Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menghadirkan program pembiayaan homestay. SMF telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 8,81 miliar hingga 18 April 2022.
Direktur Keuangan dan Operasional SMF, Trisnadi Yulrisman mengatakan, program pembiayaan homestay di desa wisata sesuai dengan destinasi pariwisata yang menjadi program pariwisata nasional.
"Untuk program pembiayaan homestay ini latar belakang yang mendasari adalah kala itu sebelum pandemi memang untuk kegiatan di desa wisata terutama untuk pembiayaan homestay membangun atau merenovasi homestay di kediaman para pegiat pariwisata di desa wisata itu sangat sulit mereka mendapatkan pendanaan dan tentunya kami sebagai safety di bawah arahan dari Ibu menteri sebagai pemegang saham," kata Trisnadi dalam Media Gathering dan Buka Puasa Bersama PT SMF secara virtual, ditulis Kamis (21/4/2022).
Advertisement
Dia mengaku, diminta untuk berkontribusi dalam kegiatan pariwisata dan ini berkaitan erat dengan bisnis inti SM. Bisnis utama SMF yang berhubungan dengan perumahan dan dalam pelaksanaan ini pun dari kementerian pariwisata pada saat itu juga membutuhkan adanya dukungan terkait pembiayaan homestay. Oleh karena itu, SMF dan Kementerian Pariwisata saat itu membutuhkan dukungan terkait pembiayaan homestay.
"SMF dan Kementerian Pariwisata menginisiasi model pembiayaan homestay,” ujar dia.
Sementara itu, tujuan program pembiayaan homestay tersebut untuk mendukung sektor pariwisata, mendukung program pemerintah serta meningkatkan perekonomian masyarakat di desa wisata.
"Kita telah melakukan program pembiayaan homestay terhadap 13 desa wisata mulai dari 2019 hingga 18 April 2022,” kata Trisnadi.
Kemudian, total dana yang disediakan SMF sebesar Rp 20,67 miliar dan realisasinya telah mencapai Rp 8,81 miliar. Sementara saldo masih tersisa cukup signifikan Rp 11,8 miliar.
Hal tersebut berkaitan erat dengan realisasinya pada 2019 yang mencapai Rp 2,2 miliar. Akan tetapi, pada 2020 mengalami penurunan yang berkaitan dengan pandemi COVID-19 di Indonesia.
"Namun, 2021 dengan ekstra effort kami melakukan penyaluran seefektif mungkin realisasi Rp 3,3 miliar dan 2022 sampai dengan April 18 mencapai 1,88 miliar,” ujar Trisnadi.
Jadi, total keseluruhan program pembiayaan homestay telah mencapai 42,66 persen dengan jumlah debitur mencapai 105 debitur.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lokasi
Adapun lokasi penyaluran dari program pembiayaan homestay yang telah dilakukan SMF, sebagai berikut:
1. Desa Nglanggeran, Gunung Kidul, DIY
2. Desa Samiran, Boyolali, Jawa Tengah
3. Desa Kuta, Lombok Tengah, NTB
4. Desa Pagerharjo, Kulonprogo, DIY
5. Desa Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah
6. Desa Mertak, Lombok Tengah, NTB
7. Desa Sarongan, Banyuwangi, Jawa Timur
8. Desa Taman Sari, Banyuwangi, Jawa Timur
9. Desa Sukajaya, Sumedang, Jawa Barat
10. Desa Sembalun, Lombok Timur, NTB
11. Desa Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur
12. Desa Wringin Putih, Banyuwangi, Jawa Timur
13. Desa Tetebatu, Lombok Timur, NTB
Advertisement
Program yang Telah Berjalan
Tak hanya itu, lebih lanjut mengenai program pembiayaan homestay yang telah berjalan antara lain:
1. Desa Nglanggeran Gunung Kidul, DIY. Dana yang disalurkan Rp 1,5 miliar dan pagu pembiayaan Rp 2,6 miliar serta jumlah homestay ada 24 homestay.
2. Desa Samiran Boyolali, Jateng. Dana yang disalurkan Rp 570 juta dan pagu pembiayaan Rp 700 juta serta jumlah homestay 19 homestay.
3. Desa Kuta Lombok Tengah, NTB. Dana yang disalurkan Rp 500 juta dan pagu pembiayaan Rp 500 Juta serta jumlah homestay tujuh homestay.
4. Desa Pagerharjo Kulonprogo, DIY. Dana yang disalurkan Rp 340 juta dan pagu pembiayaan Rp 800 juta serta jumlah homestay lima homestay.
5. Desa Kemuning Karanganyar, Jateng. Dana yang disalurkan Rp 1,8 miliar dan pagu pembiayaan Rp 2,25 miliar serta jumlah homestay 15 homestay.
