Liputan6.com, Jakarta Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Panji Muara telah menjadi etalase pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) di Bali.
PLTMH berkapasitas 2 x 700 kiloWatt (kW) ini merupakan pembangkit mini hidro komersial pertama dan satu-satunya di Pulau Dewata.
Baca Juga
Berada di Desa Sambangan, Singaraja, Buleleng, pembangkit ramah lingkungan ini telah membangkitkan listrik sejak Oktober 2016.
Advertisement
”PLTMh ini tak hanya berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik untuk jaringan di Bali bagian utara saja, namun juga berfungsi sebagai showcase solusi energi baru terbarukan di Bali,” ujar Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Bali Utara, Agus Yudistira, Sabtu (21/5/2022).
Agus menjelaskan, pembangkit yang memanfaatkan sumber air dari Tukad Buleleng ini telah dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga murid taman kanak – kanak kerap mendatangi untuk memperoleh pengalaman dan informasi terkait energi baru terbarukan.
Senior Manager Perencanaan, Putu Putrawan menyebutkan, potensi energi baru terbarukan di Bali cukup besar. Untuk PLTMH sendiri, Bali memiliki potensi hingga 24,5 Megawatt (MW) dan dalam peta jalan pembangunan pembangkit EBT di Bali yang terdekat direncanakan akan ada penambahan sebesar 1,3 MW pada 2023.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Siapkan Skenario
Untuk itu, PLN telah menyiapkan skenario untuk penambahan bauran energi baru terbarukan di jaringan subsistem Bali. Saat ini Bali memiliki berbagai potensi EBT yang bersumber dari tenaga air, surya, panas bumi, hingga angin.
“Target kami tahun 2030 akan ada total penambahan listrik yang bersumber dari EBT sebesar 238,8 MW sehingga bauran energi baru terbarukan nantinya dapat mencapai 13,49 persen,” terangnya.
Saat ini bauran energi baru terbarukan di Bali masih berada di angka 0,29 persen yang dipasok dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan PLTMH dengan total daya mampu sebesar 3,4 MW.
“Kami berkomitmen untuk memastikan peningkatan rasio bauran energi baru terbarukan dapat terealisasi dengan inovasi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dari segi perijinan, investasi, maupun inovasi pendukung yang mampu mendukung percepatan transisi energi,” tutupnya.
Advertisement
Ekonomi Bangkit, Penjualan Listrik PLN Melejit
Listrik menjadi energi perangsang geliat ekonomi Indonesia setelah sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19. Naiknya konsumsi listrik pun menjadi pertanda perekonomian nasional mulai bangkit.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Diah Ayu Permatasari mengatakan, penjualan listrik hingga April 2022 mencapai 88.803 Gigawatt hour (GWh) mengalami pertumbuhan sebesar 8,62 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu sebesar 81.756 GWh. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2022 yaitu sebesar 5,01 persen (year on year/yoy).
"Kenaikan penjualan listrik ini menandai perekonomian Indonesia mulai bangkit, sebab permintaan listrik sejalan dengan pertumbuhan ekonomi," kata Diah.
Diah melanjutkan, pertumbuhan penjualan listrik tertinggi hingga April 2022 terjadi di Riau dan Kepulauan Riau yaitu sebesar 43,8 persen.
Kemudian wilayah dengan pertumbuhan penjualan listrik kedua tertinggi adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) sebesar 23,5 persen. Disusul wilayah Bangka Belitung dengan pertumbuhan sebesar 12,8 persen dibanding tahun lalu.
Diah menuturkan, peningkatan penjualan listrik tersebut dipicu oleh berbagai program transformasi yang dilaksanakan secara berkelanjutan. Selain itu juga didorong pencanangan program intensifikasi dan ekstensifikasi penjualan yang dilaksanakan oleh PLN selama pemulihan ekonomi pasca pandemi ini.
"Kami terus melakukan inovasi untuk mendorong penjualan listrik. Untuk pelanggan rumah tangga, kami mendorong electrifying lifestye. Ibarat kata, kami tidak mau berpuas diri dari capaian hari ini," ujar Diah.
Strategi Intensifikasi
Diah memaparkan, strategi intensifikasi penjualan tenaga listrik dilakukan PLN dengan mendorong penggunaan listrik pelanggan untuk kegiatan produktif. Langkah ini dilakukan PLN melalui rangkaian program bundling dan promo tambah daya.
PLN juga mendorong penerapan gaya hidup dengan menggunakan peralatan berbasis listrik dalam kehidupan sehari-hari atau electrifying lifestyle, seperti mendorong ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai dan penggunaan kompor induksi.
"Banyak program yang kami sediakan mendorong konsumsi listrik. Seperti diskon 30 persen bagi pemilik kendaraan listrik yang mengisi daya kendaraan listriknya di malam hari," ujar Diah.
Dia melanjutkan untuk strategi ekstensifikasi penjualan yaitu meningkatkan jumlah pelanggan PLN. Strategi ini ditempuh melalui program win back yaitu mengakuisisi captive power atau mengganti kelistrikan perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan pembangkit sendiri dengan suplai listrik dari PLN.
"Langkah tersebut dilakukan agar pelanggan dapat berfokus pada bisnis intinya. Urusan listrik biar kami yang backup," imbuh Diah.
Tak hanya itu, PLN juga terus menggali ceruk pasar potensial di berbagai sektor. Misalnya, program electrifying agriculture dan electrifying marine untuk sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan serta kelautan.
"Sejumlah strategi yang dilakukan PLN merupakan bentuk dukungan perseroan dalam menggerakkan perekonomian dengan menghadirkan listrik untuk kegiatan-kegiatan produktif," terang Diah.
Advertisement