Sukses

Jeff Bezoz Pusing, Amazon Rugi hingga Rp 55 Triliun di Kuartal I 2022

Saham raksasa e-commerce Amazon mencatat kerugian hingga 12 persen di kuartal I 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Saham Amazon anjlok sekitar 12 persen setelah perusahaan itu mencatat kerugian pada Maret 2022 atau pada kuartal pertama tahun ini. 

Dikutip dari CNN Business, Senin (2/5/2022)  raksasa e-commerce yang didirikan orang terkaya kedua di dunia, Jeff Bezos, merugi hingga USD 3,8 miliar atau setara Rp 55,1 triliun (kurs rupiah 14.400 per dolar AS).

Diketahui, kerugian Amazon sebagian besar dari investasinya di perusahaan pembuat mobil listrik Rivian Automotive, sebesar USD 7,6 miliar. 

Pada tahun 2019, Amazon menginvestasikan USD 700 juta atau Rp 10,1 triliun di Rivian dan sahamnya anjlok lebih dari 75 persen sejak IPO yang dilakukan pada November 2021.

Kerugian yang dihadapi Amazon juga terjadi sehari setelah Ford, yang juga investor di Rivian, menarik dana sebelum pajak sebesar USD 5,4 miliar terkait dari investasinya. Ini mengakibatkan Ford mengalami kerugian hingga USD 3,1 miliar Rp 44,64 triliun di kuartal pertama.

 Selain sahamnya yang anjlok, dampak pandemi Covid-19 dan konflik Rusia-Ukraina juga menjadi tantangan dalam bisnis Amazon.

"Pandemi dan perang di Ukraina telah membawa pertumbuhan dan tantangan yang tidak biasa," kata CEO Amazon Andy Jassy. 

"Saat ini, karena kami tidak lagi mengejar kapasitas fisik atau staf, tim kami benar-benar fokus pada peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya di seluruh jaringan pemenuhan kami, lanjut dia.

"Ini mungkin memakan waktu, terutama karena kami bekerja dengan tekanan inflasi dan rantai pasokan yang sedang berlangsung, tetapi kami melihat kemajuan yang menggembirakan pada sejumlah dimensi pengalaman pelanggan," tambahnya.

 

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

2 dari 3 halaman

Amazon Pangkas Cuti Berbayar bagi Karyawan yang Kena COVID-19

Amazon memotong cuti berbayar untuk karyawan front-line AS yang dites positif COVID-19. Hal tersebut efektif Senin, 2 Mei 2022.

Semua karyawan Amazon yang berbasis di Amerika Serikat (AS) yang dites positif COVID-19 sekarang akan mendapatkan cuti dan tidak dibayar hingga lima hari, kata manajemen Amazon kepada para karyawan dalam pemberitahuan yang dikirim pada Sabtu.

Seorang juru bicara mengatakan kepada CNBC pekerja masih dapat menggunakan waktu sakit mereka jika diperlukan.

Dalam pemberitahuan pada Sabtu, Amazon menambahkan, karyawan yang menunggu hasil tes COVID-19 tidak lagi memiliki cuti karena tes cepat sekarang tersedia secara luas.

Raksasa e-commerce tersebut perlahan-lahan menarik kembali kebijakan COVID-19 nya karena vaksin menjadi lebih banyak tersedia dan pusat pengendalian serta pencegahan penyakit mengubah panduannya.

Perusahaan awalnya menawarkan cuti berbayar hingga dua minggu untuk setiap karyawan yang didiagnosis dengan COVID-19 atau ditempatkan di karantina. Pada Januari, perusahaan mengurangi waktu cuti berbayar menjadi satu minggu, atau hingga 40 jam.

Sebagai bagian dari mundurnya, Amazon akan berhenti mengirimkan pemberitahuan kasus positif di seluruh situs di fasilitasnya, kecuali diwajibkan oleh hukum. Perusahaan juga akan menghentikan upaya vaksinasi, katanya.

“Pelonggaran pandemi yang berkelanjutan, ketersediaan vaksin dan perawatan COVID-19 yang berkelanjutan, dan panduan terbaru dari otoritas kesehatan masyarakat, semua sinyal bahwa kami dapat terus menyesuaikan diri dengan aman dengan kebijakan pra COVID-19 kami,” kata perusahaan itu dalam pemberitahuan tersebut dikutip dari CNBC, Senin (2/5/2022).

Keputusan tersebut kemungkinan akan memicu reaksi balik dari karyawan pro serikat yang memperdebatkan kondisi kerja yang lebih baik dan peningkatan manfaat di gudangnya.

Langkah itu dilakukan sehari setelah gudang Amazon di Staten Island, New York, menutup serikat pekerjanya. Dewan Hubungan Perburuhan Nasional akan mulai menghitung surat suara pada 2 Mei.

3 dari 3 halaman

Komentar Jeff Bezos Soal Elon Musk Beli Twitter

Pendiri Amazon Jeff Bezos turut mengomentari langkah Elon Musk dalam membeli perusahaan media sosial Twitter, senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 633 triliun.

Dilansir dari CNBC International, Selasa (26/4/2022) orang terkaya nomor dua di dunia itu mengungkapkan, dirinya memikirkan tentang potensi pengaruh China terhadap Twitter.

Menurutnya, langkah Elon Musk menunjukkan bahwa kepentingan bisnis Tesla di China dapat memberikan pengaruh kepada pemerintah atas Twitter dengan pemilik barunya.

Dalam postingannya di Twitter, Bezos menanggapi sebuah postingan dari seorang reporter New York Times bernama Mike Forsythe. 

Forsythe terlihat membeberkan pentingnya China bagi bisnis Tesla, yang merupakan bisnis terbesar kedua pembuat mobil listrik itu.

"Pertanyaan yang menarik. Apakah pemerintah China baru saja mendapatkan sedikit pengaruh atas alun-alun kota?" tulis Bezos di Twitter, mengisyaratkan hubungan bisnis Musk dengan China.

Bezos kemudian melanjutkan komentarnya di postingan berikutnya dan mengatakan tekanan China tidak mungkin menghasilkan sensor.

"Jawaban saya sendiri untuk pertanyaan ini mungkin tidak. Hasil yang lebih mungkin dalam hal ini adalah kompleksitas di China untuk Tesla, daripada sensor di Twitter," ujarnya.

"Tapi kita akan lihat. Elon Musk sangat pandai menavigasi kompleksitas semacam ini," tambahnya.

Sebagai informasi, Musk menyebut Twitter sebagai "alun-alun kota digital" karena janjinya menjadikan platform tersebut sebagai tempat  debat terbuka, yang merupakan tujuan utama akuisisi.