Sukses

UMKM Bakal Jadi Bagian Rantai Pasok MIND ID

MIND ID mengoptimalkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di seluruh kegiatan operasional termasuk dari Usaha Mikro Kecil (UMK) mitra binaan Perusahaan

Liputan6.com, Jakarta BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, atau Mining Industry Indonesia, yang beranggotakan di antaranya PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero) dan PT Timah Tbk mengoptimalkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di seluruh kegiatan operasional termasuk dari Usaha Mikro Kecil (UMK) mitra binaan Perusahaan. Saat ini Grup MIND ID telah mencapai TKDN rata-rata sekitar 55 persen.

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan mengatakan, sebagai BUMN holding industri pertambangan, MIND ID terus berupaya mengoptimalkan penggunaan TKDN untuk kegiatan operasional perusahaan termasuk melalui UKM mitra binaan.

"Perusahaan juga mendorong Anggota MIND ID untuk memperhatikan TKDN sesuai dengan arahan Menteri BUMN Bapak Erick Thohir untuk mendukung program Pemerintah dalam penggunaan local content dalam rangka mendorong pertumbuhan industri dalam negeri,” katanya, kamis (28/4/2022).

Grup MIND ID juga mengoptimalkan penggunaan TKDN melalui UKM mitra binaan. Perusahaan terus berupaya mendorong agar UMK mitra binaan dapat naik kelas melalui pendekatan kluster diantaranya Perdagangan, Jasa, Industri, UMK.

“MIND ID juga berupaya mendorong UMKM untuk bisa menjadi bagian dari rantai pasok perusahaan sesuai dengan arahan Presiden dan Menteri BUMN,” tambah Dany.

Saat ini kluster UMK yang sudah menjadi pemasok Grup MIND ID diantaranya dari kluster pertanian - perikanan dan industri.

Pada periode tahun 2020-2021 terdapat lebih dari 6.500 Mitra Binaan dan 501 di antaranya telah berhasil menjadi UMK naik kelas. Target UMK Naik Kelas tahun 2022 Grup MIND ID adalah 285 UMK naik kelas.

TKDN merupakan persentase komponen produksi yang dibuat di Indonesia pada suatu produk barang dan jasa atau gabungan antara barang dan jasa. Hal ini merujuk kepada Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri.

2 dari 3 halaman

MIND ID Bukukan Laba 2021 Rp 14,3 Triliun, Meroket 687 Persen

BUMN Holding Industri Pertambangan Mining Industry Indonesia atau MIND ID mencatat realisasi kinerja yang positif di ssepanjang 2021 lalu.

Holding yang beranggotakan PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk ini membukukan laba bersih sebesar Rp 14,33 triliun.

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan, perekonomian global di 2021 lalu merespons lebih positif atas kondisi pandemi yang semakin terkendali. Demikian juga di Indonesia, yang menunjukkan adanya perbaikan ekonomi dibandingkan dengan 2020.

"Inovasi operasional dilakukan untuk meningkatkan daya saing biaya. Selain itu perusahaan juga memberikan perhatian utama pada peluang-peluang baru yang mendukung pertumbuhan bisnis dimasa yang akan datang," ujarnya, Kamis (7/4/2022).

Peningkatan efektivitas produksi dan penjualan Grup MIND ID dengan memanfaatkan momentum perbaikan harga komoditas global, telah mendukung pertumbuhan kinerja perusahaan pada 2021.

Itu terwujud dengan capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar Rp 28,06 triliun atau meningkat 149 persen dibandingkan 2020 sebesar Rp 11,26 triliun.

3 dari 3 halaman

Penjualan Emas

Dengan efektivitas kinerja produksi dan penjualan di seluruh komoditas mineral seperti emas hingga bijih nikel, perseroan mencatat capaian laba kotor 2021 sebesar Rp 26,41 triliun, dan laba usaha sebesar Rp 16,67 triliun.

Sehingga pada 2021, MIND ID mencatat realisasi laba bersih sebesar Rp 14,33 triliun, atau meningkat 687 persen dibandingkan 2020 yang sebesar Rp 1,82 triliun.

Perusahaan holding ini total mencatat pendapatan sebesar Rp 93,75 triliun pada 2021, atau meningkat 40 persen dari 2020 sebesar Rp 66,57 triliun.

Tiga kontributor terbesar pendapatan perusahaan berasal dari komoditas batubara, emas dan timah, masing-masing sebesar 32 persen, 28 persen dan 13 persen. Sedangkan aluminium berkontribusi 9 persen, feronikel 7 persen, bijih nikel 5 persen, dan lain-lain sebesar 6 persen.