Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan 1.000 unit rumah khusus untuk masyarakat terdampak bencana badai Siklon Tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Setiap rumah dibangun dengan tipe 36 dengan luas tanah 108 meter persegi, dan telah dilengkapi dengan sanitasi komunal, jaringan air bersih, listrik, jalan lingkungan dan balai warga, serta siap untuk dihuni.
"Pembangunan rumah ini merupakan upaya Kementerian PUPR untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana badai Siklon Tropis Seroja di Provinsi Nusa NTT," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto dalam keterangan tertulis, Selasa (3/5/2022).
Advertisement
Iwan menerangkan, Kementerian PUPR juga melaksanakan serah terima kunci kepada masyarakat agar bisa segera menghuni rumah tersebut. Hal itu bertepatan dengan satu tahun kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata, dan ke Desa Nelelamadike Kecamatan Ile Boleng, Adonara, Kabupaten Flores Timur.
Pemerintah daerah setempat dan masyarakat penerima manfaat diharapkan tetap menjaga kelestarian dan kebersihan kawasan permukiman yang baru. Untuk menambah asri dan kenyamanan lingkungan, kiranya dapat dilakukan penghijauan oleh masyarakat.
"Adanya tempat tinggal yang layak huni, nyaman, dan sehat akan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya. Bantuan hunian tetap relokasi ini sebagai wujud nyata dan komitmen pemerintah untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana badai siklon tropis seroja," kata Iwan.
Rincian per Kabupaten
Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Nusa Tenggara II Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Yublina Dila Bunga, menerangkan masyarakat yang terdampak bencana direlokasi ke Desa Tanah Merah, Kabupaten Lembata dan Desa Nelelamadike, Adonara, Kabupaten Flores Timur.
Di Kabupaten Lembata, Kementerian PUPR membangun 700 unit di tiga lokasi, yakni Waisesa (173 unit), Tanah Merah (294 unit) dan Podu (233 unit). Sedangkan di Kabupaten Flores Timur dibangun sebanyak 300 unit di tiga lokasi antara lain di Oyang Barang (50 unit), Saosina (195 unit) dan Nelelamadike (55 unit)
"Rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR adalah rumah tipe 36 dengan persil tanah 108 meter persegi. Anggaran pembangunan rumah khusus akibat bencana badai siklon tropis Seroja di Kabupaten Lembata Rp 141,667 miliar dan di Kabupaten Flores Timur Rp 68,58 miliar," jelasnya.
Advertisement
Rekonstruksi Pasca Bencana Badai Seroja di NTT dan NTB Capai 87,8 Persen
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) terus menyelesaikan rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas umum dan fasilitas sosial pascabencana Badai Seroja dan Banjir Bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Total, terdapat 563 kegiatan pembangunan infrastruktur terdampak di kedua provinsi tersebut, dengan progres keseluruhan saat ini sekitar 87,81 persen.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana di NTT dan NTB tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak. Tapi juga sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.
"Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” kata Menteri Basuki, Minggu (13/3/2022).
Ketua Satgas Penanganan Bencana Kementerian PUPR di NTT dan NTB Widiarto mengatakan, seluruh kegiatan pada 38 lokasi di Provinsi NTB sudah selesai dan untuk Provinsi NTT 525 kegiatan/lokasi telah diselesaikan 461 kegiatan. Sedangkan sisa kegiatan di 24 lokasi diharapkan dapat segera diselesaikan.
“Khusus kegiatan relokasi permukiman, dari 2.214 unit di 20 Desa, 8 Kabupaten/Kota, telah selesai 4 lokasi sebanyak 515 unit, yaitu di Desa Waesasa Kabupaten Lembata NTT sebanyak 173 unit, Desa Oyang Barang Adonara Kabupaten Flores Timur NTT 50 unit, Desa Tambe Kabupaten Bima NTB 185 unit, dan Desa Daha Kabupaten Dompu NTB 107 unit,” terang dia.
Relokasi Permukiman
Widiarto menyebutkan, sisa kegiatan di 24 lokasi tersebut diantaranya rehab Bendung Haekesak & Sub DI Beabo Kabupaten Belu dengan progres 99,10 persen, Bendung Mena (98,97 persen), Bendung Kambaniru & Jaringan Irigasi Kabupaten Sumba Timur (98,6 persen).
Kemudian, Bendung Waisika Kabupaten Alor (99,3 persen), Bendung Mainang Cs Kabupaten Alor (99,1 persen), Jembatan Termanu Kabupaten Kupang (99,74 persen), Jembatan Sungai Siumate Besar Kabupaten Kupang (99,19 persen), SD Wardabi Kabupaten Alor (30,13 persen).
Sisanya terdapat kegiatan relokasi permukiman yang tersebar di sejumlah desa di Kabupaten Kupang, Kota Kupang, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Lembata, Kabupaten Flotim, dan Kabupaten Alor.
Secara keseluruhan, dukungan pembangunan huntap Kementerian PUPR di Provinsi NTT sebanyak 1.922 unit meliputi Kabupaten Lembata 700 unit, Flores Timur (Adonara) 300 unit, Alor 386 unit, Sumba Timur 194 unit, Kota Kupang 173 unit, dan Kabupaten Kupang 169 unit. Sementara untuk Provinsi NTB sebanyak 292 unit tersebar di Kabupaten Dompu 107 unit dan Kabupaten Bima 185 unit.
Advertisement