Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Sentral Negara G20 membahas beberapa agenda utama, dalam pertemuan kedua IMF-World Bank Group (WBG) 2022 dan 2nd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG). Pembahasan salah satunya kesehatan global.
Para anggota G20 menyepakati bahwa tindakan kolektif dan terkoordinasi untuk mengendalikan pandemi Covid-19 tetap menjadi prioritas.
Baca Juga
Anggota G20 mencatat peningkatan angka Covid-19 di beberapa wilayah telah menghambat pertumbuhan, mendisrupsi rantai pasok, dan meningkatkan inflasi, serta memperlambat pemulihan global.
Advertisement
Dalam hal ini, berdasarkan penilaian WHO dan World Bank, terdapat kesenjangan pembiayaan signifikan yang perlu ditangani.
Menkeu, dalam keterangan resminya, mengatakan G20 telah mencapai konsensus untuk mengatasi kesenjangan tersebut melalui pembentukan mekanisme keuangan baru yang didedikasikan untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan untuk kesiapsiagaan, pencegahan dan tindakan terhadap pandemi.
Menurutnya, Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF) yang ditempatkan di World Bank adalah opsi paling efektif untuk mekanisme keuangan baru.
Untuk memulai proses pendirian FIF, Presidensi G20 Indonesia perlu mengawal diskusi seputar isu tata kelola dan pengaturan operasional.
Presidensi G20 Indonesia menargetkan mekanisme keuangan baru tersebut dapat terselesaikan sebelum pertemuan tingkat Menteri Kesehatan G20 di bulan Juni mendatang.
Hal tersebut akan menjadi salah satu manfaat nyata dari Presidensi G20 Indonesia, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Inggris dan Amerika Serikat Walk Out dari Forum G20, Sri Mulyani Santai
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menanggapi santai sikap negara adidaya seperti Inggris, Amerika Serikat (AS) dan Kanada yang melakukan walk out dari forum pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20.
Pertemuan itu berlangsung di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu 20 April 2022 waktu setempat.
Sri Mulyani mengaku tak terkejut atas aksi negara-negara tersebut. Sebab, mereka telah mengultimatum bakal hengkang dari forum jika Rusia ikut terlibat dalam pertemuan.
"Kami sudah tahu negara G7+ akan melakukan itu saat Rusia berbicara. Jadi itu bukan kejutan bagi kami," kata Sri Mulyani dalam sesi teleconference, Kamis (21/4/2022).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menilai, aksi walk out Inggris dan Amerika Serikat tidak mengganggu kekhidmatan forum G20.
Adapun pertemuan G20 ini memang sengaja membahas soal perang antara Rusia dan Ukraina secara lebih insentif. Pasalnya, banyak negara anggota G20 mendesak Rusia menghentikan serangannya ke Ukraina.
"Para negara anggota mengungkapkan keprihatinan mendalam tentang krisis kemanusiaan, dampak ekonomi dari perang, dan menyerukan agar perang bisa berakhir sesegera mungkin," tutur Sri Mulyani.
Menurut dia, perang kedua negara tetangga tersebut bakal semakin menghambat proses pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Selain itu juga mengancam ketahanan pangan global dan mengakibatkan krisis energi.
"Negara-negara berpenghasilan rendah akan sangat terpengaruh (perang Rusia-Ukraina), karena mereka sudah menghadapi banyak tantangan seperti ruang fiskal yang terbatas dan kerentanan utang yang tinggi," tutur Sri Mulyani.
Â
Â
Advertisement
Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris Walk Out Tinggalkan Acara G20 di Washington
Untuk diketahui, delegasi dari Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada memutuskan walk out dari acara G20 di Washington DC saat delegasi dari Rusia angkat bicara. Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga ikut dalam aksi ini.
Deputi Perdana Menteri Kanada, Chrystia Freeland, membagikan foto di akun Twitternya ketika para delegasi melakukan walk out. Mantan pemimpin IMF Christine Lagarde juga ikut melakukan hal tersebut.
"Demokrasi-demokrasi di dunia tidak akan diam saja di hadapan agresi Rusia yang berlanjut dan kejahatan-kejahatan perangnya. Hari ini Kanada dan sejumlah mitra-mitra demokrasi kami walk out dari pleno G20 ketika Rusia mencoba untuk intervensi," tulis Freeland, dikutip Kamis (21/4/2022).
Kanselir Inggris Rishi Sunak turut bicara di Twitter bahwa tujuan dari walk out adalah mengecam Rusia yang menyerang Ukraina.
"Kita bersatu dalam pengecaman kita pada perang Rusia melawan Ukraina dan akan mendorong koordinasi internasional yang lebih kuat untuk menghukum Rusia," ujarnya.
Pemimpin IMF Kristalina Georgieva berkata perlu kerja sama untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia, termasuk perang di Ukraina. Namun, ia merasa resah karena kembali menyaksikan peperangan di Eropa.
"Saya bisa bicara secara jujur bahwa saya tidak berpikir saya akan hidup saat peperangan lain di Eropa pada skala yang terjadi saat ini," ujarnya.
Sebelumnya, negara-negara Barat memang sudah memberi ancaman untuk walk out. Janet Yellen malah sempat ingin memboikot forum menteri keuangan dan gubernur bank sentral di G20 tersebut, namun berubah pikiran.Â