Grup Lippo melalui anak perusahaannya, Siloam Hospital Group berencana fokus membangun sembilan rumah sakit di Indonesia bagian timur. Perseroan memperkirakan total kebutuhan investasi untuk proyek tersebut sekitar Rp 3,6 triliun.
"Kami sudah merencanakan akan membangun sekitar 8-9 rumah sakit di seluruh Indonesia, seperti Makassar, Manado, Bali, Kupang, Ambon dan lainnya," ujar Presiden Direktur Lippo Group, Theo L. Sambuaga di Jakarta, Jumat (25/1/2013).
Sepanjang periode Januari-Desember 2012, perseroan telah meresmikan 9 rumah sakit. Dalam waktu dekat, lanjut Theo, pihaknya akan meresmikan satu rumah sakit di Makassar. Sedangkan konstruksi rumah sakit di Ambon bakal dimulai pada April ini.
Theo mengaku potensi Indonesia timur yang diprediksi akan terus bertumbuh membutuhkan ketersediaan infrastruktur yang memadai, termasuk rumah sakit.
"Kami coba melengkapi infrastruktur yang sudah ada melalui pembangunan rumah sakit dengan kualitas pelayanan yang sama dengan di Pulau Jawa," ujarnya.
Rumah sakit itu, lanjut dia, akan menyediakan fasilitas untuk kelas tiga yakni, kalangan menengah ke bawah sekitar 30% dari aturan pemerintah yang menetapkan sebesar 26%.
Sementara dari sisi pendanaan, Theo menghitung, pembangunan satu unit rumah sakit menelan dana sekitar Rp 300 miliar- Rp 400 miliar.
"Besaran investasi tergantung di daerah masing-masing, seperti di Manado butuh Rp 400 miliar, bahkan Makassar bisa mencapai Rp 500 miliar. Tapi kalau rata-rata kebutuhan dananya Rp 300 miliar- Rp 400 miliar," tutur dia.
Dengan begitu jika dirinci, perseroan harus menyiapkan anggaran sekitar Rp 3,6 triliun untuk merealisasikan rumah sakit tersebut. Pendanaan tersebut, menurut Theo, akan dipenuhi dari kas internal dan pinjaman perbankan masing-masing 50%. (Fik/Ndw)
"Kami sudah merencanakan akan membangun sekitar 8-9 rumah sakit di seluruh Indonesia, seperti Makassar, Manado, Bali, Kupang, Ambon dan lainnya," ujar Presiden Direktur Lippo Group, Theo L. Sambuaga di Jakarta, Jumat (25/1/2013).
Sepanjang periode Januari-Desember 2012, perseroan telah meresmikan 9 rumah sakit. Dalam waktu dekat, lanjut Theo, pihaknya akan meresmikan satu rumah sakit di Makassar. Sedangkan konstruksi rumah sakit di Ambon bakal dimulai pada April ini.
Theo mengaku potensi Indonesia timur yang diprediksi akan terus bertumbuh membutuhkan ketersediaan infrastruktur yang memadai, termasuk rumah sakit.
"Kami coba melengkapi infrastruktur yang sudah ada melalui pembangunan rumah sakit dengan kualitas pelayanan yang sama dengan di Pulau Jawa," ujarnya.
Rumah sakit itu, lanjut dia, akan menyediakan fasilitas untuk kelas tiga yakni, kalangan menengah ke bawah sekitar 30% dari aturan pemerintah yang menetapkan sebesar 26%.
Sementara dari sisi pendanaan, Theo menghitung, pembangunan satu unit rumah sakit menelan dana sekitar Rp 300 miliar- Rp 400 miliar.
"Besaran investasi tergantung di daerah masing-masing, seperti di Manado butuh Rp 400 miliar, bahkan Makassar bisa mencapai Rp 500 miliar. Tapi kalau rata-rata kebutuhan dananya Rp 300 miliar- Rp 400 miliar," tutur dia.
Dengan begitu jika dirinci, perseroan harus menyiapkan anggaran sekitar Rp 3,6 triliun untuk merealisasikan rumah sakit tersebut. Pendanaan tersebut, menurut Theo, akan dipenuhi dari kas internal dan pinjaman perbankan masing-masing 50%. (Fik/Ndw)