6. Desa Mertak Lombok Tengah, NTB. Dana yang disalurkan Rp 450 juta dan pagu pembiayaan Rp 500 juta serta jumlah homestay lima homestay.
7. Desa Sarongan Banyuwangi, Jatim. Dana yang disalurkan Rp 150 juta dan pagu pembiayaan Rp 350 juta serta jumlah homestay satu homestay.
8. Desa Tamansari Banyuwangi, Jatim. Dana yang disalurkan Rp 1,5 miliar dan pagu pembiayaan Rp 1,5 miliar serta jumlah homestay 14 homestay.
9. Desa Sukajaya Sumedang, Jabar. Dana yang disalurkan Rp 150 juta dan pagu pembiayaan Rp 600 juta serta jumlah homestay dua homestay.
10. Desa Sembalun Lombok Timur, NTB. Dana yang disalurkan Rp 900 juta dan pagu pembiayaan Rp 900 juta serta jumlah homestay enam homestay.
11. Desa Bangsring Banyuwangi, Jatim. Dana yang disalurkan Rp 500 juta dan pagu pembiayaan serta Rp 500 juta serta jumlah homestay empat homestay.
12. Desa Wringin Putih Banyuwangi, Jatim. Dana yang disalurkan Rp 250 juta dan pagu pembiayaan Rp 300 juta serta jumlah homestay 2 homestay.
13. Desa Tetebatu Lombok Timur, NTB. Dana yang disalurkan Rp 75 juta dan pagu pembiayaan Rp 500 juta serta jumlah homestay satu homestay.
Program Kampung Wirausaha
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) menjadi inisiator program Kampung wirausaha SMF. Lalu, pembina program tersebut ada Trisnadi Yulrisman dan Bonai Soebiakto sebagai pengelola.
Berdasarkan keterangan resminya, program tersebut telah berlangsung sejak 2019 di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor ini terlaksana untuk warga 7 RW dengan jumlah penduduk 5.918 jiwa.
Luas wilayah desa Gunung Malang 345.295 ha dan topografi desa ini berada di kaki Gunung Salak yang terdiri dari persawahan, perbukitan, dan pegunungan dengan tanah yang subur.
Program ini merupakan implementasi TJSL/CSR PT SMF (Persero) yang bekerja sama dengan dinas UMKM kabupaten Bogor dan Yayasan Inspirasi Anak Bangsa.
Luas cakupan penerima manfaat terdiri dari kurang lebih 10.000 KK, kebanyakan warga merupakan pengrajin bambu. Program ini juga merupakan upaya untuk pemulihan ekonomi nasional di wilayah kabupaten Bogor.
“Warga sudah cukup familiar dengan pertanian dan perkebunan, maka tidak mengherankan apabila hampir setiap rumah memiliki beberapa tanaman yang diantaranya adalah tanaman obat. Akan tetapi ternyata pengetahuan mengenai tanaman apotik masih kurang sehingga beberapa tanaman masih kurang dimanfaatkan secara maksimal,” demikian mengutip dari keterangan resmi Sarana Multigriya Finansial, Kamis (21/4/2022).
Sedangkan dari sisi perekonomian, selain di bidang pertanian, warga desa Gunung Malang juga menjadi pengrajin bambu. Ada banyak produk yang dihasilkan namun masih sebatas produk sederhana dan penjualannya banyak melalui tengkulak.
“Oleh sebab itu perputaran usaha cukup lambat,” tulis keterangan resminya.
Advertisement
Beri Pembinaan
Tak hanya itu, PT SMF juga hadir memberikan pembinaan bagi masyarakat DesaGunung Malang meliputi program SMF Care, SMF Green dan SMF Smart.
Pertama, melalui SMF Care bantuan yang diberikan berupa peningkatan status Kesehatan ibu dan anak, edukasi Kesehatan dan pelatihan kader sehat. Bantuan lain adalah pendirian pusat tanaman obat keluarga yang terdiri dari rempah dan rimpang asli Indonesia.
Kedua, melalui program SMF Green warga diberikan pelatihan budidaya tanaman jahe dan kumis kucing, beserta pembuatan produk turunannya yaitu teh kumis kucing dan jahe merah. Produk ini diproduksi khusus oleh kelompok Wanita tani gunung malang, yang terdiri dari 10 orang Ibu.
Ketiga, melalui program SMF Smart ditujukan untuk peningkatan kapasitas warga lokal dalam meningkatkan kesejahteraan.
Pelatihan yang diberikan adalah optimalisasi penggunaan media sosial untuk pemasaran produk, pengembangan potensi wilayah sebagai destinasi wisata, dan pengembangan website untuk desa gunung malang. Pelatihan lain yang rutin diberikan adalah pembuatan produk turunan bambu dan produk tanaman obat keluarga untuk kesehatan.