Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta realisasi dari investasi kepada Chairman dan CEO Air Products, Seifi Ghasemi.
Ini disampaikan Jokowi saat menerima kunjungan Seifi dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) di Hotel Ritz Carlton, Washington DC, Kamis, 12 Mei 2022.
Baca Juga
Jokowi menekankan pentingnya implementasi rencana investasi perusahaan bahan kimia dan keperluan industri asal Negeri Paman Sam tersebut.
Advertisement
“Saya menyambut baik penandatanganan MoU di Dubai, November 2021 yang lalu. Sebagai implementasi rencana tersebut pada 24 Januari lalu, saya telah lakukan groundbreaking industri hilirisasi coal to DME di Bukit Asam. Saya berharap semua rencana investasi tersebut dapat segera ditindaklanjuti," kata Jokowi dalam keterangan tertulis, Jumat (13/5/2022).
Sementara Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat ditemui usai pertemuan mengatakan, dari rencana investasi Air Products sebesar USD 15 miliar (Rp 219,5 triliun), untuk saat ini sudah terealisasi tahap pertama sebesar USD 7 miliar.
"Adalah project DME, metanol di Balongan, dan mau membangun juga metanol di Cepu. Sisanya kita akan bikin hidrogen yang akan dibangun di Indonesia dengan memanfaatkan bendungan-bendungan yang dimiliki negara," terang Bahlil.
Bahlil menyampaikan, dari hasil diskusi Presiden dengan CEO Air Products, terdapat juga rencana akan membangun industri dari hulu ke hilir di bidang petrokimia.
"Sekarang tugasnya adalah pemerintah Indonesia harus segera mengeksekusi. Karena uangnya sudah ada, project-nya sudah ada. Saya pikir pertemuan dengan Bapak Presiden dengan pak Seifi ini menunjukkan bahwa investasi di Indonesia tidak hanya dikuasai suatu negara tertentu tapi sudah merata," tuturnya.
Temui CEO AS, Jokowi Pamer Potensi Kekuatan Komoditas Indonesia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah pemimpin negara ASEAN bertemu dengan para pengusaha Amerika Serikat (AS), pada Kamis (12/05/2022) waktu setempat. Pertemuan berlangsung di Intercontinental the Willard Hotel, Washington DC.
Presiden mengatakan jika Indonesia sebagai Presidensi G20, ingin memastikan agar G20 dapat bekerja sebagai katalisator pemulihan ekonomi global. Ini terutama bagi kemajuan negara-negara berkembang.
Presiden juga mengharapkan kerja sama konkret yang menguntungkan dengan ASEAN, khususnya Indonesia.
“Semua ini membutuhkan kemitraan yang erat antara pemerintah dengan komunitas bisnis. Saya berharap para CEOs perusahaan besar Amerika dapat membangun kerja sama konkret di G20, dan kerja sama dengan ASEAN, khususnya dengan Indonesia,” ujar dia melansir laman Setkab, Jumat (13/5/2022).
Khusus dengan Indonesia, Jokowi menekankan potensi kekuatan Indonesia dalam penyediaan bahan baku industri, penyediaan energi hijau, dan ekonomi digital.
“Sebagai salah satu negara penghasil bijih nikel terbesar di dunia, Indonesia berkembang pesat dalam industri besi dan baja. Saat ini Indonesia menjadi negara penghasil besi baja stainless terbesar nomor dua di dunia,” ungkap dia.
Menurut Presiden, Indonesia juga kaya akan tambang seperti tembaga dan bauksit untuk aluminium, yang akan menjadi tulang punggung industri energi baru dan terbarukan, termasuk baterai litium dan mobil listrik.
Selain itu, Indonesia juga sangat kaya dengan potensi energi hijau. Pembangkit listrik tenaga hidro, surya, dan geotermal sangat berlimpah.
“Kami memastikan bahwa produksi barang penting akan dihasilkan dari pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Kami mengundang pelaku bisnis Amerika untuk investasi di Indonesia,” jelas Presiden Jokowi.
Advertisement
Ekonomi Digital
Presiden menambahkan, Indonesia juga serius dalam pengembangan ekonomi digital yang adil dan bermanfaat bagi semua. Saat ini, Indonesia memiliki 2.346 start-up, terbanyak kelima di dunia.
“Saya sangat mengharapkan kontribusi pebisnis Amerika dalam pengembangan infrastruktur digital, memfasilitasi digital capacity-building, serta mendukung kami masuk global value chain melalui digitalisasi,” ujar Presiden.
Tampak hadir Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, US-ASEAN Business Council Ted Osius, Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim John Kerry dan sejumlah pimpinan perusahaan AS antara lain Google, Chevron, Boeing, Qualcomm, ConocoPhillips, Marriot International, dan lainnya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani.