Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk atau BCA menjadi sorotan setelah berhasil menempati peringkat pertama sebagai bank terbaik di Indonesia versi Forbes 2022.
Pada pertengahan April 2022, majalah Forbes merilis daftar bank-bank terbaik di 27 negara, termasuk Indonesia dengan daftar bertajuk World’s Best Banks 2022.
Dilansir dari laman resmi Forbes, Selasa (10/5/2022) ini merupakan tahun keempat diterbitkannya daftar Bank Terbaik Dunia.
Advertisement
Dalam penyusunannya, Forbes bekerja sama dengan firma riset pasar, Statista.
Alih-alih melihat neraca dan laporan laba rugi, seperti yang dilakukan Forbes untuk daftar tahunan Bank Terbaik Amerika, Statista mensurvei lebih dari 45.000 pelanggan dalam 14 bahasa di seluruh dunia untuk pendapat mereka tentang hubungan perbanka saat ini dan sebelumnya.
Secara total, bank-bank ini berasal dari 27 negara.
Bank-bank tersebut dinilai berdasarkan kepuasan umum serta metrik utama seperti kepercayaan, biaya, layanan digital, dan saran keuangan.
Tahun ini, Forbes menempatkan 20 bank terbaik di Indonesia dalam daftar World’s Best Banks 2022.
BCA terpilih sebagai bank terbaik di urutan pertama, yang memiliki 24.603 pegawai.
Berikut daftar bank terbaik di tahun 2022 di Indonesia versi Forbes' World’s Best Banks 2022 :
1. Bank Central Asia (BCA)
2. DBS
3. Bank Mandiri
4. United Overseas Bank
5. Bank Syariah Indonesia
6. Citibank
7. Bank Jago
8. BCA Syariah
9. HSBC Holdings
10. Bank Negara Indonesia (BNI)
11. Panin Bank
12. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
13. BNC
14. Maybank
15. Bank DKI
16. OCBC NISP
17. CIMB Niaga
18. Bank Permata
19. Jenius
20. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BCA Masih Ingin Tambah Kantor Cabang
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA masih berencana untuk menambah kantor cabang kendati memiliki layanan digital yang mumpuni.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja mengatakan, BCA masih membutuhkan personel di lapangan untuk menjaga hubungan baik dengan nasabah.
"Customer dengan bank tidak hanya harus hidup dari digitalisasi only, tapi juga engagement, relationship itu penting. Apalagi nasabah kredit, dana , nasabah yang perlu informasi kalau mau transfer tukar uang dan lainnya,” kata Jahja dalam konferensi pers paparan kinerja perseroan, 21 April 2022.
Pengembangan solusi digital secara konsisten pada platform perbankan transaksi, ditambah tingkat kepercayaan nasabah yang tinggi, menjadi modal utama untuk memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti bank.
BCA juga senantiasa memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra strategis. Pada tiga bulan pertama 2022, total volume transaksi naik 43 persen YoY mencapai lebih dari 5 miliar transaksi.
Jahja menjelaskan, digitalisasi yang dilakukan BCA memiliki dua sisi. Yakni digitalisasi ke nasabah dan digitalisasi internal.
Advertisement
Laba Bersih BCA Tumbuh 14,6 Persen pada Kuartal I 2022
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA melanjutkan kinerja yang apik pada kuartal pertama 2022. BCA bersama entitas anak berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 8,1 triliun, tumbuh 14,6 persen secara tahunan (yoy).
Peningkatan laba bersih BCA di kuartal I 2022 didukung oleh pertumbuhan bisnis. Antara lain peningkatan aktivitas kredit, transaksi, dan CASA.
Seiring dengan pemulihan perekonomian nasional, total kredit naik 8,6 persen yoy. Pertumbuhan kredit terjadi di semua segmen, baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi.
Sementara itu, dana giro dan tabungan (CASA) terus tumbuh secara berkelanjutan, naik hingga 21,7 persen yoy di Maret 2022, sebagai hasil dari inovasi layanan digital yang konsisten serta ekspansi ekosistem bisnis.
Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 8,6 persen yoy menjadi Rp 637,1 triliun pada Maret 2022. Kredit korporasi naik 9,2 persen yoy mencapai Rp 286,9 triliun di Maret 2022, menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA. Seiring dengan aktivitas bisnis yang membaik, kredit komersial dan UKM naik 8,2 persen yoy menjadi Rp 188,8 triliun.