Liputan6.com, Jakarta Pembangunan proyek Bendungan Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang merupakan tipe bendungan kering (dry dam) ditargetkan rampung Agustus 2022.
Kedua bendungan tersebut merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) dari hulu hingga hilir, untuk mengurangi kerentanan bencana banjir di kawasan Metropolitan Jakarta.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menekankan pentingnya penghijauan pada kedua waduk tersebut, yang juga dikembangkan sebagai ecotourism park atau taman ekowisata dengan memanfaatkan kawasan konservasi pada bendungan.
Advertisement
"Manfaatkan tanah yang masih ada di sekitar bendungan untuk konservasi dengan ditanami pohon-pohon buah seperti alpukat, manggis, aren, juga pohon bambu. Menanamnya dilakukan dengan benar, ada tujuannya misal bambu sebagai pagar pembatas tanah," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (21/4/2022).
Proyek bendungan nantinya tidak hanya sebagai bagian dari rencana induk (masterplan) pengendalian banjir Jakarta, tapi juga pengembangan ekowisata kawasan Puncak Bogor dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan mengedepankan perlindungan ekosistem.
Konsep Taman Ekowisata Bendungan Sukamahi akan memanfaatkan kawasan terpadu, seperti konservasi alam pada area sabuk hijau (greenbelt) dikembangkan menjadi forest conservation park atau hutan konservasi. Tempat ini punya fungsi utama menjaga kelestarian dan keberlangsungan tumbuhan khas setempat.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rampung Agustus 2022
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Bambang Heri Mulyono mengatakan, Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi ditargetkan rampung pada Agustus 2022.
"Untuk Bendungan Ciawi saat ini progres fisiknya sekitar 83 persen dan Bendungan Sukamahi 85 persen. Saat ini keduanya sedang dalam tahap konstruksi di tubuh bendungan. Untuk di Bendungan Ciawi juga sedang penyelesaian spillway/saluran pelimpah," terang Bambang.
Bendungan Ciawi memiliki volume tampung 6,05 juta m3 dan luas area genangan 39,40 hektare untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 m3 per detik. Kontrak pembangunannya senilai Rp 798,70 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna lewat skema kerja sama operasi (KSO).
Sementara Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare dengan manfaat mereduksi banjir sebesar 15,47 m3 per detik. Pembangunan Bendungan Sukamahi sudah direncanakan sejak periode 1990-an dan mulai dibangun tahun 2017.
Kontrak pembangunannya senilai Rp 464,93 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya-Basuki (KSO).
Advertisement
Konstruksi Rampung 2022, Bendungan Ciawi Siap Hadang Banjir Jakarta
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah merampungkan konstruksi Bendungan Ciawi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bendungan kering (dry dam) ini jadi bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) untuk mengurangi kerentanan bencana banjir di kawasan Jakarta.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, sebagai bendungan kering, maka pengoperasian Bendungan Ciawi akan berbeda dengan bendungan lain. Waduk ini baru akan digenangi air pada musim hujan, setipe dengan Bendungan Sukamahi di Gadog, Kabupaten Bogor yang terlebih dulu selesai konstruksi.
"Sementara pada musim kemarau bendungan ini kering. Baik Bendungan Ciawi dan Sukamahi merupakan yang pertama kalinya dibangun di Indonesia. Kedua bendungan ini bukan untuk keperluan irigasi atau air baku, namun untuk meningkatkan kapasitas pengendalian banjir," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/3/2022).
Konstruksi Bendungan Ciawi mulai dilaksanakan secara bertahap atau multi years contracy (MYC) sejak Desember 2016 dengan progres fisik selesai 100 persen pada 2021. Bendungan Ciawi memiliki volume tampung 6.05 juta m3 dan luas genangan 39.40 ha dengan biaya pembangunan sebesar Rp 798,7 miliar.
Pada Tahun Anggaran 2021 atau single years contracy (SYC), dilakukan pekerjaan lanjutan dengan nilai kontrak Rp 239,8 miliar untuk menyelesaikan pekerjaan akhir pada bangunan bendungan dan fasilitas umum, dengan progres fisik dan keuangan selesai 100 persen.
Â
 Â
Pekerjaan Lanjutan
Saat ini tengah dilakukan pekerjaan lanjutan II berupa timbunan dengan progres hingga 16 Februari 2022 mencapai 80,2 persen. Ditargetkan seluruh pekerjaan konstruksi selesai pada 2022.
Selain itu, Kementerian PUPR juga terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait dan dan berupaya keras untuk mempercepat pembebasan lahan. Sehingga penyelesaian Bendungan Ciawi selesai sesuai target.
Berdasarkan data, progres pengadaan lahan sudah mencapai 98,83 persen dengan target penyelesaian Uang Ganti Rugi (UGR) pada April 2022.
Pengadaan lahan bendungan dilakukan dengan skema dana talangan, di mana kontraktor membiayai terlebih dahulu dan nantinya akan dibayarkan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Kontrak pekerjaan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 dengan kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna.
Bendungan ini didesain untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung. Rampungnya pembangunan Bendungan Ciawi akan mereduksi banjir sebesar 111,75 m3 per detik.Â
Advertisement