Liputan6.com, Jakarta - Harga emas yang dijual oleh PT Pegadaian (Persero) atau harga emas Pegadaian begerak stabil pada perdagangan di Hari Raya Idul Fitri 2022. Harga emas pada Senin ini tidak berubah jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya di semua jenis dan semua ukuran. Â
Pegadaian menjual emas jenis emas Antam, emas Batik, emas UBS dan emas Retro. Sedangkan ukuran emas yang dijual mulai dari 0,5 gram hingga 1.000 gram atau 1 kilogram.
Baca Juga
Melansir laman Pegadaian, Senin (2/5/2022), harga emas Antam 24 karat ukuran kecil yaitu 1 gram masih dibanderol Rp 1.014.000. Sementara harga Emas UBS ukuran 1 gram naik menjadi Rp 986.000 dibandingkan sebelumnya Rp 991.000.
Advertisement
Harga emas setiap harinya menyesuaikan dengan harga pasar emas dunia dan lokal. Produk emas antam dan UBS selain ada di Pegadaian, juga tersedia di toko emas, butik masing-masing perusahaan. Dijual secara online maupun offline.
Berikut rangkuman harga emas Pegadaian pada Senin (2/5/2022):
Harga Emas Antam
- 0,5 gram = Rp 559.000
- 1 gram = Rp 1.014.000
- 2 gram = Rp 1.964.000
- 3 gram = Rp 2.921.000
- 5 gram = Rp 4.831.000
- 10 gram = Rp 9.606.000
- 25 gram = Rp 23.882.000
- 50 gram = Rp 47.680.000
- 100 gram = Rp 95.278.000
- 250 gram = Rp 237.919.000
- 500 gram = Rp 475.621.000
- 1000 gram = Rp 951.198.000.
Â
Harga Emas Antam Batik
- 0,5 gram = Rp 632.000
- 1 gram = Rp 1.170.000
- 8 gram = Rp 8.852.000.
Â
Harga Emas Retro
- 0,5 gram = Rp 523.000
- 1 gram = Rp 980.000
- 2 gram = Rp 1.941.000
- 3 gram = Rp 2.883.000
- 5 gram = Rp 4.790.000
- 10 gram = Rp 9.521.000
- 25 gram = Rp 23.665.000
- 50 gram = Rp 47.244.000
- 100 gram = Rp 94.402.000
- 250 gram = Rp 235.719.000
- 500 gram = Rp 471.210.000
- 1000 gram = Rp 942.378.000.
Â
Harga Emas UBS
- 0,5 gram = Rp 526.000
- 1 gram = Rp 986.000
- 2 gram = Rp 1.954.000
- 5 gram = Rp 4.827.000
- 10 gram = Rp 9.604.000
- 25 gram = Rp 23.960.000
- 50 gram = Rp 47.821.000
- 100 gram = Rp 95.603.000
- 250 gram = Rp 238.936.000
- 500 gram = Rp 477.308.000
- 1000 gram = Rp 953.585.000.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Emas Diprediksi Makin Mahal Minggu Ini
Sebelumnya, harga emas dunia disebut-sebut lebih murah imbas dari kebijakan Federal Reserve (The Fed) tentang suku bunga. Para analis melihat bank sentral Amerika Serikat mengabaikan penurunan tajam dalam data PDB Q1 AS dan tetap terpaku pada memerangi inflasi.
Analis menyebut harga emas dunia turu 1,7 persen di akhir April, meski sebelumnya sempat mengalami kenaikan tipis. Emas berjangka June Comex bahkan terakhir diperdagangkan pada posisi USD 1.912,20, atau naik USD21.
"April adalah bulan yang mengerikan untuk emas. Banyak pedagang terkejut dengan pergerakan kuat lainnya yang lebih tinggi dalam dolar AS. Penguatan Greenback didorong oleh arus safe-haven di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi di seluruh Eropa, strategi nol-COVID China, dan ekspektasi kenaikan harga emas. perbedaan suku bunga yang agak lebar antara dolar dan mitra dagang utamanya karena sikap agresif The Fed," analis pasar senior OANDA Edward Moya mengatakan mengutip Kitco News, Senin (2/5/2022).
Federal Reserve, yang dijadwalkan untuk membuat keputusan suku bunga pada hari Rabu, telah mengunci diri ke dalam siklus kenaikan suku bunga yang agresif untuk tiga pertemuan berikutnya.
"Pasar memiliki harga kenaikan suku bunga sekitar 250 basis poin selama 12 bulan ke depan," kata Moya.
Â
Â
Advertisement
The Fed
Ketua Fed Jerome Powell akan tetap fokus pada inflasi, yang sulit dikendalikan, terutama mengingat jenis tekanan harga yang dilihat AS, kata kepala ekonom CIBC World Markets Avery Shenfeld.
"Beberapa menunjuk pada fakta bahwa The Fed tidak pernah mencapai perlambatan inflasi yang tajam seperti yang bertujuan untuk menimbulkan tanpa menyebabkan resesi," kata Shenfeld.
Ia menyampaikan itu sebenarnya bukan kekhawatiran utama pihaknya, karena Ia belum pernah benar-benar menghadapi inflasi jenis ini di masa lalu.
Masalahnya adalah ketika lonjakan harga tahun ini telah membuat masalah inflasi terlihat lebih buruk, penurunan tahun depan akan membuat CPI mengecilkan tren sebenarnya.
"Menurunkan inflasi akan lebih mudah daripada mempertahankannya kecuali kita memperlambat laju perekrutan dan mencegah pengetatan lebih lanjut di pasar tenaga kerja," tuturnya.