Liputan6.com, Jakarta Masih dalam misi menciptakan ekosistem pertanian yang inklusif dan mengikuti perkembangan teknologi yang ada, CROWDE turut serta menjadi salah satu peserta dalam acara Digital Nusantara Expo and Summit (DNES).
Diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Yayasan Internet Indonesia, dan Pemerintah Kota Surakarta Jawa Tengah, forum DNES bertujuan menggerakkan roda industri pertanian melalui perusahaan berbasis digital ini mampu mengakselerasi transformasi dan implementasi teknologi digital dalam bidang perdagangan.
Baca Juga
CROWDE sebagai salah satu partisipan juga mengusung digitalisasi untuk petani melalui akses permodalan dan perluasan penyaluran hasil tani di ranah digital.
Advertisement
Mengikuti perkembangan teknologi, seperti cashless dan pemesanan melalui aplikasi, CROWDE berharap sektor pertanian Indonesia juga mampu bersaing dengan memasarkan hasil tani yang berbasis teknologi.
“CROWDE hadir sebagai salah satu startup Indonesia yang sudah mulai go digital dan menjembatani permasalahan di bidang pertanian-perikanan. Salah satunya untuk membantu akses petani daerah mendapatkan permodalan dari Bank. Dengan keterbatasan pengetahuan akan persyaratan yang dibutuhkan dalam pengajuan permodalan, CROWDE menjadi contoh bentuk kolaborasi nyata untuk Indonesia bersama petani-petani daerah,” ungkap CEO & Co-founder CROWDE, Yohanes Sugihtononugroho dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (28/4/2022).
Dalam teknisnya CROWDE membantu petani mulai dari persiapan administrasi, sampai dengan pengecekan kelayakan petani untuk mendapatkan permodalan.
Petani yang menerima permodalan juga akan didampingi oleh Field Assistant dalam memonitor proses budidaya sesuai SOP hingga dapat meningkatkan hasil panen.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kesejahteraan Petani
Dalam praktiknya nanti, CROWDE akan bekerja sama dengan KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) dengan mengunjungi BUMDes di masing-masing daerah untuk menyepakati jenis kerjasama yang dapat dijalin ke depannya juga menentukan potensi industri pertanian dan kesejahteraan petani CROWDE akan terus melanjutkan visi-misinya untuk menjangkau dan mendukung para petani di wilayah terpencil dengan menyediakan teknologi pertanian yang memadai, serta akses permodalan agar kualitas hidup mereka makin sejahtera.
Dengan digitalisasi ini, tentunya nanti hasil pertanian akan lebih mudah disalurkan ke retail-retail yang menjadi partner CROWDE. Tujuan ini pada akhirnya menjadi salah satu cara untuk perluasan pasar dan penyaluran hasil tani ke konsumen dengan harga standar pasar.
Hingga tahun 2021, CROWDE tercatat memiliki lebih dari 38.000 mitra petani yang bergabung dengan komoditas pertanian yang unggul, seperti padi, cabai, dan jagung. Tentunya CROWDE juga berharap bisa memberi impact positif ke lebih banyak petani di seluruh Indonesia. Sebab, 98,6 persen mitra petani setuju bahwa dengan bergabung di CROWDE, akses permodalan untuk menunjang usaha tani mereka jadi lebih mudah didapat.
Advertisement
Kementerian BUMN dan Kementan Bakal Benahi Pengadaan Bibit Pertanian
Kementerian BUMN terus melakukan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai kementrian termasuk dengan Kementrian Pertanian untuk melakukan pembenahan di sektor pertanian.
BUMN-BUMN yang memang banyak bekerja di sektor pertanian seperti Pupuk, Perkebunan, dan lainnya sedang melakukan pembenahan dan sinkronisasi data.
“Sinkronisasi data dan kerjasama teknis dengan Kementerian Pertanian menjadi sangat penting karena memang banyak sektor pertanian yang dirambah oleh BUMN. Kerjasama dengan Kementrian Pertanian sudah dimulai dengan Program Data Petani bersama Bank BUMN (Himbara) dan Telkom,” ungkap Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, Senin (25/4/2022).
Kerjasama teknis lainnya adalah pengadaan bibit, karena bibit pertanian menjadi faktor penting untuk mendapatkan hasil pertanian yang baik.
Seperti diketahui BUMN yang bergerak di komoditi sawit, tebu, kopi dan kakao cukup banyak, sehingga pengadaan bibit menjadi bagian penting untuk pengembangan perkebunan.
Apalagi banyak perkebunan BUMN yang melakukan kerjasama melibatkan petani-petani untuk mendukung produksi BUMN seperti sawit dan tebu.