Sukses

Bupati Sragen: Terima Kasih Atas Arahan Presiden Jokowi dan Kerja Cerdas Mentan SYL

Apresiasi diberikan oleh Bupati Sragen, Yuni Sokawati kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL).

Liputan6.com, Sragen Apresiasi diberikan oleh Bupati Sragen, Yuni Sokawati kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Ia menyampaikan rasa terima kasih atas arahan yang diberikan oleh Bapak Presiden dan Menteri Pertanian dalam upaya Kabupaten Sragen meningkatkan produksi beras nasional selama beberapa tahun terakhir. Menurut Yuni, arahan mereka mampu menjadikan Kabupaten Sragen sebagai salah satu lumbung pangan nasional.

Berdasarkan catatan yang ada, kata Yuni, Sragen menjadi lumbung pangan terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap. Di tingkat nasional, Sragen sendiri menjadi lumbung pangan terbesar urutan kesembilan di Indonesia. Adapun luas lahan sawah di Sragen mencapai 40.129 hektare dan lahan kering 54.026 hektare.

"Alhamdulillah Sragen bisa terus berkontribusi terjadap pangan nasional. Ini semua berkat arahan Bapak Presiden dan juga kerja cerdas Pak Menteri (SYL)," ujar Yuni, Minggu, 22 Mei 2022.

Yuni mengatakan, Presiden Jokowi sejauh ini memang memiliki perhatian yang cukup besar terhadap sektor pertanian. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Jokowi dan SYL memantau penanaman dan panen bersama baik padi maupun jagung.

"Bapak Presiden juga mampu membuat petani semakin bersemangat dalam melakukan produksi setiap hari. Ditambah pak Menteri yang terus memantau jalanya proses produksi agar tetap meningkat," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Apresiasi Tidak Impor Beras

Terakhir, Yuni mengapresiasi kebijakan pemerintah yang tidak melakukan impor beras dalam waktu tiga tahun terakhir. Menurut Yuni, kebijakan tersebut merupakan implementasi dan kolaborasi kerja nyata yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia sudah tidak mengimpor beras selama tiga tahun terakhir setelah sebelumnya mengimpor 1,5-2 juta ton beras setiap tahunnya. Dia berharap, capaian tersebut dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan menggenjot produktivitas dalam negeri.

"Yang biasanya kita impor 1,5 juta sampai 2 juta ton per tahun, sudah 3 tahun ini kita tidak. Ini yang harus dipertahankan, syukur stoknya bisa kita perbesar. Artinya, produktivitas petani itu harus ditingkatkan," katanya.

 

(*)