, atau lebih cepat dari target (45,38 persen) dengan melibatkan lebih dari 330 warga sekitar area proyek. Secara total, proses land clearing GRR Tuban sejak tahap I hingga ke IV telah melibatkan 1.220 pekerja, dengan 99 persen di antaranya merupakan warga setempat.

Selama proses tersebut, perseroan menjaga prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di lingkungan proyek. Pada kuartal I-2022, pencapaian jam kerja selamat proyek GRR Tuban, baik di tim Pertamina GRR Tuban maupun di PRPP mencapai 403.496 jam. Secara kumulatif, jumlah jam kerja selamat proyek GRR Tuban sejak land clearing berjalan mencapai 3.536.663 jam.

Eriyadi menambahkan setelah FEED selesai, perseroan akan memasuki proses Final Investment Decision (FID) di tingkat pemegang saham, untuk memastikan keberlanjutan proyek GRR Tuban. Selanjutnya fase rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (Engineering, Procurement, Construction/EPC) diharapkan bisa dimulai pada kuartal III tahun 2023.

“Terlepas dari dinamika situasi global saat ini yang berpengaruh terhadap industri minyak dan gas secara umum, PRPP bersama tim Pertamina Proyek GRR Tuban tetap berkomitmen untuk meneruskan dan menyelesaikan amanah yang telah dipercayakan kepada kami. Mohon doa dan dukungan semua pihak agar setiap tahapan yang kami rencanakan dapat berjalan dengan baik dan lancar termasuk juga proses Final Investment Decision (FID) dan dimulainya fase EPC nanti di tahun 2023.” pungkas Eriyadi.

3 dari 4 halaman

PGN Pasok Gas ke Kilang Tuban, Ini Untungnya Bagi Indonesia

Holding Migas Grup Pertamina bersinergi dalam akselerasi Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam proyek Kilang, lewat kerjasama antara PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas dan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) dalam penyediaan gas bumi Kilang Tuban.

Kerja sama ditandai dengan penandatanganan Head of Agreement (HOA) penyediaan gas bumi di Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Dengan ini, PGN siap menyediakan infrastruktur pendukung untuk penjualan gas ke PRPP, baik melalui Land Based LNG Terminal maupun Pipeline & Stations.

Penandatanganan dilakukan oleh CEO Subholding Gas PT PGN Tbk M. Haryo Yunianto, President Director PRPP Reizaldi Gustino, dan Director of Finance & General Support PRPP Pavel Vagero, disaksikan oleh Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Logistik& Infrastruktur PT Pertamina Mulyono.

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, keberhasilan proyek GRR Tuban nantinya memiliki nilai strategis bagi Pertamina dan Indonesia. Ini akan menjadi integrated refinery and petrochemical pertama di Indonesia.

GRR Tuban akan menghasilkan produk petrokimia yang saat ini masih didominasi oleh impor, sehingga akan menjadi salah satu langkah bagi Indonesia untuk memperbaiki neraca perdagangan dengan mengurangi impor petrochemical.

“Dengan kita sudah memproduksi petrochemical, maka ini menjadi strategi bisnis Pertamina dalam menghadapi transisi energi ke depan,” kata Nicke, Selasa (19/4/2022).

Nicke mengungkapkan, pembangunan integrated refinery petrochemical ini membutuhkan investasi yang besar. Pertamina berupaya untuk menurunkan investasi melalui integrasi. Dengan intergasi ini, beberapa fasilitas tidak perlu dibangun karena mengoptimalkan apa yang sudah dimiliki oleh Pertamina Group dan bisa menurunkan CAPEX.

“Dari sisi Pertamina Group, sinergi ini adalah sinergi yang harus saling menguntungkan. Kita akan menggunakan market price sebagai dasar mengambil keputusan dan competitiveness. Kita juga tetap berharap dapat mendorong efisiensi, karena pada akhirnya ketika efisiensi terjadi akan meningkatkan profitability dan dikonsolidasikan ke Pertamina Group. Ini langkah untuk membesarkan Pertamina Group lebih kuat ke depan,” ujar Nicke.

4 dari 4 halaman

Pembangunan GRR Tuban

Senada dengann Nicke, Direktur Logistik& Infrastruktur PT Pertamina Mulyono mengungkapkan bahwa pembangunan GRR Tuban mengedepankan efisiensi.

“Menurut kami ini sinergi yang luar biasa sekaligus untuk efisiensi dalam membangun pipa dari GRR Tuban ke TPPN sekitar 3 Km. Pembangunan pipa ini bisa mengurangi biaya pembangunan 3 Tank di GRR Tuban dan 2 jetty,” papar Mulyono

Direktur Utama Subholding Gas PT PGN Tbk M Haryo Yunianto mengungkapkan, dengan volume kebutuhan gas sebesar 227 BBTUD pada 2027, dan 351 BBTUD pada tahun 2028 sampai dengan 2046, PGN berkomitmen penuh sebagai agregator pemenuhan energi gas bumi ke GRR Tuban.

“Kami akan menindaklanjuti sesegera mungkin dalam perjanjian definitif dan saling support antar Subholding di Pertamina untuk mengakselerasi penyelesaian on track proyek GRR Tuban ini, sehingga memberikan manfaat bagi energi nasional dan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional,” imbuh Haryo.

GRR Tuban terletak sekitar 55 km dari Pipa Transmisi Gresik- Semarang (Gresem). Pipa Gresem terhubung dengan Pipa EJGP, Pipa Hulu di area Jatim, dan Pipa Kalija di Jawa Tengah, sehingga hal ini dapat dilakukan integrasi infrastruktur pipa dan LNG untuk menyalurkan gas ke Kilang Tuban.