Liputan6.com, Jakarta - Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat mengklaim sebanyak 34 jalur arteri atau jalan perkotaan kapasitas tinggi siap digunakan pemudik pada masa libur Lebaran 2022.
Menurut Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono, jika mengacu kepada perkiraan kebutuhan kapasitas saat ini akan dibagi tiga jalur.
"Paling tidak kita bisa membagi tiga yang pertama jalur utama. Jalur utama nya itu ada Pantura, Pansela dan ada jalur tengah yang ini berpotensi untuk jalan arteri non tol akan digunakan untuk mudik dan balik Lebaran begitu," ujar Bambang, Bandung, Selasa, 26 April 2022.
Advertisement
Bambang menjelaskan dari tiga ruas jalan arteri tersebut 34 merupakan kewenangan Pemerintah Jawa Barat.
Bambang mengatakan kondisi seluruh jalan arteri tersebut diatas 82 persen layak digunakan.
"Artinya hampir sebagian besar kondisinya layak untuk digunakan. Selain itu juga kami menyiapkan ada beberapa ruas jalan yang berpotensi dilalui untuk berwisata," kata Bambang.
Terdapat 14 ruas jalan yang berpotensi dilalui oleh pemudik yang diantisipasi digunakan pada masa libur Lebaran 2022.
Ruas jalan itu diantaranya berada di lokasi Kawasan Bandung Utara, Lembang, Jabar Selatan, dan Puncak Bogor.
"Dipastikan oleh kami layak digunakan dan tidak menimbulkan kemacetan akibat kerusakan jalan. Tidak juga berpotensi mencelakakan," ungkap Bambang.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tiga jenis kerusakan
Bambang menerangkan perbaikan jalan arteri tersebut terus dipacu hingga H-10 lalu oleh petugasnya.
Tiga jenis kerusakan jalan yang diperbaiki oleh otoritasnya antara lain jalan berlubang, retak - retak dan bergelombang.
"Dari 34 jalan arteri kewenangan provinsi sudah tidak ada namanya berlubang, retakannya sudah tidak ada. Itu yang dinamakan layak atau mantap digunakan," sebut Bambang.
Sedangkan untuk jalur selatan di Jawa Barat kondisinya sekarang dikatakan Bambang sangat memadai untuk dilalui pemudik.
Dimensi jalan 14 - 21 meter dianggap Bambang dapat mengurangi kemacetan di jalur mudik Lebaran 2022.
"Kita juga punya program meningkatkan konektivitas antara jalur tengah ke arah selatan Jawa Barat. Satu tahun terakhir, kita tengah mencoba meningkatkan dimensi jalan yang berada di Garut dan Sukabumi," tukas Bambang.
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang menyebutkan total panjang jalan yang ada di Provinsi Jawa Barat adalah 33 ribu kilometer. Sepanjang 2.400 kilometer merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Advertisement
Epidemiolog Tegaskan Mobilitas Mudik Tidak Tingkatkan Jumlah Kasus COVID
Sebelumnya, Adanya mobilitas mudik Lebaran 2022, menurut epidemiolog Masdalina Pane, tidak berhubungan dengan peningkatan atau penurunan jumlah kasus COVID-19. Apalagi kalau tidak ada Variant of Concern (VoC) virus Corona baru, masyarakat tidak perlu khawatir.
"Saya sudah katakan dari awal, tidak ada hubungannya arus mudik dengan peningkatan atau penurunan jumlah kasus. Jadi, sekali lagi, tidak ada korelasi mobilitas dengan peningkatan atau penurunan jumlah kasus," kata Masdalina saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Senin, 25 April 2022.
"Kalau tidak ada Variant of Concern baru, kita tidak perlu khawatir sebenarnya, (COVID-19) sudah seperti penyakit berpotensi wabah lain. Menurut pandangan saya, mungkin akan ada sedikit peningkatan kasus, tapi tidak signifikan," dia menambahkan.
Lebih lanjut, Masdalina menjelaskan bahwa ada dua faktor yang memengaruhi peningkatan jumlah kasus COVID-19.
"Apa yang sebenarnya yang berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kasus? Pertama, jumlah pemeriksaan (testing). Kasus COVID-19 kita dalam tujuh hingga delapan minggu ini kelihatan turun ya. Tapi lihat testing juga ikut turun," katanya.
"Testing itu ada dua ya. Kalau kita lihat rilis laporan COVID-19 Pemerintah, ada spesimen dan (jumlah) orang yang dites. Kalau yang skrining antigen pelaku perjalanan dan lainnya masuk dalam data jumlah spesimen. Nah, kita ngitungnya orang yang dites," Masdalina menjelaskan.
Kategori orang yang dites COVID-19 mencakup untuk kepentingan diagnostik, yakni suspek, probable dan lainnya. Data orang yang dites pun bukan untuk kepentingan perjalanan.
Sementara itu, pelaporan kepentingan perjalanan, swab follow up, dan kepentingan pekerjaan untuk skrining masuk dalam data jumlah spesimen.