Liputan6.com, Jakarta Harga emas tergelincir ke level terendah dalam dua bulan pada perdagangan Rabu. Turunnya harga emas ini usai nilai tukat dolar Amerika Serikat (AS) menguat di tengah ekspektasi pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh Federal Reserve AS.
Dikutip dari CNBC, Kamis (28/4/2022), harga emas di pasar spot turun 1,1 persen menjadi USD 1.884,74 per ounce, setelah turun ke USD 1.881,45, level terendah sejak 24 Februari.
Baca Juga
Sedangkan harga emas berjangka AS turun 1 persen pada USD 1.885,7.
Advertisement
“Ada pelarian ke tempat yang aman sekarang dari mata uang lain ke dolar AS ... Emas akan berjuang untuk reli antara sekarang dan pertemuan Fed,” kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Bob Haberkron.
Indeks dolar naik ke level tertinggi sejak Januari 2017, didorong oleh ekspektasi bahwa bank sentral AS akan lebih hawkish daripada bank sentral negara lain dan arus safe-haven yang dipicu oleh kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan di China dan Eropa.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan 3-4 Mei.
Kenaikan suku bunga AS meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
“Kami melihat beberapa peserta yang tersisa dengan selera untuk membeli emas,” kata analis di TD Securities dalam sebuah catatan.
Di tempat lain, harga perak turun 1 persen menjadi USD 23,23 per ounce, harga platinum turun 0,6 persen menjadi USD 915,51, dan paladium naik 0,9 persen menjadi USD 2.198,66.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Emas Mulai Bangkit dari Level Terendah Sebulan
Sebelumnya, harga emas naik pada hari Selasa, sedikit pulih dari penurunan ke level terendah lebih dari satu bulan di sesi terakhir. Ini karena investor mencari perlindungan dari kekhawatiran terhentinya pertumbuhan global dan melonjaknya inflasi.
Dikutip dari CNBC Rabu (27/4/2022), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.904,36 per ons pada 10:40 ET (1440 GMT). Harga muncul kembali di atas level kunci USD 1.900, setelah jatuh ke USD 1.890.20 pada hari Senin - terendah sejak 29 Maret.
Harga emas berjangka AS naik 0,3 persen menjadi USD 1,902.30.
Beberapa aksi beli muncul kembali di produk-produk safe haven seperti emas, setelah berita tentang penguncian China yang berdampak pada permintaan di pasar energi dan logam, kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko ekonomi dan politik, termasuk perang Ukraina, naiknya harga emas juga dipengaruhi ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang cepat, yang meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Dolar AS yang lebih tinggi juga memperlambat kenaikan emas.
"Pasar mulai percaya bahwa Fed bersedia menjadi sedikit lebih agresif dan karenanya telah mengambil sedikit angin dari beberapa layar reli komoditas ini," tambah Meger.
Advertisement
Suku Bunga The Fed
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga setengah poin persentase pada masing-masing dari dua pertemuan berikutnya. Tetapi pada saat yang sama, ini membuat pasar khawatir bahwa pengetatan yang agresif dapat menggelincirkan ekonomi global.
Palladium, yang digunakan terutama dalam knalpot kendaraan untuk mengekang emisi, naik 1,4% menjadi $2.174,08 per ounce, sehari setelah kekhawatiran atas berkurangnya permintaan karena penguncian COVID di China menyeretnya turun sebanyak 12,9%.
“Tahun ini karena ketersediaan semikonduktor meningkat, kita akan melihat permintaan mobil meningkat… Penurunan kemarin seharusnya menjadi peluang berburu barang murah yang sangat bagus,” kata analis WisdomTree Nitesh Shah.