Liputan6.com, Jakarta Proses investigasi terus dilakukan guna menguak penyebab kebakaran yang terjadi di Kilang Balikpapan pada Minggu (15/5/2022) lalu. Namun, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan tak menampik, usia kilang yang sudah cukup tua bisa jadi salah satu penyebabnya.
Sebagai informasi, Kilang Balikpapan yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) ini terbangun sejak 1922. Artinya, kilang tersebut genap berusia 100 tahun pada 2022 ini.
Baca Juga
Mamit menyebut jika tahun ini saja Kilang Balikpapan sudah terbakar dua kali, di mana insiden pertama terjadi pada 4 Maret 2022 silam.
Advertisement
"Seharusnya PT KPI bisa belajar karena sudah cukup banyak insiden yang terjadi sejak tahun 2021 kemarin," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (18/5/2022).
Dia berharap sejatinya perubahan manajemen di KPI bisa membawa perubahan terhadap semua hal. Sebagai subholding yang diberikan tanggung jawab dalam mengelola perusahaan sendiri, Mamit menilai, sisi keamanan Kilang Balikpapan sudah sepatutnya jadi tanggung jawab penuh perusahaan.
Dia mendesak PT KPI kembali melakukan evaluasi terhadap sistem HSSE, melakukan audit investigasi terhadap semua sistem safety, serta melakukan kembali penyegaran terhadap personil yang bekerja, termasuk pihak ketiga.
"Saya kira ke depan harus diwaspdai adalah usia daripada peralatan, mengingat saat ini kilang-kilang minyak Pertamina sudah cukup berumur. Makanya perlu ada audit yang mendalam terkait peralatan," tegas Mamit.
Pasca Kebakaran, Kilang Pertamina Balikpapan Pastikan Produksi BBM Aman
Pasca terjadinya flash di Plant 5 yang merupakan salah satu unit di area Kilang Balikpapan, Pertamina memastikan produksi BBM tetap berjalan sehingga tidak mengganggu suplai BBM ke masyarakat.
Saat ini stok BBM dari Kilang Balikpapan masih mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan suplai ke Terminal BBM di Balikpapan.
Selanjutnya, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) bersinergi dengan PT Pertamina Patra Niaga (PT PPN) memastikan produksi dan suplai BBM ke masyarakat tetap dapat berjalan normal, tanpa ada kendala. Bahkan Pertamina juga telah mempersiapkan skenario alih suplai, berkoordinasi dengan Pertamina Group sebagai antisipasi dan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan BBM masyarakat.
Upaya recovery operasional Kilang saat ini juga tengah dilakukan oleh tim internal Pertamina Balikpapan untuk memastikan agar Plant 5 dapat segera kembali beroperasi maksimal. Selain itu dilakukan pengaturan produksi di unit-unit lainnya dalam kilang agar dapat berproduksi secara optimal.
Advertisement
Penghasil BBM
Ely Chandra, Area Manager Comm, Relation & CSR Kilang Balikpapan menyampaikan bahwa plant 5 menghasilkan salah satu komponen dalam produksi BBM.
“Saat ini, kami akan mengoptimalkan stok yang terdapat dalam tangki. Namun, kami juga tengah mempersiapkan rencana tambahan bahan baku produk untuk menggantikan kebutuhan komponen HOMC dari Plant 5 yang diperlukan untuk memproduksi BBM” jelas Ely dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (16/5/2022).
PT Kilang Pertamina Internasional akan mempergunakan komponen PT PPN yang diambil dari dari Terminal BBM Tanjung Uban. HOMC (High Octane Mogas Componen) merupakan komponen yang diperlukan untuk memproduksi BBM beroktan tinggi seperti Pertamax
“Perbaikan Plant 5 dijadwalkan selesai dalam 7 hari ke depan, dan kita memastikan produksi BBM tetap dapat berjalan dengan aman. Mohon doa dan dukungannya agar tahapan-tahapan perbaikan tersebut dapat dilaksanakan semaksimal mungkin,” pungkas Ely.