Sukses

SMF Gelar Program Peningkatan Kualitas Rumah di NTT pada 2022

Total pelaksanaan program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh sudah mencakup 13 wilayah kota atau kabupaten dengan total 229 unit rumah

Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF gelontorkan dana untuk program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh telah mencapai Rp 22,5 miliar. Program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh tersebut dilakukan sejak 2018. 

Direktur Keuangan dan Operasional SMF, Trisnadi Yulrisman mengatakan, SMF bekerjasama dengan Kotaku ke lembaga swadaya masyarakat untuk mereka bersepakat dengan BKM seluruh masyarakat menggunakan dana tersebut. Hal ini sebagai dana bergulir atau hibah murni yang langsung habis digunakan untuk pembangunan.

"Ini lokasinya tersebar di seluruh Indonesia memang beberapa wilayah belum tersentuh tapi kita akan menuju ke sana, terutama di tahun ini kita sudah memasuki di wilayah NTT, Kabupaten Belu, Kota Atambua,” ujar Trisnadi dalam Media Gathering PT SMF secara virtual, ditulis Sabtu (23/4/2022).

Adapun total pelaksanaan program tersebut sudah mencakup 13 wilayah kota atau kabupaten dengan total 229 unit rumah.

"Total pelaksanaannya kita sudah mencakup sekitar 13 wilayah lokasi kota atau kabupaten yang memiliki tingkat pertumbuhan cukup signifikan dan ini sudah mencapai totalnya sampai dengan April mencapai 299 unit rumah,” ujar dia.

Trisnadi menegaskan, program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh akan terus berjalan ke depan sehingga akan semakin banyak rumah-rumah yang bisa SMF renovasi atau bangun di seluruh Indonesia.

Program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh merupakan sinergi antara SMF dan Dit. Cipta Karya (Program KOTAKU) dalam kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat yang tinggal di daerah kumuh untuk membangun atau merenovasi rumah yang dimilikinya agar menjadi rumah layak huni.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Total Dana yang Dikucurkan

Dia menambahkan, tujuan program ini antara lain untuk mendukung program pemerintah mengurangi daerah permukiman kumuh, membangun dan atau memperbaiki rumah tidak layak huni (RTLH) dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

SMF mencatatkan jumlah unit rumah kumuh yang direnovasi pada 2018-2020 mencapai 138 unit rumah di sembilan kelurahan dan tujuh kota atau kabupaten dengan jumlah dana sebesar Rp 10,2 miliar.

Kemudian, SMF juga pada 2021 yang masih berjalan mencatatkan jumlah unit rumah kumuh yang direnovasi ada 85 unit rumah di empat kelurahan dan empat kabupaten atau kota dengan jumlah dana sebesar Rp 6,4 miliar.

Sementara itu, pada 2022, SMF mencatatkan jumlah unit rumah kumuh yang direnovasi ada  76 unit rumah di dua kelurahan dan dua kabupaten atau kota dengan jumlah dana sebesar Rp 5,9 miliar.

Jadi total dana yang telah dikeluarkan oleh SMF untuk program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh mencapai Rp 22,5 miliar hingga kini.

 

 

3 dari 4 halaman

Pembiayaan Homestay

Sebelumnya, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menghadirkan program pembiayaan homestay. SMF telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 8,81 miliar hingga 18 April 2022.

Direktur Keuangan dan Operasional SMF, Trisnadi Yulrisman mengatakan, program pembiayaan homestay di desa wisata sesuai dengan destinasi pariwisata yang menjadi program pariwisata nasional.

"Untuk program pembiayaan homestay ini latar belakang yang mendasari adalah kala itu sebelum pandemi memang untuk kegiatan di desa wisata terutama untuk pembiayaan homestay membangun atau merenovasi homestay di kediaman para pegiat pariwisata di desa wisata itu sangat sulit mereka mendapatkan pendanaan dan tentunya kami sebagai safety di bawah arahan dari Ibu menteri sebagai pemegang saham," kata Trisnadi dalam Media Gathering dan Buka Puasa Bersama PT SMF secara virtual, ditulis Kamis, 21 April 2022.

Dia mengaku, diminta untuk berkontribusi dalam kegiatan pariwisata dan ini berkaitan erat dengan bisnis inti SM. Bisnis utama SMF yang berhubungan dengan perumahan dan dalam pelaksanaan ini pun dari kementerian pariwisata pada saat itu juga membutuhkan adanya dukungan terkait pembiayaan homestay. Oleh karena itu, SMF dan Kementerian Pariwisata saat itu membutuhkan dukungan terkait pembiayaan homestay.

"SMF dan Kementerian Pariwisata menginisiasi model pembiayaan homestay,” ujar dia.

Sementara itu, tujuan program pembiayaan homestay tersebut untuk mendukung sektor pariwisata, mendukung program pemerintah serta meningkatkan perekonomian masyarakat di desa wisata.

"Kita telah melakukan program pembiayaan homestay terhadap 13 desa wisata mulai dari 2019 hingga 18 April 2022,” kata Trisnadi.

Kemudian, total dana yang disediakan SMF sebesar Rp 20,67 miliar dan realisasinya telah mencapai Rp 8,81 miliar. Sementara saldo masih tersisa cukup signifikan Rp 11,8 miliar.

Hal tersebut berkaitan erat dengan realisasinya pada 2019 yang mencapai Rp 2,2 miliar. Akan tetapi, pada 2020 mengalami penurunan yang berkaitan dengan pandemi COVID-19 di Indonesia.

"Namun, 2021 dengan ekstra effort kami melakukan penyaluran seefektif mungkin realisasi Rp 3,3 miliar dan 2022 sampai dengan April 18 mencapai 1,88 miliar,” ujar Trisnadi.

Jadi, total keseluruhan program pembiayaan homestay telah mencapai 42,66 persen dengan jumlah debitur mencapai 105 debitur.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Lokasi

Adapun lokasi penyaluran dari program pembiayaan homestay yang telah dilakukan SMF, sebagai berikut:

1. Desa Nglanggeran, Gunung Kidul, DIY

2. Desa Samiran, Boyolali, Jawa Tengah

3. Desa Kuta, Lombok Tengah, NTB

4. Desa Pagerharjo, Kulonprogo, DIY

5. Desa Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah

6. Desa Mertak, Lombok Tengah, NTB

7. Desa Sarongan, Banyuwangi, Jawa Timur

8. Desa Taman Sari, Banyuwangi, Jawa Timur

9. Desa Sukajaya, Sumedang, Jawa Barat

10. Desa Sembalun, Lombok Timur, NTB

11. Desa Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur

12. Desa Wringin Putih, Banyuwangi, Jawa Timur

13. Desa Tetebatu, Lombok Timur, NTB