Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bergerak tertekan pada perdagangan menjelang libur panjang Lebaran 2022. Pelemahan nilai tukar rupiah ini karena tertekan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) yang agresif minggu depan.
Pada Kamis (28/4/2022), nilai tukar rupiah bergerak melemah 29 poin atau 0,2 persen ke posisi 14.442 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.413 per dolar AS.
Baca Juga
"Nilai tukar rupiah berpotensi tertekan terhadap dolar AS menjelang libur Lebaran ini," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara.
Advertisement
Pelaku pasar, lanjut dia, mungkin mengantisipasi pengumuman kebijakan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), yang akan diumumkan pada hari Kamis, 5 Mei 2022 dinihari di mana pada tanggal tersebut perbankan nasional masih tutup karena libur Lebaran.
Pasar menantikan arah kebijakan The Fed selanjutnya apakah semakin agresif mengetatkan kebijakan moneter atau tidak.
"The Fed diekspektasikan menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin pada rapat minggu depan," jelasnya.
Di sisi lain, kata Ariston, sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat lebih positif hari ini di mana sebagian besar indeks saham Asia terlihat dibuka menguat.
Hal tersebut mungkin bisa menjaga rupiah tidak terlalu melemah terhadap dolar AS hari ini.
Ia pun memperkirakan rupiah berpotensi melemah hari ini ke kisaran 14.450 per dolar AS, dengan dukungan di kisaran 14.400 per dolar AS.
Pelemahan Rupiah Tak Sedalam Ringgit, Rupee, dan Peso
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui bahwa nilai tukar rupiah melemah karena tekanan dari sentimen global. Namun jika dibandingkan dengan beberapa mata uang lainnya, pelemahan rupiah masih kecil.
Perry mencatat, nilai tukar rupiah terDepresiasi sekitar 0,42 persen sampai dengan 16 Maret 2022 dibandingkan dengan level akhir 2021. Angka ini relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya. Seperti ringgi Malaysia 0,76 persen (ytd), rupee India 2,53 persen (ytd), dan peso Filipina 2,56 persen (ytd).
"Dan alhamdulillah nilai tukar cukup baik yang depresiasi jauh lebih kecil dari negara lain," ujarnya dalam acara konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Terjaganya nilai tukar rupiah ini didorong oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik dan terjaganya pasokan valas domestikm
Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik.
Untuk itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi, melalui langkah-langkah mendorong efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.
Advertisement
Rupiah Melemah 0,33 Persen hingga Kuartal I-2022
Nilai tukar Rupiah Indonesia tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global. Namun, nilai tukar rupiah pada kuartal I 2022 mengalami sedikit Depresiasi sebesar 0,33 persen secara rata-rata dibandingkan posisi akhir tahun 2021.
Hal itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2022, Rabu (13/4/2022).
“Depresiasi rupiah tersebut adalah lebih rendah dibandingkan mata uang mata uang sejumlah negara berkembang lainnya,” kata Menkeu.
Jika Indonesia mengalami depresiasi sebesar 0,33 persen, sementara negara tetangga seperti Malaysia mata uang Ringgit mengalami depresiasi 1,15 persen year to date, India mata uang Rupee mengalami depresiasi 1,73 persen, Thailand mata uang Baht mengalami depresiasi hingga 3,15 persen.
Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan, inflasi di Indonesia hingga Maret 2022 tetap terkendali pada tingkat 2,64 persen year-on-year.