Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman mencecar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Direksi PT Sorik Marapi Geothermal Power terkait insiden bocornya pengeboran di Mandailing Natal, Sumatera pada April 2022. Ia menilai insiden terjadi karena tak adanya pengawasan yang sesuai.
Maman mengaku geram karena insiden yang melibatkan PT SMGP ini bukan kali pertama. Ia mengeklaim kebocoran pengeboran gas bumi akibat tabrakan antara bor sumur ini sudah keempat kalinya. Ia mengaku hal ini tak bisa lagi ditoleransi.
Baca Juga
Menanggapi kejadian berulang ini, Maman menegaskan akan membuat panitia kerja untuk melakukan investigasi terkait insiden ini. Ia menduga ada kesalahan operasional dan manajemen dalam melakukan kegaitan pengeboran tersebut.
Advertisement
"Kejadian pertama waktu itu di surface, kedua di downfall di bawah, berarti lemah sekali. Kemarin kita sudah menyarankan tutup (operasi) sampai ada perbaikan manajemen,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Dirjen Minerba, Dirjen EBT Kementerian ESDM, Direksi PT Sorik Marapi Geothermal, dan Direksi PT Sorikmas Mining bersama Komisi VII DPR RI, Senin (23/5/2022).
“Saya agak keras karena (kejadian) pertama, kedua kita sudah dapat laporan di bawah, macam-macam dari masyarakat, tapi karena kita berpikir sekali dua kali kita bisa toleransi, tapi sudah keempat kali, sangat sulit ditoleransikan,” tegasnya.
Sebagai langkah antisipasi kedepannya, Maman meminta ada langkah pendalaman khusus mengenai kejadian ini. Ia pun menyebut akan ada Panitia Kerja (Panja) yang dibentuk untuk melakukan audit ke lapangan.
“Saya minta ini diaudit, kita sepakat untuk bentuk panja, kita mau tak perlu waktu lama, kita minta satu bulan untuk turun, kita minta audit semuanya,” katanya tegas.
Informasi, kejadian yang dimaksud adalah adanya tabrakan bor sumur T-12 dengan sumut T-11. Ini menyebabkan bocornya sumur gas tersebut. kejadian ini terjadi pada 24 April 2022. Sejumlah warga terdampak kejadian ini juga disebut langsung dievakuasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berdampak ke Iklim Investasi
Lebih jauh, Maman memandang insiden ini kedepannya akan berpengaruh terhadap iklim investasi di dalam negeri. Khususnya terkait dengan pengembangan energi baru terbarukan di sektor pembangkit panas bumi.
Ditambah, di sisi lain, Komisi VII kini sedang gencar mendorong pembahasan rancangan undang-undang energi baru terbarukan. Insiden seperti ini dipandang juga akan menggangu hal tersebut.
“Hari ini komisi VII lagi mendorong RUU EBT, kalau failed realitas di lapangan dampaknya akan kemana-mana, akan pengaruhi iklim investasi di negara kita,” kata dia.
“Saya meyakini akan semakin sulit sekali untuk mendorong perkembangan industri panas bumi di negara kita, jangan sampai karena urusan manajemen,” tambah dia.
Penyebab Kebocoran
Pada kesempatan yang sama, Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Harris Yahya mengungkap penyebab kejadian kebocoran di sumur T-12 tersebut. Ada beberapa langkah tahapan yang dicatat olehnya.
“Saat pelaksanaan kegiatan drilling 24 April 2022 itu dimulai tanggal 20, timnya sudah ada perubahan organisasi pertama, tadinya dilakuan manajer drilling sebagai pimpinan tertinggi drilling, diganti GM, orang baru yang ahli rig tapi belum memahami secara baik drillingnya,” terang dia.
Kedua, ia menyampaikan sudah ada program drilling ayng sudah ditetapkan T-12 dan disebutkan bahwa di kedalaman 260 m pertama baru ada titik belok tapi pada saat kejadian titik belok itu dimulai lebih cepat di 244 meter.
“Kami lakukan wawancara kenapa dilakukan percepatan, disampaikan tim bahwa untuk yang belajar dari sumur T 11 dilakukan mereka melakukan sesuai denga yang direncakana ternyata itu melenceng,” katanya.
“Kemudian setelah itu dilakukan identifikasi survei posisi sumur ketika dilakukan pengeboran sedalam 366 meter, sumur ini diindikasi mendekati sumur T-11 tapi dari rim ini masih tetap melanjutkan proses pengeboran, jadi terjadi benturan,” tuturnya.
Advertisement
Puluhan Warga Korban Kebocoran Sumur Gas Bumi PT SMGP Dilarikan ke Rumah Sakit
Sebelumnya, puluhan warga di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara (Sumut) terpaksa dievakuasi. Hal ini diduga akibat bocornya sumur gas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP).
Pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sumut, Polres Mandailing Natal, bersama pemerintah daerah (pemda) setempat mengevakuasi warga yang menjadi korban kebocoran sumur gas PT SMGP.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, sebanyak 21 warga yang menjadi korban kecoboran sumur gas tersebut sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan.
"Langkah awal kita mengevakuasi dan menolong korban. Sejauh ini 21 orang sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis," katanya, Minggu (24/4/2022).
Diungkapkan Hadi, PT SMGP dibantu personel TNI, Polri, dan Pemkab sudah berhasil menutup kebocoran sumu ryang mengeluarkan gas diduga berancun. Polda Sumut Juga sudah menurunkan Tim Puslabfor dan Reserse Krimum untuk menyelidiki TKP.
"Warga yang berada di sekitar lokasi berhasil dievakuasi menjauh dari PT SMGP," ungkapnya.